bandungmu • Feb 22 2023 • 28 Dilihat
BANDUNGMU.COM, Subang – Tidak lengkap rasanya apabila berkunjung ke Subang, Jawa Barat, tidak mencicipi nanas Subang yang sudah tersohor di seantero Indonesia yakni ”si madu” yang rasanya manis dan tidak meninggalkan kecut di lidah.
Nanas adalah salah satu produk andalan Subang. Setiap tahun, Subang menghasilkan tidak kurang 59.000 ton nanas. Sentra produksi buah yang kulitnya bersusun sisik ini di Kecamatan Jalancagak.
Namun, tidak semua nanas yang dihasilkan adalah nanas “si madu”. Nanas jenis ini terkenal karena berair banyak dan memiliki rasa manis tanpa rasa getir serta tidak menyebabkan gatal di kerongkongan.
Buah yang memiliki berat antara 3 hingga 3,5 kilogram ini menjadi istimewa karena tidak mudah ditemukan. Sama seperti satu atau dua kelapa muda kopyor yang ditemukan dalam rimbunan buah kelapa, sebutir atau dua butir nanas madu mungkin bisa ditemukan dalam satu kuintal nanas.
Itulah sebabnya, orang yang ingin mencicipi buah ini tidak gampang karena sulit ditemukan dalam deretan kios penjual nanas yang bertebaran di sepanjang jalan di Kecamatan Jalancagak.
Nanas cv. Smooth Cayenne berukuran besar, berat buah antara 1,5 – 5 kg (rata-rata 2,3 kg). Bentuk buahnya lonjong atau silindris, warna kulit buah hijau kekuningan, dengan mata yang datar. Daging buahnya berwarna kuning pucat sampai kuning. Inti buahnya berukuran sedang.
Rasa buahnya manis asam, rendah serat, berair, dan memiliki aroma yang khas. Karena rasanya yang agak masam, nanas cv. Smooth Cayenne sangat baik sebagai bahan olahan, seperti selai, juice, nenas kaleng, pure, dan olahan yang lainnya.
Kecamatan Jalancagak merupakan sentra utama pengembangan nanas di Subang dengan luas areal 2.608 Ha atau sekitar 80 persen dari total pengembangan seluas 3.253 Ha. Desa Bunihayu, Kumpay, Curugrendeng, Tambakan, Tamabak Mekar, dan Cimanglid merupakan daerah yang terluas menanam nanas, yaitu 492 ha, 372 ha, 268 ha, 229 ha, 215 ha, dan 286 ha, sedangkan desa lainnya di bawah 200 ha.
Sebagai tanaman rakyat, budi daya nanas di Subang dilakukan secara sederhana di sekitar pekarangan rumah dan tegalan dengan input teknologi yang terbatas. Bentuk kebun rata-rata belum sehamparan dan letaknya terpencar.
Oleh karena itu, produktivitas nanas yang dihasilkan pada umumnya masih berkisar antara 20 hingga 35 ton per hektare. Apabila teknologi budi daya dilakukan dengan lebih baik, produktivitas nanas Subang dapat ditingkatkan sampai 50 hingga 60 ton per hektare.
Rendahnya produktivitas nanas juga disebabkan tanaman yang diusahakan sebagian besar berumur di atas sepuluh tahun. Agar tanaman dapat berproduksi tinggi dengan kualitas yang terjamin, perlu dilakukan pembongkaran tanaman dan menggantikannya dengan pertanaman baru yang berasal dari bibit baru. Sebagian petani yang bermodal telah melakukan budi daya secara intensif. Mereka umumnya juga mempunyai posisi kuat dalam pemasaran.
Masa panen nanas di Kabupaten Subang berlangsung sepanjang tahun. Panen raya terjadi pada Oktober sampai Januari dengan rata-rata produksi 20 hingga 35 ton per hektare. Panen sepanjang tahun dapat dilaksanakan karena petani melakukan pengaturan pola tanam dan pengaturan pembungaan dengan ethrel.
Sentra utama pengembangan nanas di Kabupaten Subang tersebar di lima kecamatan, yaitu Kecamatan Sagalaherang, Jalancagak, Cisalak, Tanjungsiang, dan Cijambe. Di samping itu, nanas juga dikembangkan di Kecamatan Cibogo, Pagaden, Purwadadi, Patokbeusi, Binong, Compreng, dan Subang.
Usaha agroindustri nanas skala kecil mengolah nanas menjadi berbagai produk olahan, seperti dodol, manisan, kripik, dan jus. Produk-produk tersebut dipasarkan untuk masyarakat menengah ke bawah di beberapa kota tertentu. Namun karena terbatasnya teknologi dan modal, industri rumah tangga ini belum dapat berkembang dengan cepat.
Oleh karena itu, industri skala rumah tangga ini masih banyak memerlukan bimbingan dan pembinaan dari pemerintah, baik dalam pengembangan teknologi, kesiapan sumber daya manusia, manajemen usaha, modal usaha, maupun pemasaran.
Menurut sebagian orang, nanas “si madu” biasanya memiliki ciri fisik berukuran lebih besar dan mata kulit nanasnya besar-besar. Namun, ada juga yang mengatakan bahwa sebetulnya tidak ada orang yang tahu pasti bagaimana ciri fisik nanas “si madu”.
Satu -satunya cara yang paling efektif untuk menentukan nanas “si madu” adalah dengan menyentil kulit buah nanas. Jika suara sentilannya nyaring seperti suara kita menyentil telapak tangan, hampir dipastikan itu merupakan nanas “si madu”.
Para petani nanas di sentra produksi nanas seperti di Jalan Cagak, Ciater, Kasomalang, dan Sagalaherang sudah mencoba berbagai cara untuk mendapatkan lebih banyak nanas “si madu”. Namun, hingga saat ini masih belum berhasil menemukan cara yang efektif.***
sumber berita ini dari bandungmu.com
Hujan deras dengan intensitas tinggi melanda delapan kabupaten/kota di Provinsi Lampung, termasuk La...
Oleh: Sukron Abdilah* BANDUNGMU.COM — Kita selalu beranggapan bahwa untuk berbuat baik harus mem...
BANDUNGMU.COM, Bandung – Diskusi mengenai tobat pelaku zina yang belum menjalani hukuman sering me...
BANDUNGMU.COM, Jakarta – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dadang Kahmad secara resmi membuka...
CIREBONMU.COM — SDIT Muhammadiyah Harjamukti Kota Cirebon adakan kegiatan camping yang penuh d...
BANDUNGMU.COM, Jakarta — Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ustaz A...
No comments yet.