Infomu • Feb 18 2023 • 30 Dilihat
Memperkokoh Jati Diri Muhammadiyah
Oleh Ibrahim Gultom
Meski belum dibuka secara resmi musyawarah wilayah (musywil) Muhammadiyah-13 yang rencananya akan dilaksanakan 17, 18 dan 19 Pebruari 2023 dan dihadiri oleh Gubernur Sumut, namun pleno pertama musywil sudah dimulai secara daring pada hari Ahad 12 Pebruari 2023 dengan materi tunggal yakni laporan pertanggungjawaban Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatera Utara periode 2015-2020 plus 2 tahun.
Sebagaimana biasa pasca muktamar – seperti baru-baru ini dilaksanakan di Solo- seluruh warga Muhammadiyah se-Indonesia akan mengadakan musyawarah mulai dari tingkat Wilayah (PWM), daerah (PDM), Cabang (PCM) dan Ranting (PRM) merujuk kepada batas waktu pelaksanaan yang sudah ditentukan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Jika tema yang diusung dalam muktamar-48 berbunyi:” Memajukan Indonesia Mencerahkan Semesta” maka tema musywil -13 Sumut kali ini adalah:” Memajukan Sumatera Utara, Mencerahkan
Indonesia”.
Bersamaan dengan itu, Pimpinan Aisyiyah Wilayah (PWA) juga akan melaksanakan musywil pada tanggal yang sama dan di kota yang sama yakni di kota salak Padang Sidempuan. Pihak panitia musywil pun sudah mempersiapkan segala sesuatu bagi warga penggembira yang datang ke perhelatan akbar Muhammadiyah tingkat provinsi itu. Maklumlah…musyawarah lima tahun sekali ini adalah momen penting bagi warga
muhammadiyah. Di samping membicarakan gerak-langkah organisasi, acap kali warga persyarikatan memanfaatkannya sebagai ajang silaturrahmi. Jika muktamar dianggap sebagai “hari raya” Muhammadiyah secara nasional, maka musyawarah ini dapat dikatakan sebagai pesta besar kalau tidak dikatakan “hari raya” pada tingkat di bawahnya.
Lazimnya – di setiap kali ada musyawarah di semua tingkatan – tentu topik yang wajib dimusyawarahkan adalah membahas pertanggungjawaban pimpinan sekaligus evaluasi atas program yang belum dan yang sudah dijalankan. Kedua, membicarakan rencana program strategis yang bersifat lokal sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan wilayahnya masing-masing.
Ketiga, memilih personil pimpinan PWM untuk masa bakti berikutnya. Khusus yang terakhir ini panitia pemilihan (panlih) jauh sebelumnya sudah melaksanakan seleksi administratif bagi para calon sebelum disyahkan dalam pleno Musyawarah Pimpinan Wilayah (Musypimwil) yang dihadiri anggota musypimwil dari seluruh PDM.
Calon tetap 39 orang yang dipilih dari hasil musypimwil akan dipilih lagi 13 orang yang menjadi pimpinan tetap PWM melalui musywil yang dihadiri juga perwakilan dari PCM. Direncanakan musypimwil ini dilaksanakan pada hari Jumat (malam Sabtu), 17 Pebruari 2023, sedang pemilihan anggota pimpinan 13 akan dilaksanakan pada malam Ahad besoknya.
Menyimak aspirasi yang muncul dalam pleno pertama, banyak “masukan” dan ide-ide brilian dari PDM-PDM. Tidak sedikit pula kritikan yang dapat dijadikan sebagai “tamparan manis” untuk perbaikan kepemimpinan PWM ke depan. Di samping itu muncul perbincangan tentang penguatan idiologi muhammadiyah, pendidikan, ekonomi yang kesemuanya mermuara pada makna mempertegas dakwah dan jati diri warga Muhammadiyah.
Meski tidak secara eksplisit menyebut istilah jati diri, tetapi dapat dipahami bahwa wacana itu mengharapkan agar warga muhammadiyah tetap memiliki 10 sifat kepribadian Muhammadiyah. Di samping mampu menjalankan dakwah “amar ma’ruf-nahi munkar” baik secara internal maupun eksternal tetapi juga harus mampu mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan secara adil dan bijaksana. Yang penting lagi adalah ikhlas, jujur dan takut dosa.
Sangat dipahami mengapa idiologi Muhammadiyah perlu disegarkan dan dikobarkan di sanubari warga Muhammadiyah. Itu tak lebih karena banyaknya tantangan Muhammadiyah pada masa mendatang baik dari dalam maupun dari luar Muhammadiyah itu sendiri. Banyak oknum yang terkontaminasi idiologinya yang semula Muhammadiyah namun tiba-tiba sudah berpaham lain. Tidak sedikit pula yang berpaham liberal masuk dan bercokol di tubuh Muhammadiyah sehingga tidak jarang mengundang konflik internal.
