Breaking News
Categories
  • #muktamar muhammadiyah aisyiyah 48
  • Acara
  • Berita Organisasi
  • Berita Sekolah
  • Cerpen
  • Featured
  • Gerak
  • Kabar
  • Kegiatan Mahasiswa
  • Kegiatan Sekolah
  • Keislaman
  • Muhammadiyah News Network
  • Muhammadiyah or id
  • Palestina
  • Pendidikan dan Pelatihan
  • Politik
  • PWMU CO
  • Resensi buku
  • Srawung Sastra
  • Tarjih
  • TVMU
  • Uncategorized
  • Video
  • wawasan
  • Tadabur dan Tasyakur – bandungmu.com

    Jan 15 202352 Dilihat

    Oleh: Ace Somantri, Dosen UM Bandung

    BANDUNGMU.COM, Bandung — Menjalani hari-hari penuh dengan misteri, banyak hal tak terduga tetiba muncul dalam pandangan dan realita.

    Kira-kira itulah yang kadang muncul manakala sedang menjalani kehidupan. Tanpa disadari bahwa semua makhluk hidup memiliki ruang dan waktu di mana pun berada, baik sedang menikmati indahnya alam semesta bertabur penuh rasa syukur maupun merasakan pedihnya ketika bencana menimpa.

    Ada dua sisi berbeda, namun sebenarnya memiliki nilai sama. Menikmati penuh bahagia, hal itu tidak dapat dibohongi. Merana penuh sedih karena tertimpa bencana, hal itu juga tidak dapat dibohongi.

    Dua hal tersebut semestinya ditadaburi dan disyukuri karena peristiwa tersebut menjadi ibrah dan hikmah berharga bagi setiap manusia yang mengalaminya. Justru, manakala keduanya tidak disikapi baik akan menuntun pada perilaku kufur akan nikmat-Nya.

    Tadabur dan tasyakur satu ikatan sebuah produk perilaku manusia yang saling memaknai satu dengan lainnya. Manusia di mana pun senantiasa akan berbuat sesuai dengan kehendak jiwa dan pikiranya. Hal itu tidak lepas dari dasar dan kapasitas wawasan keagamaan Islam yang di yakininya benar.

    Karena semakin dalam memahami Islam, akan semakin terasa jauh dari diri merasa beriman apalagi bertakwa, malah kadang yang ada terjadi ketakutan berlebihan. Begitulah nyatanya yang sering dirasakan bagi yang berahlak karimah.

    Bagaimana seandainya ada orang yang memiliki paham Islam sangat dalam, namun sikapnya seolah-olah merasa diri paling berislam hebat, apalagi merasa paling beriman dan bertaqwa. Hal itu apabila terjadi patut dipertanyakan ahlaknya karena sikap itu bentuk kesombongan dan keangkuhan yang dipengaruhi oleh penggoda abadi yang setia.

    Bagi Allah Ta’ala, kebaikan seseorang bukan terletak pada kedalaman faham Islam, melainkan kedalaman menjalankan paham Islam hingga memenuhi kehendak-Nya.

    Karena semakin dalam penuh kekhusyukkan menjalankan paham Islam, hidayah dan taufik akan menunutun diri untuk terus berusaha mencari, menggali, hingga memahami setiap makna kalam atau firman-Nya tanpa henti.

    Spirit dan motivasi thalab ilmi harus menjadi iradah kubro. Berbagai keahlian dan profesi pada dasarnya sama. Tidak ada beda. Itu semua adalah ilmu dari Allah Ta’ala. Keahlian seseorang di dunia ini bermacam ragam, namun pada akhirnya satu tujuan untuk sebuah kematian yang hasanah.

    Tadabur dan tasyakur, mata rantai yang akan terus-menerus memberi spirit dan motivasi untuk tetap mengabdi pada Ilahi tanpa henti. Tadabur dengan profesi masing-masing suatu keniscayaan. Sangat banyak nilai dan manfaat ketika satu profesi dengan profesi lain berkolaborasi untuk meningkatkan rasa syukur bersama.

    Tidak saling klaim keilmuan dan keahlian merasa paling bermakna dari yang lainnya, tidak ada kata lain tadabur dalam kolaborasi sesuatu yang pasti dan harus terjadi untuk saling mengisi.

    Pasti akan hancur lebur dan tidak bermakna manakala saling mengingkari satu dengan yang lainnya. Itulah hukum sunnatullah yang sudah menjadi rumus pasti, bahwa saling mentadaburi akan melahirkan sikap saling mensyukuri.

