Breaking News
Categories
  • #muktamar muhammadiyah aisyiyah 48
  • Acara
  • Berita Organisasi
  • Berita Sekolah
  • Cerpen
  • Featured
  • Gerak
  • Kabar
  • Kegiatan Mahasiswa
  • Kegiatan Sekolah
  • Keislaman
  • Muhammadiyah News Network
  • Muhammadiyah or id
  • Palestina
  • Pendidikan dan Pelatihan
  • Politik
  • PWMU CO
  • Resensi buku
  • Srawung Sastra
  • Tarjih
  • TVMU
  • Uncategorized
  • Video
  • wawasan
  • Tradisi Unik Masjid Al-Hasan Plumpung Usai Shalat Id | PWMU.CO

    May 07 202220 Dilihat

    Jamaah laki-laki sedang makan bersama (Dita Fitria Wati/PWMU.CO)

    Tradisi Unik Masjid Al-Hasan Plumpung Usai Shalat Id, liputan Dita Fitria Wati, Kontributor PWMU.CO Ponorogo.

    PWMU.CO – Pemerintah Indonesia menetapkan 1 Syawal 1443 jatuh pada Senin, 2 Mei 2022. Umat Islam merayakannya dengan penuh suka-cita. Setelah dua kali Lebaran di rumah saja karena pandemi Covid-19, kali ini masyarakat mendapatan keluasaan merayakan hari kemenangan itu bersama keluarga dan saudara tercinta. 

    Dalam menyambut Lebaran, masyarakat di berbagai daerah di merayakannya dengan tradisi yang unik. Setiap daerah memiliki tradisi yang berbeda-beda, hal ini tergantung dengan kebiasaan dan kebudayaan daerah tersebut. Tradisi tersebut biasanya percampuran antara Islam dengan adat setempat.

    Begitupun di Masjid Al-Hasan Plumpung. Masjid yang terletak di RT 03/RW 05 Desa Bangunsari, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo ini memiliki tradisi dan keunikan tersendiri dalam menyemarakkan hari raya.

    Usai melaksanakan shalat Id, jamaah membawa makanan ke masjid untuk dimakan bersama dengan para tetangga. Menariknya, makanan tersebut dibawa dengan menggunakan nampan yang ditutupi daun pisang. 

    Mereka membawa makanan dari rumah, seperti kering tempe, telur goreng, dan semua makanan ‘kelas berat’ yang bersifat kering untuk dihidangkan kepada masyarakat lainnya pada acara Ngambeng.

    Tradisi ini turun-temurun dari nenek moyang sebagai wujud syukur telah menjalani puasa sebulan penuh. Selain itu juga menjadi sarana mengumpulkan warga saat Idul Fitri agar bisa saling silaturahmi dan memaafkan. 

    Para jamaah saling bertukar masakan untuk disantap bersama. Sebelum makan, ada doa bersama untuk keselamatan dan kesejahteraan masyarakat setempat. Mereka lalu makan bersama sebagai simbol kerukunan dan kebersamaan dalam kemakmuran, serta saling peduli. 

    Suasana seperti itu membuat Idul Fitri selalu dirindukan. Dan kali ini semunya terobati. Termasuk bagi warga yang tinggal di rantau. Mereka  dapat menikmati kembali hidangan kesukaan yang disajikan mayoritas khas kampung halaman.

    Baca sambungan di halaman 2: Pesan Khatib Idul Fitri

    sumber berita by [pwmu.co]

    Author

    Share to

    Related News

    Banjir Lampung

    Banjir Bandang Melanda Lampung Tiga War...

    by Jan 22 2025

    Hujan deras dengan intensitas tinggi melanda delapan kabupaten/kota di Provinsi Lampung, termasuk La...

    Hak Pejalan Kaki – bandungmu.com

    by Nov 23 2024

    Oleh: Sukron Abdilah*  BANDUNGMU.COM — Kita selalu beranggapan bahwa untuk berbuat baik harus mem...

    Pelajaran dari Kehati-hatian Rasulullah ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Bandung – Diskusi mengenai tobat pelaku zina yang belum menjalani hukuman sering me...

    Islam Berkemajuan Harus Jadi Arus Utama ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Jakarta – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dadang Kahmad secara resmi membuka...

    SDIT Muhammadiyah Harjamukti Latih Keman...

    by Nov 23 2024

    CIREBONMU.COM  —  SDIT Muhammadiyah Harjamukti Kota Cirebon adakan kegiatan camping yang penuh d...

    UAH Ajak Umat Islam Perkuat Akidah Demi ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Jakarta — Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ustaz A...

    No comments yet.

    Please write your comment.

    Your email will not be published. Fields marked with an asterisk (*) must be filled.

    *

    *

    back to top