Breaking News
Categories
  • #muktamar muhammadiyah aisyiyah 48
  • Acara
  • Berita Organisasi
  • Berita Sekolah
  • Cerpen
  • Featured
  • Gerak
  • Kabar
  • Kegiatan Mahasiswa
  • Kegiatan Sekolah
  • Keislaman
  • Muhammadiyah News Network
  • Muhammadiyah or id
  • Palestina
  • Pendidikan dan Pelatihan
  • Politik
  • PWMU CO
  • Resensi buku
  • Srawung Sastra
  • Tarjih
  • TVMU
  • Uncategorized
  • Video
  • wawasan
  • Waktu, Tanda, dan Amalan Malam Lailatul Qadar

    Mar 30 202465 Dilihat

    BANDUNGMU.COM — Di antara malam-malam bulan Ramadan yang penuh keberkahan, keistimewaan, dan kemuliaan adalah lailatul qadar.

    Namun, ada satu elemen yang membuatnya begitu misterius–ketidakpastian mengenai tanggal waktunya. Pertanyaan yang muncul adalah mengapa waktu lailatul qadar begitu misterius?

    Satu alasan mendasar mengapa waktu lailatul qadar tidak dinyatakan secara pasti adalah untuk mempertahankan semangat dan motivasi umat Islam.

    Dalam Islam, keberkahan dan keistimewaan lailatul qadar diakui sebagai lebih besar daripada seribu bulan.

    Namun, jika tanggal pastinya diketahui, mungkin orang-orang akan cenderung mengabaikan ibadah di malam-malam lainnya dan hanya fokus pada malam tersebut.

    Dengan tidak mengetahui tanggal pastinya, umat Islam diajak untuk secara konsisten dan berkelanjutan meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT di malam-malam terakhir bulan Ramadan.

    Selain itu, ketidakpastian mengenai waktu lailatul qadar juga memicu rasa penasaran dan dorongan untuk terus berusaha mengejarnya.

    Pertanyaan mengenai kapan malam itu akan tiba mendorong orang untuk lebih aktif dalam melakukan ibadah, berdoa, membaca Al-Quran, dan melakukan amal saleh pada setiap malam bulan Ramadan.

    Dengan demikian, misteri mengenai waktu lailatul qadar bukanlah sebuah hambatan. Namun, suatu tantangan yang memotivasi umat Islam untuk terus berjuang dalam mencapai keberkahan dan ampunan Allah SWT.

    Selain dari sudut pandang spiritual, ada juga aspek praktis yang terkait dengan ketidakpastian waktu lailatul qadar.

    Dalam masyarakat Islam, penetapan awal bulan baru Ramadan sering kali melibatkan perbedaan kriteria dan metode, seperti pengamatan hilal atau rukyat.

    Hal ini membuat penentuan awal bulan Ramadan menjadi tidak pasti. Dengan demikian, menentukan tanggal pasti lailatul qadar juga menjadi sulit.

    Di tengah semua kebingungan dan ketidakpastian, misteri mengenai waktu lailatul qadar akhirnya menjadi bagian dari keindahan dan keunikan bulan Ramadan itu sendiri.

    Ketidakpastian ini bukanlah suatu beban, melainkan suatu anugerah yang menginspirasi umat Islam untuk terus berjuang dan beribadah dengan penuh semangat dalam mencari keberkahan dan ampunan Allah SWT.

    Meskipun waktu lailatul qadar mungkin misterius, keberkahan dan kemuliaannya tetap dapat dirasakan oleh setiap orang yang dengan tulus berusaha mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

    Tanda-tanda lailatul qadar

    Tanda-tanda alam yang mengiringi lailatul qadar memang menjadi suatu topik yang menarik untuk disimak. Hadis-hadis yang merujuk pada fenomena alam yang terjadi pada malam lailatul qadar memberikan gambaran tentang keistimewaan malam tersebut.

    Sebagaimana yang tercatat dalam riwayat Muslim, terdapat penjelasan bahwa pada pagi hari setelah lailatul qadar, sinar matahari akan tampak berwarna putih dan tidak menyengat. Ini dianggap sebagai salah satu tanda keberkahan malam tersebut.

