Oleh: Ace Somantri*
BANDUNGMU.COM — Perjalanan panjang yang dilalui oleh seorang kader multitalenta Dahnil Anzar Simanjuntak (DAS) menunjukkan ketangguhannya yang tidak terbantahkan. Mulai dari aktivis mahasiswa hingga berlanjut menjadi aktivis pemuda, ia menunjukkan kemampuan kepemimpinan yang kreatif, inovatif, dan cepat beradaptasi.
Hal ini semakin terlihat saat ia menjabat sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah (PM). Salah satu inisiatifnya adalah program makan gratis bagi siapa pun di sekitar kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Jalan Menteng Raya – Jakarta Pusat.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, program ini dimulai dengan modal patungan dari para pengurus PP PM dan berhasil menarik perhatian para donatur. Bahkan, seorang birokrat terkenal yang bukan beragama Islam tertarik untuk memberikan donasi karena melihat nilai kemanusiaan dari program tersebut. Bantuan yang diberikan berupa dana dalam jumlah yang cukup besar.
Dengan donasi tersebut, di bawah kepemimpinan Bang DAS, pengurus PP PM di Jakarta segera membeli satu unit mobil truk untuk program makan gratis ini tanpa banyak diskusi. Program tersebut menjadi salah satu inisiatif yang unik saat itu dan kemudian diadaptasi dalam skala yang lebih kecil di berbagai tempat, terutama pada kegiatan Jumat berkah.
Berbagai kreativitas dan inovasi program ini membuat sosok DAS menarik perhatian publik, terutama tokoh-tokoh yang tertarik dengan gaya komunikasinya yang khas. Berbagai isu strategis mampu ia jadikan kajian khusus, kemudian diimplementasikan dalam gerakan moral yang mengedepankan amar makruf nahi munkar. Bahkan, aktivis Pemuda Muhammadiyah di Kutai Kartanegara melihat Pemuda Muhammadiyah mulai bangkit menemukan jati dirinya sebagai organisasi pemuda yang berani menghadapi isu korupsi, kemanusiaan, dan keadilan.
Saat banyak pihak memilih diam dan tidak menanggapi isu-isu terkait Densus 88, justru DAS tampil ke depan untuk membela warga Muhammadiyah yang diduga salah tangkap oleh Densus 88. Dengan keyakinan dan keteguhannya, ia meyakini bahwa tindakan tersebut merupakan kesalahan manusiawi yang sebenarnya. Berkat dukungan dari berbagai kalangan, advokasi yang dilakukannya berhasil membebaskan warga Muhammadiyah dari tuduhan yang dikenakan.
Kepiawaian DAS dalam berkomunikasi dan berdialog dengan berbagai pihak semakin menambah prestasinya yang unik, menarik perhatian banyak kalangan, termasuk tokoh-tokoh nasional. Kemampuannya dalam berkomunikasi lintas generasi, organisasi, serta institusi formal dan nonformal sudah terbukti dalam berbagai situasi. Tidak mengherankan jika tokoh seperti Prabowo Subianto tertarik mengajaknya bergabung untuk mewakili ide-ide dan informasi penting yang perlu disampaikan ke publik.
Meskipun ada pro dan kontra di kalangan internal dan eksternal terkait sikap yang diambilnya, perlu diakui bahwa kader muda Muhammadiyah ini memiliki keterampilan yang luar biasa. Bukan hanya menjabat sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, ia juga memiliki kompetensi kepemimpinan dan kemampuan komunikasi yang unggul secara pribadi.
Meskipun berdarah Sumatera Utara, tetapi gaya komunikasinya tetap santai dan interaktif sehingga membuat siapa pun yang diajak bicara merasa nyaman dan tidak mudah terprovokasi.
Setelah tidak lagi menjabat sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, DAS memilih untuk terus mendampingi sang jenderal sebagai juru bicara pribadi. Profesi barunya ini tidaklah mudah karena selain harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik, ia juga dituntut mampu memahami, menyaring, dan menguasai berbagai ide – pemikiran Prabowo Subianto.
Seorang juru bicara harus benar-benar bisa mewakili sosok yang diwakilinya, sebab kesalahan sedikit saja dapat menjadi bumerang bagi tokoh tersebut. Oleh karena itu, sangat penting bagi seorang juru bicara untuk memiliki kecocokan psikologis dengan sosok yang diwakilinya sehingga terbentuk chemistry yang kuat.
Sosok seperti Prabowo Subianto, seorang tokoh militer yang berpengaruh, tentu tidak sembarangan memilih juru bicara. Memilih DAS yang berbeda latar belakang etnis menunjukkan adanya pertimbangan yang matang. DAS dipandang sebagai sosok yang mampu menjaga komitmen dan loyalitas tanpa batas.
Sejak menjadi juru bicara Prabowo Subianto, kemampuan komunikasi DAS benar-benar mencerminkan pandangan dan gagasan sang tokoh. Sementara itu, Prabowo dikenal dengan gaya komunikasinya yang heroik, juru bicaranya tampil santai, sopan, dan interaktif, seolah-olah menjadi penyeimbang bagi gaya Prabowo. Kepiawaian DAS dalam komunikasi publik patut diapresiasi dan Prabowo tidak salah pilih untuk mempercayakan posisi ini padanya.
Beberapa orang sempat mengungkapkan bahwa sejak Prabowo menjabat sebagai Menteri Pertahanan RI, DAS terlihat lebih jarang muncul di publik sebagai juru bicaranya. Hal ini bisa dimaklumi karena urusan di Kementerian Pertahanan sangat sensitif sehingga penyampaian informasi harus sangat berhati-hati. Atau mungkin ada alasan lain yang tidak perlu diketahui publik. Namun, yang jelas, DAS tetap mampu membaca situasi dengan baik sehingga setiap pernyataannya tidak menimbulkan kontroversi.
Selama masa kampanye, kemampuan DAS sebagai juru bicara dan kader partai benar-benar teruji. Selain itu, ia juga berperan sebagai inisiator dan deklarator relawan pemenangan Prabowo-Gibran melalui organisasi Matahari Pagi.
Pada 15 dan 16 Oktober 2024, ia secara resmi diundang ke kediaman Kertanegara. Ketika ditanya oleh media, DAS dengan tegas menyatakan bahwa dirinya tetap diminta menjadi juru bicara, tetapi juga diberikan tugas tambahan untuk mengurus umat. Sukses selalu untuk Bung DAS. Semoga terus menjadi juru bicara yang mampu menjaga amanah dan mendampingi tokoh bangsa yang melegenda. Wallahu’alam.
*Dosen UM Bandung dan Wakil Ketua PWM Jabar