Breaking News
Categories
  • #muktamar muhammadiyah aisyiyah 48
  • Acara
  • Berita Organisasi
  • Berita Sekolah
  • Cerpen
  • Featured
  • Gerak
  • Kabar
  • Kegiatan Mahasiswa
  • Kegiatan Sekolah
  • Keislaman
  • Muhammadiyah News Network
  • Muhammadiyah or id
  • Palestina
  • Pendidikan dan Pelatihan
  • Politik
  • PWMU CO
  • Resensi buku
  • Srawung Sastra
  • Tarjih
  • TVMU
  • Uncategorized
  • Video
  • wawasan
  • Raden Dewi Sartika: Pahlawan Pendidikan Kaum Wanita

    Jun 24 202342 Dilihat

    BANDUNGMU.COM, Bandung — Raden Dewi Sartika lahir pada 04 Desember 1884. Ia adalah seorang advokat dan tokoh perintis pendidikan bagi kaum wanita. Ia juga merupakan salah satu tokoh perempuan Indonesia yang sangat terkenal.

    Mengutip Wikipedia, Dewi Sartika dilahirkan dari keluarga terhormat Sunda yaitu R Rangga Somanegara dan RA Rajapermas di Cicalengka. Sejak kecil ia sering bermain peran sebagai seorang guru setelah pulang sekolah bersama teman-temannya.

    Setelah sang ayah meninggal, ia tinggal bersama pamannya. Ia menerima pendidikan yang sesuai dengan budaya Sunda dari pamannya, walaupun sebelumnya ia telah memiliki pengetahuan tentang budaya Barat. Pada 1899, ia pindah ke Bandung.

    Pada 16 Januari 1904, Dewi Sartika mendirikan Sekolah Isteri di Pendopo Kabupaten Bandung. Hal ini berhasil berkat dukungan dari kakeknya, Raden Adipati Aria Martanagara, yang pada saat itu menjabat sebagai Bupati Bandung, dan juga bantuan dari Den Hamer, Inspektur Kantor Pengajaran.

    Sekolah tersebut kemudian pindah ke Jalan Ciguriang dan berganti nama menjadi Sekolah Kaoetamaan Isteri pada 1910. Di sekolah ini, Dewi Sartika mengajarkan para wanita membaca, menulis, berhitung, pendidikan agama, dan berbagai keterampilan.

    Pada 1912, sudah ada sembilan sekolah yang tersebar di seluruh Jawa Barat, dan kemudian berkembang menjadi satu sekolah di setiap kota maupun kabupaten pada 1920. Pada September 1929 sekolah ini berganti nama menjadi Sekolah Raden Dewi.

    Sekolah Raden Dewi berkembang dengan pesat. Namun, masa pendudukan Jepang membuat sekolah ini mengalami krisis keuangan dan kekurangan peralatan.

    Setelah Indonesia merdeka, kesehatan Dewi Sartika mulai menurun. Ketika terjadi agresi militer Belanda selama perang kemerdekaan, ia terpaksa mengungsi ke Tasikmalaya.

    Dewi Sartika meninggal dunia pada 11 September 1947 di Cineam dan dimakamkan di sana. Setelah situasi aman, makamnya dipindahkan ke Jalan Karang Anyar, Bandung.

    Sebagai penghargaan atas jasanya dalam memperjuangkan pendidikan, Dewi Sartika dianugerahi gelar Orde van Oranje-Nassau pada ulang tahun ke-35 Sekolah Kaoetamaan Isteri. Pada 01 Desember 1966 ia diakui sebagai Pahlawan Nasional.

    Dalam kehidupan pribadinya, pada 1906 Dewi Sartika menikah dengan Raden Kanduruhan Agah Suriawinata, yang juga merupakan seorang guru dari Sekolah Karang Pamulang.***



    sumber berita ini dari bandungmu.com

    Author

    Share to

    Related News

    Banjir Lampung

    Banjir Bandang Melanda Lampung Tiga War...

    by Jan 22 2025

    Hujan deras dengan intensitas tinggi melanda delapan kabupaten/kota di Provinsi Lampung, termasuk La...

    Hak Pejalan Kaki – bandungmu.com

    by Nov 23 2024

    Oleh: Sukron Abdilah*  BANDUNGMU.COM — Kita selalu beranggapan bahwa untuk berbuat baik harus mem...

    Pelajaran dari Kehati-hatian Rasulullah ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Bandung – Diskusi mengenai tobat pelaku zina yang belum menjalani hukuman sering me...

    Islam Berkemajuan Harus Jadi Arus Utama ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Jakarta – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dadang Kahmad secara resmi membuka...

    SDIT Muhammadiyah Harjamukti Latih Keman...

    by Nov 23 2024

    CIREBONMU.COM  —  SDIT Muhammadiyah Harjamukti Kota Cirebon adakan kegiatan camping yang penuh d...

    UAH Ajak Umat Islam Perkuat Akidah Demi ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Jakarta — Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ustaz A...

    No comments yet.

    Sorry, the comment form is disabled for this page/article.
    back to top