bandungmu • Aug 10 2023 • 30 Dilihat
BANDUNGMU.COM, Surabaya — Tantangan yang berkembang dalam ilmu pengetahuan, khususnya dalam fisika dan biologi, sering kali menuntut umat Islam untuk menjembatani kesenjangan antara akal dan keyakinan.
Dalam konteks tersebut, menurut Agus Purwanto atau Gus Pur, Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, wacana islamisasi ilmu pengetahuan muncul sebagai upaya untuk mengintegrasikan pengetahuan ilmiah dengan nilai-nilai dan ajaran agama Islam.
Fokus utama islamisasi ilmu pengetahuan tersebut terletak pada dua bidang penting, yakni fisika dan biologi yang menjadi persinggungan dialog antara agama dan sains.
Menurut Gus Pur, dua persoalan mendasar muncul dari bidang-bidang tersebut. Pertama, tentang asal mula penciptaan alam semesta, yang menjadi domain fisika. Kedua, mengenai identitas manusia pertama, yang melibatkan ranah biologi.
Kedua persoalan ini menggugah pertanyaan mendalam, mengajak kita merenung tentang bagaimana ilmu pengetahuan dan agama dapat saling melengkapi atau bahkan berselisih dalam memberikan jawaban.
“Islamisasi ilmu pengetahuan biasanya fokus pada wacana fisika dan biologi. Kenapa? Karena dua cabang ilmu sains inilah yang memiliki persinggungan yang cukup kuat dengan agama,” ucap Gus Pur dalam Kuliah Subuh di Masjid ITS pada Selasa (08/08/2023).
Tantangan ini juga mencetuskan respons para pemuka agama, termasuk dalam konteks Islam, untuk melakukan revivalisasi dan tafsir ulang terhadap ajaran-ajaran agama dalam kaitannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Di tengah perjalanan ini, lahir karya-karya monumental seperti “Ayat-Ayat Semesta” karya Gus Pur sendiri dan “Islam’s Quantum Question: Reconciling Muslim Tradition and Modern” yang ditulis oleh Nidhal Guessoum.
Dua contoh karya ini menjadi wujud nyata dari upaya menemukan kesepakatan antara tradisi muslim dan pengetahuan modern.
QS Al-Hadid, surah dalam Al-Quran yang berarti “besi,” menawarkan suatu pandangan menarik dari Gus Pur dalam konteks ini. Kesesuaian antara tabel periodik unsur kimia dengan jumlah lafaz Allah dalam surat ini menarik perhatian.
Faktor kebetulan ataukah sebuah tanda keajaiban? Pertanyaan ini mengajak umat Islam untuk mempertimbangkan hubungan yang mendalam antara ilmu pengetahuan dan kepercayaan agama.
Dalam QS Al-Hadid, unsur besi direpresentasikan oleh Fe dengan nomor atom 26 dalam tabel periodik. Menariknya, jumlah lafaz Allah dalam surat ini juga sama, yakni 26.
Kesejajaran ini, bagaimanapun ditafsirkan, memberikan isyarat tentang potensi interkoneksi antara dunia fisik dan spiritual, antara sains dan agama.
Ini mengingatkan kita bahwa meskipun terdapat perbedaan pendekatan dan bahasa di antara keduanya, islamisasi ilmu pengetahuan dapat merangkai kembali benang-benang yang terputus antara akal dan kepercayaan.
Dengan demikian, integrasi dialog antara agama dan sains dalam Islam tidak hanya menghadirkan tantangan. Namun, juga membawa peluang untuk mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang penciptaan alam semesta dan eksistensi manusia.
Upaya untuk menafsirkan ajaran agama melalui lensa ilmu pengetahuan modern adalah langkah penting dalam merangkul kompleksitas dunia ini. Sambil tetap menjaga ruang bagi spiritualitas dan keyakinan yang mendasari kehidupan manusia.***
sumber berita ini dari bandungmu.com
Hujan deras dengan intensitas tinggi melanda delapan kabupaten/kota di Provinsi Lampung, termasuk La...
Oleh: Sukron Abdilah* BANDUNGMU.COM — Kita selalu beranggapan bahwa untuk berbuat baik harus mem...
BANDUNGMU.COM, Bandung – Diskusi mengenai tobat pelaku zina yang belum menjalani hukuman sering me...
BANDUNGMU.COM, Jakarta – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dadang Kahmad secara resmi membuka...
CIREBONMU.COM — SDIT Muhammadiyah Harjamukti Kota Cirebon adakan kegiatan camping yang penuh d...
BANDUNGMU.COM, Jakarta — Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ustaz A...
No comments yet.