Breaking News
Categories
  • #muktamar muhammadiyah aisyiyah 48
  • Acara
  • Berita Organisasi
  • Berita Sekolah
  • Cerpen
  • Featured
  • Gerak
  • Kabar
  • Kegiatan Mahasiswa
  • Kegiatan Sekolah
  • Keislaman
  • Muhammadiyah News Network
  • Muhammadiyah or id
  • Palestina
  • Pendidikan dan Pelatihan
  • Politik
  • PWMU CO
  • Resensi buku
  • Srawung Sastra
  • Tarjih
  • TVMU
  • Uncategorized
  • Video
  • wawasan
  • Menengok Sejarah Angklung, Dahulu Sempat Dilarang Belanda

    May 06 202328 Dilihat

    BANDUNGMU.COM, Bandung – Indonesia memiliki budaya yang beraneka ragam, terutama dalam alat musik tradisional salah satunya angklung merupakan alat musik tradisional asal Jawa Barat.

    Alat musik tradisional angklung telah mendapatkan pengakuan dari Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) sebagai Karya Agung Budaya Lisan dan Non Benda Manusia.

    Pengakuan UNESCO pada alat musik tradisional angklung ditetapkan pada 16 November 2010. Kemudian pemerintah Indonesia menjadikan sebagai hari angklung sedunia hingga saat ini.

    Saung Angklung Udjo menjelaskan lewat laman resmi, alat musik tradisional angklung masih belum diketahui kapan tepatnya mulai ada dan dimainkan dalam masyarakat Indonesia.

    Keterangan tertua tentang alat tradisional angklung berasal dari kitab Nagara Kertagama yang menjelaskan bahwa angklung merupakan alat bunyi-bunyian yang dipergunakan dalam upacara penyambutan kedatangan raja.

    Tim Penulisan Naskah Pengembangan Media Kebudayaan Jawa Barat mengatakan dalam Kitab Nagara Kertagama menjelaskan bahwa alat musik tradisional angklung dimainkan rakyat untuk menyambut raja Hayam Wuruk saat mengadakan peninjauan keliling di daerah Jawa Timur pada tahun 1359.

    Pada abad ke-17 alat musik tradisional angklung mulai terkenal di Keraton Suktan Agung, Banten, karena banyaknya alat masuk tradisional angklung yang didatangkan dari Bali.

    Sejak masa kerajaan Sunda alat musik tradisional angklung digunakan sebagai penggugah semangat dalam pertempuran.

    Ketika masa penjajahan alat musik trdisional angklung masih terus digunakan untuk mengusir penjajah dari Nusantara.

    Melihat hal tersebut pemerintah Hindia Belanda sempat melarang masyarakat menggunakan alat musik tradisional angklung.

    Pelarangan tersebut semakin membuat alat musik angklung menurunbdan hanya dimainkan oleh anak-anak pada masa itu.

    Semakin berkembangnya zaman alat musik angklung terus berkembang, yang awalnya hanya dimainkan ketika perayaan tradisional salah satunya panen raya, kini dapat dimainkan oleh siapa pun, di mana pun dan kapan pun.***



    sumber berita ini dari bandungmu.com

    Author

    Share to

    Related News

    Banjir Lampung

    Banjir Bandang Melanda Lampung Tiga War...

    by Jan 22 2025

    Hujan deras dengan intensitas tinggi melanda delapan kabupaten/kota di Provinsi Lampung, termasuk La...

    Hak Pejalan Kaki – bandungmu.com

    by Nov 23 2024

    Oleh: Sukron Abdilah*  BANDUNGMU.COM — Kita selalu beranggapan bahwa untuk berbuat baik harus mem...

    Pelajaran dari Kehati-hatian Rasulullah ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Bandung – Diskusi mengenai tobat pelaku zina yang belum menjalani hukuman sering me...

    Islam Berkemajuan Harus Jadi Arus Utama ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Jakarta – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dadang Kahmad secara resmi membuka...

    SDIT Muhammadiyah Harjamukti Latih Keman...

    by Nov 23 2024

    CIREBONMU.COM  —  SDIT Muhammadiyah Harjamukti Kota Cirebon adakan kegiatan camping yang penuh d...

    UAH Ajak Umat Islam Perkuat Akidah Demi ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Jakarta — Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ustaz A...

    No comments yet.

    Sorry, the comment form is disabled for this page/article.
    back to top