Breaking News
Categories
  • #muktamar muhammadiyah aisyiyah 48
  • Acara
  • Berita Organisasi
  • Berita Sekolah
  • Cerpen
  • Featured
  • Gerak
  • Kabar
  • Kegiatan Mahasiswa
  • Kegiatan Sekolah
  • Keislaman
  • Muhammadiyah News Network
  • Muhammadiyah or id
  • Palestina
  • Pendidikan dan Pelatihan
  • Politik
  • PWMU CO
  • Resensi buku
  • Srawung Sastra
  • Tarjih
  • TVMU
  • Uncategorized
  • Video
  • wawasan
  • Pentingnya Memahami Kerangka Konseptual untuk Memahami Fenomena Sosial

    May 21 202281 Dilihat

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Penggunaan istilah Islamicity dalam pengukuran kebaikan publik pada negara-negara, menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir tidak tepat secara konseptual.

    Sebab menurut Guru Besar Sosiologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini, akan lebih tepat digunakan kata goodness. Menurutnya penggunaan istilah Islamicity untuk kepentingan inklusi publik, konsep ini perlu untuk diredefinisi. Akan tetapi apabila penggunaan istilah Islamicity sebagai usaha intropeksi inklusi publik bagi negara-negara muslim, menurut Haedar masih wajar dan boleh-boleh saja.

    “Bagiamana kita mencandra kebaikan orang-orang yang Islam dan dia baik,” ungkap Haedar.

    Di acara Kajian Islam Tematik yang diadakan oleh Universitas YARSI, Jakarta pada, Sabtu (21/5) Haedar mengungkapkan perlu adanya penambahan parameter dalam pengukuran tersebut. Supaya tidak terjadi kesalahan dalam menyimpulkan temuan-temuan dari data.

    “Karena yang namanya survei dan macam-macam itu kan tergantung pada konsep, nanti diturunkan menjadi parameter menjadi indikator,” tuturnya.

    Menurutnya, apabila sejak awal terjadi kerancuan atau terbatas dibuat umum pada konsep dan kemudian diturunkan menjadi indikator salah. Faktor ini menurut Haedar menjadikan tidak ada negara-negara Islam yang masuk dalam kategori Islamicity.

    “Perlu ada konsep objektifikasi Islam dalam kehidupan, ini sesungguhnya YARSI dan Perguruan Tinggi Muhammadiyah bisa masuk di penelitian-penelitian dan survei-survei yang bisa dijadikan alat untuk meningkatkan internalisasi keislaman, fungsionalisasi keislaman, dan institusionalisasi keislaman,” imbuhnya.

    Kerancuan konsep ini menurut Haedar juga terjadi pada penggunaan istilah radikal. Di mana banyak akademisi atau cendekiawan muslim yang mengadopsi istilah radikal memakai terminologi Barat. Kejadian ini juga berlaku pada definisi kekerasan seksual yang mengadopsi parameter Barat.

    “Seluruh tindakan kekerasan seksual dan segala kekerasan tetap buruk kan, tapi bagi mereka dikasih label dan klausul tanpa sepersetujuan korban. Di situlah bedanya konsep Islam dengan parameter Barat yang bebas nilai,” ungkapnya.

    “Jadi ada yang perlu kita kritik dari konsep itu, tapi ada yang perlu jadi intropeksi bagi kita kaum muslimin dari survei-survei tentang Islamicity itu”. Tandas Haedar.

    sumber berita ini dari muhammadiyah.or.id

    Author

    Share to

    Written by

    muhammadiyah.or.id adalah website resmi persyarikatan Muhammadiyah. Dan dikelolah oleh PP Muhammadiyah

    Related News

    Banjir Lampung

    Banjir Bandang Melanda Lampung Tiga War...

    by Jan 22 2025

    Hujan deras dengan intensitas tinggi melanda delapan kabupaten/kota di Provinsi Lampung, termasuk La...

    Hak Pejalan Kaki – bandungmu.com

    by Nov 23 2024

    Oleh: Sukron Abdilah*  BANDUNGMU.COM — Kita selalu beranggapan bahwa untuk berbuat baik harus mem...

    Pelajaran dari Kehati-hatian Rasulullah ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Bandung – Diskusi mengenai tobat pelaku zina yang belum menjalani hukuman sering me...

    Islam Berkemajuan Harus Jadi Arus Utama ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Jakarta – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dadang Kahmad secara resmi membuka...

    SDIT Muhammadiyah Harjamukti Latih Keman...

    by Nov 23 2024

    CIREBONMU.COM  —  SDIT Muhammadiyah Harjamukti Kota Cirebon adakan kegiatan camping yang penuh d...

    UAH Ajak Umat Islam Perkuat Akidah Demi ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Jakarta — Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ustaz A...

    No comments yet.

    Please write your comment.

    Your email will not be published. Fields marked with an asterisk (*) must be filled.

    *

    *

    back to top