Lima Langkah Ampuh Kemenag Ini Permudah Lansia Laksanakan Ibadah Haji

wawasan3 Dilihat
banner 468x60

Kementerian Agama Republik Indonesia terus berupaya keras menyiapkan fasilitas ibadah haji bagi jamaah lanjut usia (lansia). Bahkan sejak tahun 2023, Kemenag telah mengangkat tagline Haji Ramah Lansia.

Kemenag RI benar-benar mensupport pelayanan jamaah haji lansia yang berusia 65 tahun ke atas tanpa mengurangi mutu pelayanan pada jamaah haji lain (yang non lansia).

Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Agama Republik Indonesia menyebut lima langkah untuk mendukung penyelenggaraan ibadah haji 1445 Hijriah/2024 Masehi yang ramah terhadap lansia.

Lima langkah tersebut; pertama, melakukan istitha’ah kesehatan sebagai syarat pelunasan haji, kedua, kesempatan pelunasan bagi pendamping jamaah haji lansia pada pelunasan tahap dua, ketiga, enyiapkan fasilitas ramah lansia sejak di Indonesia sampai ke Arab Saudi, keempat, menyiapkan sajian khusus bagi jamaah haji lansia, dan kelima, menyiapkan petugas khusus bagi jamaah lansia.

Berdasarkan data dari Kementerian Agama, pada tahun 2014, jumlah jamaah haji reguler yang masuk kategori lansia dengan usia 65 tahun ke atas berjumlah kurang lebih 45.000 orang. Jumlah ini lebih sedikit dibanding musim haji 2023 yang berkisar sekitar 61.000 orang hampir persen dari kuota jamaah haji.

Walaupun jumlah jamaah haji lansia menurun, Hilman Latief Direktur Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kementerian Agama Republik Indonesia tetap meminta jajarannya agar kualitas pelayanan haji ramah lansia terus ditingkatkan.

Berikut sembilan ikhtiar Kementerian Agama untuk mendukung lima langkah penyuksesan penyelenggaraan ibadah haji yang ramah lansia:

Pertama, melibatkan tenaga ahli. Kementerian Agama melibatkan ahli geriatri dari Universitas Indonesia untuk merumuskan konsep layanan, prosedur operasional, dan melakukan pemantuan sekaligus pengawasan kesehatan jemaah haji lansia saat operasional.

Pedoman dari ahli greatri ikut dijadikan materi dalam proses manasik.

Kedua, menyusun buku pedoman Manasik Haji Ramah Lansia. Kementerian Agama telah meluncurkan buku Manasik Haji Ramah Lansia, yang berisi panduan manasik untuk kaum resiko tinggi dan telah disosialikan via Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan maupun Kantor Kemenag Kabupaten/Kota.

Ketiga, menyiapkan sarana transportasi (bus shalawat) ramah lansia. Kemenag menyiapkan sarana transportasi, utamanya bus shalawat yang mengantar jamaah haji dari hotel ke Masjidil Haram.

Para Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) telah menyediakan 450 armada untuk layanan Bus Shalawat. Bus ini akan berhenti di tiga terminal, yaitu Ajyad, Mahbas Jin, dan Syib Amir.

Untuk jamaah haji lansia, disiapkan juga bus rute terminal Ajyad (Misfalah) dan Syib Amir (Jarwal, Raudhah, dan Syisah).

Keempat, menyediakan ruang tunggu khusus dan menyusun skema penempatan jamaah lansia di hotel. Kemenag menyediakan ruang tunggu khusus bagi jamaah lansia di hotel Mekkah. PPIH juga menyediakan lift khusus prioritas untuk jamaah haji ramah lansia.

Kelima, mengurangi kegiatan seremonial di embarkasi. Kemenag mengimbau setiap embarkasi untuk tidak terlalu banyak dan lama menggelar seremonial untuk jamaah, agar jamaah tidak kelelahan oleh kegiatan tersebut.

Keenam, menggelar bimbingan teknis bagi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dengan penekanan pada semangat Haji Ramah Lansia. Kemenag menggelar kegiatan ini sebagai bagian dari tahapan persiapan.

Selain penanaman nilai, bimtek juga diisi dengan pelatihan praktis penanganan jamaah lansia dan risti, baik dari aspek kesehatan, perlindungan, dan lain-lain.

Ketujuh, edukasi. Kemenag mengedukasi jamaah lansia agar tidak memaksakan diri dan memberikan pemahaman tentang berbagai alternatif kemudahan dalam ibadah haji.

Pertama, Kemenag melakukan edukasi secara online (daring) dan melalui berbagai konten di media sosial. Kedua, Kemenag telah menyusun buku Manasik Haji bagi Lansia.

Kedelapan, melibatkan jamaah. Kementerian Agama melibatkan jamaah lainnya untuk meningkatkan kepedulian terhadap jamaah lansia.

Kepedulian antar jamaah termasuk kunci, terutama kepedulian yang muda kepada yang tua itu sangatlah penting.

Kesembilan, penyediaan kursi roda. Kemenang menjalin sinergi lintas pihak dalam penyediaan kursi roda. Kursi roda menjadi sarana penting bagi lansia untuk mendukung mobilitas para lansia saat menjalankan rangkaian ibadah haji.

Dimana Kemenag telah menjalin kerjasama dengan Masjid Nabawi dan mendapat bantuan 15 kursi roda dan akan ditambah 50 kursi roda.

Kemenag juga menjalin kerjasama dengan BAZNAS dan Bank Syariah Indonesia untuk bantuan hingga 200 kursi roda.

Berbagai langkah Kementerian Agama Republik Indonesia sebagai pihak yang bertugas sebagai penyelenggara ibadah dalam memfasilitasi jamaah haji lansia patut diapreasi.

Segala upaya dan usaha yang dilakukan untuk menyukseskan penyelenggaraan ibadah haji yang ramah lansia adalah wujud bakti Kemenag untuk para lansia.

Tagline “Haji Ramah Lansia” tidak hanya sebatas kata, melainkan dipratekkan selama proses penyelenggaraan ibadah haji dari Tanah Air menuju Tanah Suci dan kembali lagi ke Tanah Air. Bravo!

*) Artikel Ini Diproduksi Atas Kerjasama Kemenag dan IBTimes.ID

sumber ini berita dari ibtimes.id

Author