Ada yang motivasinya tidak lebih hanya mengambil keuntungan di Muhammadiyah. Tidak jarang pula duduk di posisi teras di Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) sementara ranting dan pengajiannya tidak jelas di mana rimbanya. Model seperti inilah disebut warga Muhammadiyah yang dapat di tengah jalan. Tanpa melalui pengkaderan, namun tiba-tiba hadir jadi pimpinan di persyarikatan. Khusus tentang ini, hanya kader yang memiliki idiologi Muhammadiyah militan yang mampu mencintai, memelihara dan menjaga martabat
Muhammadiyah dan AUM itu sendiri.
Sangat disadari bahwa kita haus akan kehadiran da’i berkelas, ulama yang intelek dan intelek yang ulama yang kesufi-sufian sebagai panutan sekaligus pemberi pencerahan tentang keummatan dan kebangsaan khususnya di kalangan Muhammadiyah. Di sinilah perlu perhatian untuk membesarkan pesantren sebagai lumbung ulama guna menjaga idiologi Muhammadiyah.
Tantangan dari eksternal Muhammadiyah tentu akan semakin dahsyat lagi seiring dengan dinamika politik yang sedang berjalan. Sudah pasti suatu saat Muhammadiyah akan diperhadapkan pada pilihan-pihan rumit. Semisal pilihan antara Agama dan Pancasila, antara aqidah dan khurafat, antara hukum Islam yang Qoth’i dan hukum Islam Nusantara, antara kalimat tauhid dan lagu Indonesia Raya dan lain-lain sebagainya. Jika idiologi ini semakin lemah, tidak tertutup kemungkinan Muhammadiyah akan semakin rapuh. Tidak berani lagi menyuarakan yang haq, muncullah penyakit wahn, cinta dunia dan takut mati. Tak ada lagi jihad untuk menyuarakan kebenaran. Runtuhlah jargon ‘amar ma’ruf nahi munkar” yang senantiasa diusung Muhammadiyah dalam misi dakwahnya.
Kita pun kadang salah memaknai jargon atau istilah “Islam Berkemajuan” dan “Muhammadiyah Berkemajuan”. Dalam pemikiran yang berkembang seolah mendahulukan kebangsaan daripada keummatan. Jika itu yang terjadi sama saja artinya mengusung deiksi Islam Nusantara yang dipelopori ormas lain. Tentang kebangsaan ini, Muhammadiyah sesungguhnya tidak perlu lagi diragukan kebangsaannya karena sudah lebih dulu hafal soal
kebangsaan, toleransi, kebhinnekaan dan lainnya sejak berdirinya negeri ini.
Khusus di bidang ekonomi, perlu ada terobosan majlis ekonomi guna meningkatkan ekonomi umat. Kita terlena selama ini yang hanya fokus pada amal usaha bidang masjid, pendidikan dan kesehatan. Terlupa menggerakan bisnis berupa koperasi, leveransir sejenis Alpamart. Jika Muhammadiyah kompak bisa saja Muhammadiyah mendirikan manufaktur, perusahaan sejenis air minum, pabrik dan lainnya. Kita baru sadar betapa ekonomi itu penting ketika minyak makan dan bahan pokok lainnya hilang dari pasaran karena ulah pelaku penjahat
ekonomi.
Melalui musywil ini kiranya dapat melahirkan putusan-putusan strategis guna memperkokoh jati diri Muhammadiyah dan membawa Muhammadiyah semakin dicintai dan disegani melalui dakwah dan kiprahnya. Biasanya dalam setiap perhelatan musyawarah di semua tingkat, tak pernah terjadi konflik apalagi menemukan jalan buntu alias deadlock seperti pernah terjadi pada ormas lain. Itu semua, tiada lain karena para peserta tertuju pada satu niat yakni sama-sama mencari ridho Ilahi.
Tsunami politik jarang terjadi di Muhammadiyah meski kadang ada intervensi dari pihak luar. Memang tercium bau busuk adanya intervensi pihak luar pada muktamar Muhammadiyah di Solo baru-baru ini. Namun tidaklah sampai merusak Muhammadiyah sebagai ormas yang tetap istiqomah. Selamat bermusyawarah, semoga musywil kali ini dapat berjalan dengan lancar dan mendapat diridho dari Allah Swt.
Ibrahim Gultom, Guru Besar UNIMED dan Wakil ketua PWM Sumut
Hujan deras dengan intensitas tinggi melanda delapan kabupaten/kota di Provinsi Lampung, termasuk La...
Oleh: Sukron Abdilah* BANDUNGMU.COM — Kita selalu beranggapan bahwa untuk berbuat baik harus mem...
BANDUNGMU.COM, Bandung – Diskusi mengenai tobat pelaku zina yang belum menjalani hukuman sering me...
BANDUNGMU.COM, Jakarta – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dadang Kahmad secara resmi membuka...
CIREBONMU.COM — SDIT Muhammadiyah Harjamukti Kota Cirebon adakan kegiatan camping yang penuh d...
BANDUNGMU.COM, Jakarta — Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ustaz A...
No comments yet.