Oleh: Ace Somantri, Wakil Ketua PWM Jabar dan Dosen UM Bandung
BANDUNGMU.COM – Suara HP berdering tanda ada pesan WhatsApp masuk. Saat dilihat ada pesan spesial dari salah satu pimpinan Majelis Kader dan Sumber Daya Insani Pak Yai Irfan Islami.
Isi pesan itu berisi permohonan bantuan untuk membantu pelaksanaan Baitul Arqam (BA) dosen dan tenaga kependidikan (tendik) Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC).
Sempat ragu dalam hati karena ada hal lain. Namun, walaupun merasa diri belum kompeten dan mahir dalam pengelolaan kegiatan pengkaderan tersebut, bagi saya hal itu justru menjadi tantangan sekaligus panggilan dakwah amar maruf nahi munkar Muhammadiyah.
Apalagi yang meminta pimpinan majelis yang sudah alang melintang dunia pengkaderan. Saya merasa terhormat walaupun baru ditawari minta bantuan untuk menjadi instruktur BA hanya karena pertimbangan pernah mengikuti ToT Instruktur PTM angkatan ke-5 di Yogyakarta yang diselenggarakan MPK Muhammadiyah yang saat ini nomenklaturmya menjadi MPKSDI.
Sesaat waktu setelah dipertimbangkan, permohonan bantuan menjadi instruktur BA dijawab dengan kata insyaallah bersedia. Alhamdulillah ala kulli hal, tepat Kamis pagi tanggal 29 Agustus 2023 saya pergi menuju Cirebon memenuhi undangan sebagai instruktur.
Pelaksanaan kegiatan BA tersebut berlangsung dari 29-31 Agustus 2023. Adapun tema kegiatan tersebut yaitu ”Menanamkan Ideologi, Menumbuhkan Kepedulian.”
Perjalanan menuju Cirebon melalui jalan tol sehingga lebih cepat sampai dari perkiraan waktu yang direncanakan. Sementara itu, acara baru akan dibuka siang hari pada pukul 13.00 WIB.
Tidak disia-siakan waktu yang relatif masih leluasa untuk bertemu anggota Majelis Lingkungan Hidup PW Muhammadiyah Jawa Barat yang berdomisili di Cirebon.
Alhamdulillah beberapa orang hadir kecuali hanya satu. Pertemuan pun dilakukan santai tetapi serius karena isi pembahasannya seputar isu-isu lingkungan hidup serta solusinya yang menjadi permasalahan orang banyak.
Waktu sangat bernilai, bahkan nilainya melebihi nilai emas berlian saat digunakan untuk hal-hal yang baik dan bermanfaat. Sedetik demi sedetik waktu terlewati. Ia tidak akan pernah kembali. Jika terlewati begitu saja, sama halnya membuang emas berlian.
Kegiatan inti
Bermuhammadiyah bagian dari salah satu mengisi waktu untuk mendatangkan nilai manfaat untuk diri sendiri dan orang lain. Dari sekian banyak kegiatan di Muhammadiyah, BA salah satu program kegiatan inti dalam pengkaderan.
Tujuannya sangat penting bagi para penggerak, pembaru, pencerah, dan pemberdaya organisasi di berbagai level pimpinan persyarikatan, pimpinan ortom, pimpinan majelis dan lembaga, pimpinan amal usaha, staf karywan atau pegawai persyarikatan dan seluruh warga Muhammadiyah.
Kegiatan perkaderan seperti BA tentu saja untuk meningkatkan pemahaman keislaman yang lebih implementatif dan solutif. Kemudian juga untuk mewujudkan kesamaan dalam bersikap, menumbuhkan nilai integritas, menambah keluwesan wawasan, dan meningkatkan daya berpikir dan berkarya demi mewujudkan visi dan misi Muhammadiyah.
Komitmen pimpinan UMC layak diancungi jempol karena acara mulai dari pembukaan, selama proses kegiatan berlangsung, hingga penutupan dimonitor terus dengan baik.
Selama kegiatan tampaknya peserta antusias. Mereka terlihat bahagia dan setiap sesi sangat dinikmati. Dari tiap sesi ada yang paling seru yakni saat outbond pagi hari bernuansa olaharaga.
Berbagai game dipertunjukan oleh instruktur andal sehingga peserta sangat menikmati dengan bahagia sambil tertawa saat permainannya terlihat lucu dan menggemaskan.
Warna-warni game saat sesi materi pun diselingi untuk menjaga suasana agar tidak jemu. Termasuk model penyampaian materi demi materi setiap sesi pun cukup interaktif dialogis.
Para peserta, selain menyimak berbagai materi, sesekali diberikan tugas untuk menyampaikan materi tausiah saat setelah salat maupun persentasi materi kelompok saat simulasi.
