Breaking News
Categories
  • #muktamar muhammadiyah aisyiyah 48
  • Acara
  • Berita Organisasi
  • Berita Sekolah
  • Cerpen
  • Featured
  • Gerak
  • Kabar
  • Kegiatan Mahasiswa
  • Kegiatan Sekolah
  • Keislaman
  • Muhammadiyah News Network
  • Muhammadiyah or id
  • Palestina
  • Pendidikan dan Pelatihan
  • Politik
  • PWMU CO
  • Resensi buku
  • Srawung Sastra
  • Tarjih
  • TVMU
  • Uncategorized
  • Video
  • wawasan
  • Mencintai Hamba Allah – bandungmu.com

    Nov 14 202223 Dilihat

    Oleh: Prof Dr KH Dadang Kahmad MSi, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah

    BANDUNGMU.COM — Fadilah tauhid setidaknya ada dua sifat Allah yang mulia, yaitu kebersamaan Allah dan kedekatan Allah pada hamba-Nya.

    Ketika hamba semakin dekat pada Allah, tentu Allah lebih dekat lagi padanya. Oleh karena itu, hal ini mengingatkan kita bahwa jangan sampai lalai dari mengingat atau berzikir pada Allah.

    Dalam hadis pun dikatakan bahwa Allah itu sesuai dengan sangkaan hamba-Nya. Hal ini menuntut kita supaya selalu husnudzhan pada Allah dalam doa dan rasa harapnya.

    Rasulullah bersabda bahwa Allah berfirman: “Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat). Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat.” (HR Bukhari dan Muslim).

    Sebagaimana kita tahu, sangat banyak buku agama bertebaran, entah itu di perpustakaan, toko-toko, atau rak-rak buku, mengajarkan kita bagaimana kiat dan cara kita mencintai Allah.

    Semuanya berbicara bagaimana cara kita mencintai Allah atau bagaimana seorang hamba berusaha untuk mencintai Allah Yang Mahatinggi. Jika ada seorang rakyat jelata menghormati rajanya yang besar dan agung, itu merupakan hal yang biasa dan tidak aneh.

    Namun, coba kita lihat, kalau ada orang yang derajatnya lebih tinggi mencintai orang yang martabatnya lebih rendah, itu adalah hal yang langka. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini perlu disampaikan hal yang agak berbeda yakni bagaimana Allah mencintai hambanya.

    Mungkin seseorang bertanya atau merasa aneh, mungkinkah Allah sebagai Tuhan yang Mahaagung dan Mahatinggi mau mencintai kita yang hanya sebagai seorang makhluk? Lalu apa istimewanya kalau Allah mencintai kita?

    Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah jika mencintai seorang hamba, Dia memanggil malaikat Jibril dan berkata: ‘Wahai Jibril, aku mencintai orang ini, maka cintailah dia!’ Maka Jibril pun mencintainya. Lalu Jibril mengumumkannya kepada seluruh penduduk langit dan berkata: ‘Wahai penduduk langit, sesungguhnya Allah mencintai orang ini, maka cintai pulalah dia oleh kalian semua,’ maka seluruh penduduk langit pun mencintainya. Kemudian orang itu pun dicintai oleh segenap makhluk Allah di muka bumi ini.’” (HR Bukhari).

    Rasulullah bersabda: “Cinta yang berlebihan terhadap harta dan kedudukan dapat mengikis agama seseorang,” (HR Ath-Thusi).

    Harta, siapa pun mengakuinya sebagai elan vital kehidupan. Sampai-sampai tidak sedikit dari manusia yang merasa “kiamat” manakala tak berharta. Selanjutnya tidak sedikit yang putus asa lalu menempuh jalan pintas; mengais rezeki dengan cara kurang mulia.

    Mencuri, merampok, menipu, dan berlaku korup adalah contoh jalan-jalan kotor yang terpaksa dijadikan solusi. Hal ini mungkin selaras dengan sabda Nabi SAW yang berbunyi, “Hampir saja kefakiran mendekatkan pada kekufuran,” (HR At-Thabrani).

    Di sisi lain memiliki banyak harta juga belum tentu jadi jaminan manusia keluar dari kekufuran. Artinya, harta bisa menjadi boomerang. Sedikit saja luput dari kemampuan memanfaatkannya, harta bisa menyerang balik pemegangnya, membahayakan, bahkan sampai menjerumuskan tuannya pada kehancuran.

    Mungkin masih terlintas dalam ingatan kita betapa Qarun, hartawan dengan emas berlimpah ruah, akhir hayatnya ditelan bumi beserta hartanya, sungguh mengenaskan!

    Begitu juga terjadi pada Fir’aun, Raja Mesir sezaman Nabi Musa AS, karena hartanya ia menjadi gelap mata. Tak tanggung-tanggung kesombongan karena harta dan kedudukannya berpuncak pada “deklarasinya” sebagai Tuhan (menyaingi Allah) yang mengaku mampu menghidup-matikan manusia.

