Breaking News
Categories
  • #muktamar muhammadiyah aisyiyah 48
  • Acara
  • Berita Organisasi
  • Berita Sekolah
  • Cerpen
  • Featured
  • Gerak
  • Kabar
  • Kegiatan Mahasiswa
  • Kegiatan Sekolah
  • Keislaman
  • Muhammadiyah News Network
  • Muhammadiyah or id
  • Palestina
  • Pendidikan dan Pelatihan
  • Politik
  • PWMU CO
  • Resensi buku
  • Srawung Sastra
  • Tarjih
  • TVMU
  • Uncategorized
  • Video
  • wawasan
  • Tentang Perbedaan Puasa Arafah dan Idul Adha

    Jul 08 202238 Dilihat

    Pertama, perbedaan penentuan idul adha antara Indonesia dan Arab Saudi setidaknya disebabkan dua hal. Pertama, perbedan metode dan kriteria, negara Arab Saudi menggunakan rukyat, sementara di Indonesia ada yang menggunakan hisab, ada yang menggunakan rukyat, dan ada yang menggunakan imkan rukyat. Kedua, karena perbedaan lokasi dan posisi geografis antara Indonesia dan Arab Saudi yang menyebabkan perbedaan data, posisi, keberadaan hilal, dan kemungkinan keterlihatan hilal saat matahari terbenam di ufuk barat kedua negara.

    Kedua, di Arab Saudi, saat pelaksanaan rukyat (29 Zulkaidah 1443), hilal dilaporkan terlihat, seingga 1 Zulhijah 1443 jatuh 30 Juni 2022 (9 Zulhijah = 8 Juli 2022 & 10 Zulhijah = 9 Juli 2022). Sementara di Indonesia (oleh Kemenag, NU, dan lainnya) hilal tidak terlihat sehingga bilangan Zulkaidah digenapkan menjadi 30 hari, dan 1 Zulhijah jatuh 1 Juli 2022 (9 Zulhijah = 9 Juli 2022 & 10 Zulhijah = 10 Juli 2022).

    Ketiga, sementara menurut Muhammadiyah, berdasarkan Hisab Hakiki Wujudul Hilal, posisi hilal paska ijtimak dan saat terbenam telah wujud (positif) di atas ufuk, sehingga 1 Zulhijah 1443 jatuh 30 Juni 2022 (9 Zulhijah = 8 Juli 2022 & 10 Zulhijah = 9 Juli 2022), sama seperti Arab Saudi.

    Keempat, khusus di Indonesia, perbedaan dengan Arab Saudi hanya terjadi bagi Pemerintah (Kementerian Agama), Nahdlatul Ulama, Persis, Al-Washliyah, dan ormas lainnya, tidak demikian halnya dengan Muhammadiyah. Tahun ini Muhammadiyah sama dengan Arab Saudi.

    Kelima, di sisi lain, dalam konteks Indonesia problemnya bukan hanya secara global (dengan Arab Saudi) namun juga secara lokal yaitu dinamis-dialektisnya masalah penentuan awal bulan yang berkembang di Indonesia, dimana sampai kini belum ada keseragaman metode dan kriteria, sehingga dalam skop lokal sekalipun masih terjadi perbedaan.

    Keenam, patut dicatat, kebersamaan Muhammadiyah dan Arab Saudi dalam penetapan awal Zulhijah (dan idul adha) tahun ini lebih bersifat kebetulan, bukan karena keduanya menggunakan metode yang sama.

    Ketujuh, argumen sederhana bahwa puasa arafah dan idul adha harus mengikut putusan Arab Saudi adalah karena peristiwa wukuf dan haji terjadi di negara Arab Saudi, maka seyogianya siapa saja dan dimana saja harus merujuk dan mengikut putusan negara Arab Saudi tersebut yaitu berdasarkan peristiwa yuridis wukuf di Arafah. Masih banyak lagi argumen lainnya.

    Kedelapan, argumen bahwa puasa Arafah dan idul adha harus mengikut putusan negara masing-masing, tidak harus mengikut putusan Arab Saudi, adalah dengan beberapa alasan. Pertama, alasan matlak lokal atau matlak ikhtilaf, dimana keberadaan hilal (dengan rukyat maupun dengan hisab) di suatu tempat hanya berlaku untuk tempat itu, tidak untuk tempat lain. Kedua, beralasan hadis Nabi Saw (HR. Ahmad) tentang terlihatnya hilal awal Zulhijah dan kesunahan kurban, dimana dijelaskan bahwa penyembelihan kurban dilakukan berdasarkan di tempat mana hilal ‘terlihat’ di suatu tempat. Alasan lain, puasa arafah telah ada sejak sebelum pensyariatan ibadah haji. Ini menunjukkan bahwa tanggal 1, 9, dan 10 Zulhijah adalah berdasarkan penanggalan di tempat masing-masing, tidak merujuk tempat pelaksanaan wukuf di Arafah. Masih banyak lagi argumen lainnya.

    Kesembilan, dua arus pandangan dan argumen ini menempati posisi dan kekuatan yang sama, sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan argumen (dalil), dipersilahkan bagi siapa saja mengikuti yang mana saja, asal yakin dan konsisten, keduanya benar dan berkategori ijtihad.

    Kesepuluh, problem sesungguhnya terkait perbedaan penentuan puasa Arafah dan idul adha antara Indonesia dan Arab Saudi, maupun antara negara-negara di dunia dengan Arab Saudi, sesungguhnya adalah terletak pada belum wujudnya sebuah sistem penjadwalan waktu yang terpadu bagi umat Islam di seluruh dunia, atau yang dikenal dengan Kalender Islam Global. Sebelum Kalender Islam Global ini ada, maka perbedaan seperti saat ini akan terus ada dan berulang di masa akan datang, dan dipastikan akan terus menguras energi umat.

    Kesebelas, untuk mewujudkan proyek Kalender Islam Global ini tidak lain diperlukan sumber daya manusia dengan karakter global, responsif, berkemajuan, dan maqashidy. Wallahu a’lam

    Medan,
    7 Zulhijah 1443/6 Juli 2022

    sumber berita dari infomu.co

    Author

    Share to

    Related News

    Banjir Lampung

    Banjir Bandang Melanda Lampung Tiga War...

    by Jan 22 2025

    Hujan deras dengan intensitas tinggi melanda delapan kabupaten/kota di Provinsi Lampung, termasuk La...

    Hak Pejalan Kaki – bandungmu.com

    by Nov 23 2024

    Oleh: Sukron Abdilah*  BANDUNGMU.COM — Kita selalu beranggapan bahwa untuk berbuat baik harus mem...

    Pelajaran dari Kehati-hatian Rasulullah ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Bandung – Diskusi mengenai tobat pelaku zina yang belum menjalani hukuman sering me...

    Islam Berkemajuan Harus Jadi Arus Utama ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Jakarta – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dadang Kahmad secara resmi membuka...

    SDIT Muhammadiyah Harjamukti Latih Keman...

    by Nov 23 2024

    CIREBONMU.COM  —  SDIT Muhammadiyah Harjamukti Kota Cirebon adakan kegiatan camping yang penuh d...

    UAH Ajak Umat Islam Perkuat Akidah Demi ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Jakarta — Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ustaz A...

    No comments yet.

    Please write your comment.

    Your email will not be published. Fields marked with an asterisk (*) must be filled.

    *

    *

    back to top