Breaking News
Categories
  • #muktamar muhammadiyah aisyiyah 48
  • Acara
  • Berita Organisasi
  • Berita Sekolah
  • Cerpen
  • Featured
  • Gerak
  • Kabar
  • Kegiatan Mahasiswa
  • Kegiatan Sekolah
  • Keislaman
  • Muhammadiyah News Network
  • Muhammadiyah or id
  • Palestina
  • Pendidikan dan Pelatihan
  • Politik
  • PWMU CO
  • Resensi buku
  • Srawung Sastra
  • Tarjih
  • TVMU
  • Uncategorized
  • Video
  • wawasan
  • Membedah Arti Muhammadiyah dan Kaitannya Dengan Nabi Muhammad SAW

    Jul 13 202327 Dilihat

    BANDUNGMU.COM, Bandung — Saya mempunyai permasalahan mengenai nama organisasi “Muhammadiyah”. Muhammadiyah berasal dari kata Muhammad dan diberi akhiran ya’ nisbat yang artinya adalah orang-orang yang mengikuti Muhammad.

    Permasalahannya adalah pemanggilan nama Nabi Muhammad, yang menurut perkataan salah seorang kiai, ketika menyebut nama Nabi Muhammad SAW tidak boleh menyebut namanya saja dan harus diberi embel-embel Rasul atau Nabi.

    Hal tersebut didasarkan atas firman Allah di dalam Al-Quran surah An-Nur ayat 63 yang artinya, “Jangan kamu jadikan panggilan Rasul di antara kamu seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian (yang lain) …” Bagaimana tanggapan bapak mengenai hal ini?

    Pertanyaan dari Nur Rohman (Gemuh Kendal)

    Jawaban

    Kata “Muhammad” yang berarti “terpuji” karena baik artinya maka dijadikan nama bagi anak cucunya oleh orang yang ingin anak cucunya menjadi orang terpuji di kemudian hari.

    Kata “Muhammad” telah menjadi nama pula bagi diri (person) junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Sudah banyak kaum muslimin yang menamakan anaknya dengan “Muhammad”. Yakni dengan harapan agar anaknya menjadi orang terpuji dan berakhlak mulia seperti akhlak Nabi Muhammad SAW.

    Khusus bagi Nabi Muhammad, kata itu dilengkapi dengan kalimat “shallallaahu ’alaihi wa sallam” (SAW).

    Artinya semoga Allah selalu melimpahkan rahmat dan kesejahteraan atasnya, sedangkan bagi orang lain yang bukan person Nabi Muhammad tidak dilengkapi dengan kalimat tersebut.

    Nama Muhammadiyah bukan nama person Nabi Muhammad, tetapi nama suatu persyarikatan, yaitu “Persyarikatan Muhammadiyah”.

    Dari nama itu tersirat suatu makna bahwa yang menjadi anggota persyarikatan itu adalah para pengikut Nabi Muhammad SAW.

    Karena Persyarikatan Muhammadiyah bukan nama person Nabi Muhammad, tidak perlu dilengkapi dengan kalimat “shallallaahu ’alaihi wa sallam” (SAW).

    Kata Persyarikatan Muhammadiyah ini pada satu segi ada persamaannya dengan kata “Ali Muhammad” (keluarga Muhammad).

    Karena bukan nama person Nabi Muhammad, tidak perlu dilengkapi dengan “shallallaahu ’alaihi wa sallam” (SAW), seperti: Ali Muhammad shallallaahu ’alaihi wa sallam (SAW).

    Demikian pula kata “hizbullah” dan kata “sabilillah”, tidak perlu dilengkapi dengan “subhaanahuu wa ta’aalaa” (SWT), artinya Maha Suci dan Maha Agung Dia.

    Kata “hizbullah” (tentara atau lasykar Allah) dan kata “sabilillah” (berjuang di jalan Allah) sangat populer di Indonesia pada masa-masa perjuangan kemerdekaan Indonesia melawan penjajah Belanda. Mereka adalah laskar yang terkenal gagah berani pada waktu itu.

