bandungmu • Aug 14 2023 • 26 Dilihat
Oleh: Muhammad Awod Faraz Bajri, dosen Sosiologi Agama STAI Al-Muhajirin Purwakarta
BANDUNGMU.COM, Bandung — Pertarungan politik menuju Pilpres 2024 harusnya disikapi secara bijak serta menawarkan gagasan dan konsep untuk membawa Indonesia menjadi lebih baik.
Misalnya, menjadikan Indonesia kuat dalam kualitas sumber daya manusia, ekonomi menjadi lebih kuat dan bisa bersaing dengan negara-negara maju.
Pun mampu memaksimalkan kekayaan sumber daya alam dengan baik untuk kepentingan bangsa Indonesia. Apalagi, tidak ada sumber daya alam sekaya seperti Indonesia.
Penegakan hukum harus menjadi garda terdepan dalam pemberantasan korupsi dan tidak boleh tebah pilih karena korupsi adalah kejahatan kemanusiaan paling membahayakan masa depan Indonesia
Pemimpin yang memiliki komitmen kuat pada kemanusiaan, visi intelektual yang mengatasi batas-batas disiplin keilmuaan, teguh memegang etika, kritis, dan solutif bagi kemaslahatan bangsa Indonesia adalah pemimpin yang diharapkan oleh bangsa Indonesia di masa yang akan datang
Pemikir muslim asal Iran, Ali Syariati, mengemukakan tugas seorang intelektual yakni memikul amanah demi masa depan umat manusia menuju lebih baik.
Bukankah tugas seorang intelektual adalah lantang menyuarakan kebenaran serta kritis-konstruktif dan memberikan kontribusi positif terhadap bangsa, negara, dan masyarakat?
Dalam perhelatan demokrasi 2024 alangkah baiknya tidak perlu mengunakan isu-isu politik identitas, radikal, anti toleransi, merasa paling NKRI, isu-isu syuriah dibawa-bawa, khilafah.
Namun, politik yang dibangun adalah politik rasional dan objektif dan tidak perlu membawa isu-isu yang akan memecah belah bangsa.
Kandidat yang akan berlaga di Pilpres 2024 harus menawarkan gagasan yang bisa mendamaikan dan mempersatukan seluruh kekuatan anak bangsa, bukan dengan narasi-narasi yang merusak persatuan dan kesatuan bangsa.
Politik kekuaaaan yang diperagakan partai-partai politik tidak seganas yang digambarkan Machiavelli dan Hobbes, tetapi indikasinya cukup kuat untuk menegaskan bahwa orientasi kekuasaan jauh lebih dominan ketimbang politik gagasan.
Meminjam terminologi demokrasi, jika politik kekuasan berbicara bagaimana kekuasaan direbut dan dipertahankan.
Sedangkan politik gagasan berbicara bagaimana kekuasaan diawasi dan dikelola oleh yang menjalankan kekuasaan.
Partai politik sibuk membangun koalisi, lobi ke sana kemari untuk mendapatkan dukungan rakyat, termasuk lembaga-lembaga survei sibuk mempublikasikan hasil elektoral para kandidat hampir setiap saat baik di media cetak maupun media-media lainnya.
Hiruk pikuk pesta demokrasi tidak diwarnai politik gagasan. Rakyat pun hanya dipertontokan drama elite politik.
Lembaga survei hanya membicarakan elektabilitas kandidat, suguhan yang tidak menarik bagi masyarakat luas.
Politik gagasan pun absen dari pesta demokrasi. Elite politik pun sibuk bertransaksi di bawah meja dengan melakukan kemaksiatan politik, saling menjegal, saling fitnah, bukan menawarkan gagasan lima tahun ke depan.
Semoga bermanfaat!***
sumber berita ini dari bandungmu.com
Hujan deras dengan intensitas tinggi melanda delapan kabupaten/kota di Provinsi Lampung, termasuk La...
Oleh: Sukron Abdilah* BANDUNGMU.COM — Kita selalu beranggapan bahwa untuk berbuat baik harus mem...
BANDUNGMU.COM, Bandung – Diskusi mengenai tobat pelaku zina yang belum menjalani hukuman sering me...
BANDUNGMU.COM, Jakarta – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dadang Kahmad secara resmi membuka...
CIREBONMU.COM — SDIT Muhammadiyah Harjamukti Kota Cirebon adakan kegiatan camping yang penuh d...
BANDUNGMU.COM, Jakarta — Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ustaz A...
No comments yet.