Infomu • Jan 16 2023 • 38 Dilihat
Jelajah Bumi Para Rasul dan Nabi (3)
Masjid Muhammad Ali Pasha dan Kebangkita Mesir Modern
Catatan : Syaiful Hadi JL, Jurnalis InfoMu.co
Waktu dzuhur telah lalu. Kami melaksanakan dhuzur dan ashar dengan jamak ta’hir. Kali ini kami salat di Masjid Muhammad Ali Pasha, masih di dalam benteng Salahuddin Al Ayubi. Masjid tua dengan arsitektur mirip Masjid Agya Sofia di Istambul Turkey. Ustad Irwan Syahputra mengimami jamaah Almerah Plaza & Travel untuk melaksanakan salat.,
Lokasi masjid Muhammad Ali Pasha berada tepat di atas Benteng Shalahuddin (Citadel/Qal’ah) membuat bangunan masjid ini terlihat begitu megah. Majid ini tampah megah bila dilihat dari arah Cairo International Airport menuju Distrik Mesir Lama.
Ketika sudah berada di dalamnya, para pengunjung dapat melihat hampir setiap penjuru Kota Kairo, berikut sungai Nil dan piramida dari halaman masjid.
Masjid ini juga dikenal dengan sebutan Masjid Alabaster karena dinding masjid ini dilapisi alabaster, salah satu batu jenis marmer. Sementara itu, nama Muhammad Ali Pasha sendiri mengacu kepada nama pemimpin Mesir modern, Raja Muhammad Ali Pasha, yang memerintahkan pembangunan masjid ini di pengujung abad ke-19.
Rekonstruksi Masjid Muhammad Ali Pasha dimulai pada tahun 1830 atau sekitar tujuh abad setelah berdirinya Citadel dan selesai tahun 1848.
Dengan mengadopsi gaya Ottoman, bangunan masjid memiliki dua buah menara yang ramping dan runcing yang mengapit sejumlah kubah kecil dan kubah utama. Tinggi kedua menara ini mencapai 82 meter. Sementara itu, bagian kubahnya dibuat megah dan tinggi.
Area masjid itu terdiri atas dua bagian. Pada bagian luar, terdapat tempat berwudhu yang letaknya tepat di tengah-tengah halaman masjid dan sebuah menara jam yang merupakan hadiah dari Raja Prancis, Louis Philippe I, pada tahun 1846.
Konon, sebagai hadiah balasan, Raja Muhammad Ali Pasha memberikan obelisk (tugu runcing) Ramses II dari Kuil Luxor (Luxor Temple) yang terdapat di pintu masuk. Saat ini, obelisk Ramses II tersebut masih bisa dilihat di Place de la Concorde, Paris.
Bagian lain masjid yang merupakan bagian utama adalah ruang shalat (bait al-shalah). Bait al-shalah ini tepat berada di bawah kubah-kubah yang terdiri atas satu kubah utama yang berada di tengah dan empat kubah berukuran menengah (sedang) serta empat kubah kecil yang mengapit kubah utama.
Bagian langit-langit puncak kubah (dari dalam) dihiasi ukiran geometris dengan empat pojok yang terukir kaligrafi empat nama Khulafaur Rasyidin.
Pada bagian dinding bait al-shalah, terdapat celah-celah yang dilengkapi dengan kaca berwarna-warni dan penyangga-penyangga pualam yang tidak membuat ruangan masjid tersebut terasa sempit. Di samping penyangga-penyangga yang menopang panggung utama, terdapat tiang-tiang pualam ramping yang menyangga atap dan kubah-kubah kecil.
Keluar dari Masjid, kami menghampiri tembok disisi masjid dengan sungai Niel yang seakan memeluk kota itu. Cahaya matahari tajam di barat. Angin dingin tetap menusuk di kulit. Sayang masjid ini seperti tidak terawat. Banyak bagian dinding dan besi jendela dan pintu masjid yang terkelupas dan berkarat. Demikian juga didalam masjid. Karpetnya tidak terkesan indah. Termasuk kebersihannya. ” Kasihan, pemerintah Mesir kita peduli dengan perawatan masjid ini,” sebut Sarmidi, seorang jamaah Almerah kepada InfoMu.co.
Muhammad Ali Pasha & Kebangkitan Modern Mesir
Muhammad Ali Pasha adalah seorang tokoh pembaruan di Mesir yang masih keturunan dari Turkey . Ia lahir di Kwalla, Yunanti pada tahun 1765 dan meninggal tahun 1849 di Mesir. Ayahnya adalah seorang pedagang dan dapat dikatakan bahwa Muhammad Ali lahir dalam keadaan keluarga tidak mampu sehingga ia tidak pernah mengenyam pendidikan yang menjadikannya sebagai orang yang ummi (tidak dapat baca tulis). Tetapi tidak ada yang menyangka dengan latarbelakang yang seperti ini, ia mampu menjadi panglima dan tokoh pembaruan sekaligus pendiri negara Mesir modern.
Muhammad Ali Pasha adalah seorang pembaharu Islam pada abad 19 hingga abad 20 M. Ia adalah orang yang pertama kali meletakkan landasan kebangkitan modern di Mesir, setelah munculnya kesadaran umat Islam di Mesir akan kelemahan mereka dalam mengahadapi ekspedisi Perancis oleh Napoleon Bonaparte (1769-1821 M).
Selain itu, kontak kebudayaan Barat terhadap umat Islam ketika itu sangat tinggi, ditambah lagi dengan hancurnya kekuatan Mesir oleh Napoleon Bonaparte. Alasan ini kemudian dijadikan tolak ukur bagi para pemuka Islam Mesir untuk melakukan pembaharuan terhadap kondisi umat Islam ketika itu.
Muhammad Ali Pasha mulai melakukan upaya-upaya pembaharuan terhadap Mesir pada tahun 1765-1848 M. Ketika Muhammad Ali Pasha masuk dalam dinas militer, ia juga menunjukkan kecakapan dan kesanggupannya sehingga pangkatnya cepat naik menjadi perwira. Ketika pergi ke Mesir ia telah berhasil menduduki jabatan wakil perwira dan memimpin pasukan yang dikirim dari daerahnya.
Ia adalah seorang perwira yang berhasil merebut kekuasaan di Mesir setelah tentara Perancis kembali ke Eropa tahun 1801 M. Muhammad Ali Pasha kemudian menjadi penguasa penuh Mesir. Ia menjadi wakil resmi sultan (Kerajaan Utsmani) di Mesir. Untuk memajukan Mesir, Muhammad Ali Pasha melakukan pembenahan ekonomi dan militer. Atas saran para penasihatnya, ia juga melakukan program pengiriman tentara untuk belajar di Eropa. Pemerintahan Muhammad Ali Pasha (1804-1849 M) membedakan pembaharuan yang ada antara struktur politik dan keagamaan di Mesir. (bersambung)
Hujan deras dengan intensitas tinggi melanda delapan kabupaten/kota di Provinsi Lampung, termasuk La...
Oleh: Sukron Abdilah* BANDUNGMU.COM — Kita selalu beranggapan bahwa untuk berbuat baik harus mem...
BANDUNGMU.COM, Bandung – Diskusi mengenai tobat pelaku zina yang belum menjalani hukuman sering me...
BANDUNGMU.COM, Jakarta – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dadang Kahmad secara resmi membuka...
CIREBONMU.COM — SDIT Muhammadiyah Harjamukti Kota Cirebon adakan kegiatan camping yang penuh d...
BANDUNGMU.COM, Jakarta — Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ustaz A...
No comments yet.