    Banyak nama lain yang sama ungkapannya dengan kata-kata di atas, seperti kata Abdullah, Abdurrahman, Nur Rohman, dan sebagainya.

    Seandainya kita mengikuti jalan pikiran saudara tentulah nama saudara ditulis Nur Rohman SWT karena ada nama Allah dalam nama saudara (atau nama saudara diganti dengan nama yang lain).

    Mengenai ayat 63 surah An-Nur (24) kami tuliskan, Allah SWT berfirman:

    “Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul di antara kamu seperti panggilan sebahagian kamu kepada sebahagian (yang lain), ….” (QS An-Nur [24]: 63)

    Para mufasir dalam menafsirkan ayat ini, seperti Al-Qasimi pada kitab tafsirnya, “Mahasinut Ta’wil”, Al-Maraghi pada “Tafsir Al-Maraghi”, dan para mufasir yang lain menafsirkan ayat di atas sebagai berikut:

    Ayat ini merupakan peringatan bagi kaum muslimin agar memanggil Nabi Muhammad sesuai dengan panggilan yang diberikan Allah kepadanya, yaitu “Rasulullah” atau “Nabiyullah”, tidak seperti yang biasa berlaku di kalangan orang-orang Arab pada waktu itu.

    Mereka memanggil temannya dengan nama seenaknya saja. Hal ini mereka lakukan pula kepada Nabi Muhammad. Mereka memanggil Nabi Muhammad dengan “hai Muhammad”, “hai Abul Qasim”, “hai Ibni Abdillah”, dan sebagainya.

    Dari keterangan di atas dapat diambil simpulan bahwa tidaklah hormat jika kita memanggil Nabi Muhammad dengan Muhammad saja.

    Kita harus memanggilnya dengan nama “Rasulullah”, “Nabiyullah”, jika kita ucapkan dalam bahasa Indonesia berbunyi: Rasul Allah, Nabi Muhammad, atau Nabi SAW.

    Dengan kata SAW dapat dibedakan antara Nabi Muhammad dengan nabi-nabi yang lain. Adapun untuk nabi-nabi yang lain dilengkapi namanya dengan “’alaihish-shalaatu was-salaam” (AS), artinya semoga kepadanya dilimpahkan rahmat dan kesejahteraan.

    Itulah panggilan yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad SAW yang diajarkan kepada kita semuanya dan kita akan mematuhinya. Wallahu a’lam.***

    ___

    Sumber: fatwatarjih.or.id

    Editor: FA



    sumber berita ini dari bandungmu.com

    Author

    Share to

    Related News

    Banjir Lampung

    Banjir Bandang Melanda Lampung Tiga War...

    by Jan 22 2025

    Hujan deras dengan intensitas tinggi melanda delapan kabupaten/kota di Provinsi Lampung, termasuk La...

    Hak Pejalan Kaki – bandungmu.com

    by Nov 23 2024

    Oleh: Sukron Abdilah*  BANDUNGMU.COM — Kita selalu beranggapan bahwa untuk berbuat baik harus mem...

    Pelajaran dari Kehati-hatian Rasulullah ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Bandung – Diskusi mengenai tobat pelaku zina yang belum menjalani hukuman sering me...

    Islam Berkemajuan Harus Jadi Arus Utama ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Jakarta – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dadang Kahmad secara resmi membuka...

    SDIT Muhammadiyah Harjamukti Latih Keman...

    by Nov 23 2024

    CIREBONMU.COM  —  SDIT Muhammadiyah Harjamukti Kota Cirebon adakan kegiatan camping yang penuh d...

    UAH Ajak Umat Islam Perkuat Akidah Demi ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Jakarta — Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ustaz A...

    No comments yet.

    Sorry, the comment form is disabled for this page/article.
    back to top