BANDUNGMU.COM, Yogyakarta — Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengatakan bahwa berdasarkan QS Al-Ahzab ayat 21, Rasulullah SAW merupakan figur uswatun hasanah.
Pandangan ini disampaikan dalam acara Tabligh Akbar “Nabi Muhammad SAW sebagai Pribadi yang Paripurna” yang diselenggarakan Universitas Gadjah Mada pada Sabtu (14/10/2023).
Mu’ti juga memberikan inspirasi dengan perjalanan hidup Nabi SAW yang berhasil dalam berdakwah dalam tempo singkat, hanya dalam 23 tahun.
Rasulullah SAW mampu mengubah masyarakat jahiliah yang amoral menjadi masyarakat yang berlandaskan ilmu.
Pada masa itu, perempuan dianggap kelas kedua, bahkan memiliki anak perempuan dianggap sebagai aib keluarga. Status sosial juga diatur berdasarkan suku dan keturunan.
“Rasulullah SAW sukses mengubah masyarakat jahiliah menuju masyarakat ilmiah. Ia hidup di lingkungan yang amoral. Perempuan dianggap kelas kedua, bahkan memiliki anak perempuan dianggap sebagai aib keluarga,” terang Mu’ti.
Akhlak dan keteladanan
Mu’ti menegaskan bahwa kunci keberhasilan Nabi SAW terletak pada kekuatan akhlak dan keteladanan beliau. Rasulullah SAW memuliakan perempuan.
Nabi SAW menegaskan bahwa yang terbaik di antara kita adalah yang bertakwa kepada Allah, bukan berdasarkan suku, bangsa, atau keturunan.
Mu’ti juga menyoroti bahwa dakwah beliau, terutama saat di Mekkah, banyak mendukung masyarakat bawah, seperti Bilal, yang ditinggikan status sosialnya berkat iman dan takwanya.
“Oleh karena itu, dakwah beliau ketika di Makkah yang paling banyak mendukung adalah masyarakat bawah, misalnya, Bilal. Bilal menjadi orang yang berada pada posisi sosial yang tinggi dengan iman dan takwanya,” tutur Mu’ti.
Meski ribuan tahun telah berlalu sejak wafatnya Rasulullah SAW, cinta umat Islam kepada beliau tetap luar biasa kuat. Ini adalah bukti nyata akan kekuatan akhlak yang begitu mulia.
Ziarah di Masjid Nabawi dan beribadah di Raudhah adalah momen di mana orang-orang berebut untuk merasakan kedekatan dengan figur yang dirindukan ini.
Rasulullah SAW tetap menjadi teladan dan inspirasi yang tidak tergantikan bagi umat Islam dan cinta kepada-Nya terus berkembang seiring berjalannya waktu.
“Ribuan tahun Rasulullah SAW wafat, kita semua tidak bertemu, tetapi cinta kita kepada beliau sungguh luar biasa. Ini menjadi bukti betapa luar biasanya kekuatan akhlak itu. Ziarah di Masjid Nabawi dan beribadah di Raudhah. Sampai orang itu berebut di situ. Inilah bukti betapa Rasulullah SAW merupakan figur yang dirindukan akibat akhlaknya yang begitu mulia,” ucap Mu’ti.***
___
Sumber: muhammadiyah.or.id
Editor: FA
No comments yet.