    Kematian Fir’aun tidak jauh hinanya dengan kematian Qarun: Fira’un dilumat air laut untuk menempuh alam baka.

    Bagi orang seperti Qarun dan Fir’aun, harta adalah segalanya. Mereka lupa bahwa harta adalah amanat yang dititipkan Allah kepada hamba-Nya sehingga terlena dan lupa untuk bersyukur.

    Padahal, syukur adalah salah satu bentuk laku dan kata untuk meluapkan rasa terima kasih kepada Sang Pemberi Kekayaan yakni Allah SWT.

    Salah satu wujud syukur adalah memberikan hak fakir miskin yang dititipkan dalam harta kita. Dalam hal ini Allah secara tegas menganjurkan hamba-Nya menunaikan zakat, membayar infak, dan membiasakan sedekah.

    Menunaikan zakat, membayar infak, dan membiasakan sedekah adalah upaya pembersihan harta kita dari berbagai kekotoran. Pasalnya sesuatu yang kotor kerap melahirkan penyakit.

    Begitu juga dengan harta yang kotor, kerap melahirkan penyakit dalam hati. Nah, menunaikan zakat, membayar infak, dan membiasakan sedekah adalah usaha menanggalkan “unsur penyakit” harta kita. Alhasil, setiap harta yang kita cerna akan bersih dari segala unsur penyakit (hati).

    Begitulah yang menimpa Qarun dan Fir’aun. “Unsur penyakit” dalam hartanya menumbuhkan penyakit hati berupa kikir, pelit, sombong, dan angkuh. Akibatnya, Allah menunjukkan murka-Nya terhadap manusia seperti mereka.

    Jangankan menyambut mereka di surga, dunia saja memusnahkan mereka dengan cara mengerikan. Oleh karena itu, selain manusia, malaikat pun akan ikut mendoakan kita akan dilimpahkannya harta benda lebih banyak lagi.

    Dalam sebuah keterangan dijelaskan, tiap menjelang pagi hari, dua malaikat turun ke bumi. Yang satu berdoa: “Ya Allah, karuniakanlah bagi orang yang menginfakkan hartanya tambahan peninggalan.” Yang satu lagi berdoa: “Ya Allah, timpakan kemusnahan bagi harta yang ditahannya (dibakhilkannya).” (HR Mutafaq’alaih).

    Kecintaan Allah akan sangat mudah menghampiri hamba-Nya yang pandai bersyukur. Sampai-sampai, Allah memberikan janji dalam firman-Nya: “Barang siapa yang bersyukur (akan nikmat-Nya) niscaya akan ditambah lagi (kenikmatan-Nya). Barang siapa yang kufur (akan nikmat-Nya), sesungguhnya adzabku (Allah) sangatlah pedih,” (QS Ibrahim: 7).

    Tentu saja siapa pun orangnya yang tidak mungkin tidak merasa bangga mendapatkan kebahagiaan dari Tuhannya. Sementara bagi siapa yang kufur akan nikmat-Nya, akhir hayat seperti yang menimpa Qarun dan Fir’aun, tidak mustahil akan menimpanya.

    Sebagai manusia, tentunya kita bebas memilih: jalan syukur atau jalur kufur?

    ____

    Sumber: digubah dari buku “Musibah Pasti Berlalu” (Quanta, 2014) karya Prof Dr KH Dadang Kahmad MSi

    Editor: FA



    sumber berita ini dari bandungmu.com

    Author

    Share to

    Related News

    Banjir Lampung

    Banjir Bandang Melanda Lampung Tiga War...

    by Jan 22 2025

    Hujan deras dengan intensitas tinggi melanda delapan kabupaten/kota di Provinsi Lampung, termasuk La...

    Hak Pejalan Kaki – bandungmu.com

    by Nov 23 2024

    Oleh: Sukron Abdilah*  BANDUNGMU.COM — Kita selalu beranggapan bahwa untuk berbuat baik harus mem...

    Pelajaran dari Kehati-hatian Rasulullah ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Bandung – Diskusi mengenai tobat pelaku zina yang belum menjalani hukuman sering me...

    Islam Berkemajuan Harus Jadi Arus Utama ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Jakarta – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dadang Kahmad secara resmi membuka...

    SDIT Muhammadiyah Harjamukti Latih Keman...

    by Nov 23 2024

    CIREBONMU.COM  —  SDIT Muhammadiyah Harjamukti Kota Cirebon adakan kegiatan camping yang penuh d...

    UAH Ajak Umat Islam Perkuat Akidah Demi ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Jakarta — Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ustaz A...

    No comments yet.

    Sorry, the comment form is disabled for this page/article.
    back to top