    Tadabur dan tasyakur, tidak boleh terpisah melainkan satu makna yang harus senantiasa membangun spirit dan motivasi menjadi inspirasi.

    Menjaga dan memelihara perbedaan pandangan satu dengan yang lainnya sesuatu yang alami pada watak manusia, justru yang tidak diperkenankan saling menghakimi takfiri tanpa dasar keilmuan dan ahlak yang mumpuni dalam diri.

    Tadabur harus tumbuh subur menjadi makmur dalam alam jiwa manusia. Tasyakur harus gembur menjadi aliran darah dalam tubuh yang senantiasa hadir sebagai penyembuh dari sakit jiwa dan raga yang kadang selalu kambuh.

    Fakta dan realita, bertadabur membuat diri manusia tidak sombong dan takabur, justru seseorang yang sering bertadabur di alam nyata menuntun pribadinya senantiasa bertasyakur.

    Hanya perlu dicatat, bahwa bertadabur tidak identik mutlaq dalam praktiknya pada sebatas jalan-jalan untuk wisata hiburan setiap saat yang semata menghabiskan harta benda, apalagi menghambur-hamburkan harta tanpa ada makna yang didapat.

    Tasyakur pun jangan di pandang hanya sebatas prilaku sebuah sikap semu yang hanya berhenti dalam kata-kata verbal, melainkan tasyakur dalam praktinya berbagi kebahagiaan dengan orang lain penuh tulus dan ikhlas.

    Bertadabur dan bertasyakur bukan jalan wisata menikmati alam semata, apalagi hanya untuk mempertontonkan kebahagiaan foya-foya seolah merasa diri kaya raya di perlihatkan dalam sosial media. Tanpa disadari, perbuatan tersebut masuk kategori perbuatan riya yang di larang agama.

    Benar kata para guru, ustadz, kiai dan ulama bahwa sangat tipis sekali antara dinding syukur dengan riya, dan juga dinding tadabur dengan takabur. Oleh karena itu, ternyata sering dirasakan nyata adanya, bahwa saking tipisnya sulit untuk di deteksi ukuran ketebalan milimeternya.

    Siapa pun kita, keahlian apa pun yang dimiliki tetap waspada dan hati-hati akan godaan sang penggoda setia yang senantiasa ada dalam jiwa raga. Denyut nadi dan aliran darah tidak dirasakan getaran dan alirannya sehingga sang penggoda setia memiliki ruang yang leluasa masuk dalam denyut dan aliran darah yang berada dalam tubuh manusia.

    Hanya kepada Allah Ta’ala Sang Pencipta untuk meminta pertolongan, ampunan, dan perlindungan yang nyata. Tadabur dan tasyakur setiap saat menjadikan pancaindera senantiasa digunamanfaatkan untuk kebajikan semata.

    Tadabur dan tasyakur sangat nyata dan sederhana, bahkan penuh makna dan bernilai ternyata tidak jauh dari jiwa dan raga yang dapat di jangkau oleh pancaindera sendiri. Yaa Allah yaa Rabb, maafkan salah kami dan ampuni dosa kami. Wallahu’alam.***



    sumber berita ini dari bandungmu.com

    Author

    Share to

    Related News

    Banjir Lampung

    Banjir Bandang Melanda Lampung Tiga War...

    by Jan 22 2025

    Hujan deras dengan intensitas tinggi melanda delapan kabupaten/kota di Provinsi Lampung, termasuk La...

    Hak Pejalan Kaki – bandungmu.com

    by Nov 23 2024

    Oleh: Sukron Abdilah*  BANDUNGMU.COM — Kita selalu beranggapan bahwa untuk berbuat baik harus mem...

    Pelajaran dari Kehati-hatian Rasulullah ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Bandung – Diskusi mengenai tobat pelaku zina yang belum menjalani hukuman sering me...

    Islam Berkemajuan Harus Jadi Arus Utama ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Jakarta – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dadang Kahmad secara resmi membuka...

    SDIT Muhammadiyah Harjamukti Latih Keman...

    by Nov 23 2024

    CIREBONMU.COM  —  SDIT Muhammadiyah Harjamukti Kota Cirebon adakan kegiatan camping yang penuh d...

    UAH Ajak Umat Islam Perkuat Akidah Demi ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Jakarta — Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ustaz A...

    No comments yet.

    Sorry, the comment form is disabled for this page/article.
    back to top