Seru memang bagi yang menikmati. Menjemukan bagi yang terpaksa mengikuti. Namun, pada umumnya peserta terlihat sangat menikmati, bahkan sangat mensyukuri dapat mengikuti kegiatan tersebut.
Awalnya mungkin tidak berminat. Namun, karena harus mengikuti kebijakan dari pimpinan lembaga, mereka berusaha untuk dipenuhi.
Setelah terlewati sesi-sesi perlahan menikmatinya dengan khusyuk dan sungguh-sungguh. Bukan hanya menambah wawasan mengenai hal ihwal keislaman dan kemuhammadiyahan, melainkan meningkatkan daya berjihad di jalan Allah SWT.
Baitul Arqam adalah momen menambah daya atau energi fisik dan psikis untuk digunakan berjihad di Muhammadiyah. Sudah pasti banyak energi yang digunakan sehingga daya dan energi juga berkurang.
Oleh karena itu, momentum Baitul Arqam dapat dijadikan proses menambah daya kembali yang dilakukan secara berkala sesuai dengan kebutuhan.
Siapa pun yang terlibat di lingkungan Muhammadiyah sudah mengikrarkan diri menjadi kader. Oleh karena itu, konsekuensinya harus menjalankan fungsinya untuk terus-menerus menegakkan ajaran Islam hingga tetes darah penghabisan.
Keunikan dan keseruan selama Baitul Arqam tidak luput dari pandangan mata. Mulai yang terlambat datang atau yang tidur saat sesi materi karena mengantuk. Ada juga yang malu-malu dan kaget saat ditanya oleh instruktur.
Bahkan cukup tegang saat harus dites praktik ibadah. Terlebih dalam dirinya sadar selama ini praktik ibadahnya tidak sesuai dengan paham Tarjih Muhammadiyah.
Tidak sedikit dari peserta membaca doa-doa dari setiap rangkaian ibadah salat berulang kali karena mendadak lupa bacaan salat tersebut. Bahkan ada yang terus menggosok-gosok telapak tangan karena tiba-tiba dingin saking gugupnya. Termasuk saat tes membaca Al-Quran ada yang masih kategori anak usia belia kemampuan membacanya yaitu pada level Iqra 2.
Begitulah keseruan yang terlihat dan terdengar. Seluruh rangkaian tersebut dilalui walaupun harus banyak malu dan keki karena ketahuan beberapa hal yang berhubungan dengan pemahaman keislaman dan kemuhammadiyahan yang masih di bawah standar.
Namun, di ujung kegiatan tampaknya rasa malu terhapus dengan syukur karena banyak hal yang didapatkan selama Baitul Arqam. Energi dan daya positif telah kembali penuh melalui Baitul Arqam.
Ada yang lebih unik dan seru saat seremoni penutupan. Perwakilan peserta memberikan pesan dan kesan dengan kalimat, ”Mau lagi kegiatan Baitul Arqam”, yang sontak semua yang hadir tertawa lepas, termasuk para pimpinan UMC.
Ucapan itu bukan rekayasa, melainkan keluar begitu saja karena Baitul Arqam nyatanya sangat bernilai dan bermanfaat. Sepertinya daya dan energinya penuh kembali setelah di-charger selama tiga hari dua malam di Baitul Arqam.
Melihat suasana bahagia dan menggembirakan dari peserta, Rektor UMC terlihat sangat puas. Sepertinya dalam hati yang tulus, Pak Rektor dalam waktu bersamaan tiba-tiba menyampaikan kalimat yang membahagiakan karena seluruh peserta dapat apresiasi dalam bentuk transportasi yang sontak peserta berbunga ria.
Alhamdulillah wasyukurillah. Semoga UMC terus maju dan menjadi pilihan para pencari ilmu.
Terima kasih kepada Majelis Kader dan Sumber Daya Insani PP Muhammadiyah Pak Yai Irfan Islami, Ustaz Hatib Rahmawan, Ustazah Ummi Aprillia Hani, dan Rektor UMC Pak Arif Nurudin dan para wakilnya.
Terima kasih juga kepada LPPAIK Ustaz Muhlis dan Ustaz Arif Afendi, dan tim instruktur yang sudah berusaha men-charger kader-kader yang bergerak di amal usaha milik persyarikatan. Terima kasih khususnya kepada keluarga besar UMC.
Tidak ada kata selain kata mohon maaf karena belum mampu memberikan pelayanan yang baik. Saya hanya berdoa semoga semua yang terlibat dalam suksesnya kegiatan Baitul Arqam tersebut dapat menjadi amal saleh yang kelak akan menambah beban kebaikan dan mengurangi beban keburukan di Yaumul Mizan. Amin.
Semoga kita semua sehat walafiat dan dapat bertemu kembali dalam satu ruang dan waktu berjihad fiisabillah bersama dalam lingkup Muhammadiyah. Wallhu’alam.***