    Selain itu, dalam riwayat Ahmad, disebutkan bahwa malam lailatul qadar akan terlihat terang dan tenang. Seolah-olah bulan bercahaya seperti bulan purnama dan udara menjadi sangat damai.

    Fenomena alam semacam ini dianggap sebagai manifestasi dari keistimewaan malam tersebut.

    Meskipun demikian, para ulama mengingatkan bahwa tanda-tanda alam ini tidak bersifat mutlak. Ada beberapa pendapat yang mengindikasikan bahwa tanda-tanda tersebut bisa saja terjadi pada malam-malam lainnya atau bahkan tidak terjadi sama sekali.

    Ibn Al-Munir, sebagaimana disebutkan oleh Ibn Hajar, memberikan contoh bahwa pada masa Nabi Muhammad SAW, salah satu tanda lailatul qadar adalah turunnya hujan sepanjang malam.

    Namun, pada beberapa tahun berikutnya, tidak semua bulan Ramadan ditandai dengan turunnya hujan.

    Hal ini menunjukkan bahwa tanda-tanda alam yang dijelaskan dalam hadis-hadis tersebut bisa saja bervariasi dan tidak selalu terjadi setiap tahun.

    Oleh karena itu, lebih penting bagi umat Islam untuk terus memperbanyak ibadah dan berdoa pada setiap malam bulan Ramadan, tanpa terpaku pada fenomena alam tertentu.

    Keistimewaan lailatul qadar tidak hanya tercermin dari tanda-tanda alam, tetapi juga dari keberkahan ibadah dan kekhusyukan dalam berdoa pada malam-malam tersebut.

    Amalan lailatul qadar

    Amalan pada lailatul qadar adalah bagian penting dari menjalani malam yang penuh berkah tersebut. Berikut adalah beberapa amalan yang dianjurkan:

    Pertama, menggiatkan diri untuk beribadah dan beritikaf di masjid. Beritikaf merupakan praktik menetap di masjid dengan tujuan beribadah dan mencari keberkahan pada malam-malam terakhir bulan Ramadan.

    Dengan mengalokasikan waktu untuk beritikaf, seseorang dapat memperdalam hubungan spiritualnya dengan Allah.

    Kedua, menghidupkan malam dengan ketaatan dan kesungguhan dalam ibadah. Ini termasuk melakukan salat sunnah, membaca Al-Quran, berdzikir, dan berdoa.

    Malam lailatul qadar adalah waktu yang sangat diberkahi, oleh karena itu, setiap momen yang dilewati dengan ibadah akan mendatangkan pahala yang besar.

    Ketiga, membangunkan keluarga untuk bersama-sama menghidupkan malam tersebut. Melibatkan keluarga dalam ibadah pada malam Lailatul Qadar dapat meningkatkan kebersamaan dan keberkahan dalam rumah tangga.

    Adapun doa yang dianjurkan berdasarkan hadis sahih yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, An-Nasai, dan Ibn Majah adalah sebagai berikut:

    “Aisyah pernah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang apa yang harus dia ucapkan jika mengetahui malam lailatul qadar. Rasulullah SAW menjawab, ‘Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni’ yang artinya ‘Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, Engkau menyukai pemaafan, maka ampunilah segala dosaku.’”

    Dengan melaksanakan amalan-amalan ini dengan sungguh-sungguh pada malam lailatul qadar, seseorang dapat mendapatkan keberkahan yang besar dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.***

    ___

    Sumber: muhammadiyah.or.id

    Editor: FA



    sumber berita ini dari bandungmu.com

    Author

    Share to

    Related News

    Banjir Lampung

    Banjir Bandang Melanda Lampung Tiga War...

    by Jan 22 2025

    Hujan deras dengan intensitas tinggi melanda delapan kabupaten/kota di Provinsi Lampung, termasuk La...

    Hak Pejalan Kaki – bandungmu.com

    by Nov 23 2024

    Oleh: Sukron Abdilah*  BANDUNGMU.COM — Kita selalu beranggapan bahwa untuk berbuat baik harus mem...

    Pelajaran dari Kehati-hatian Rasulullah ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Bandung – Diskusi mengenai tobat pelaku zina yang belum menjalani hukuman sering me...

    Islam Berkemajuan Harus Jadi Arus Utama ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Jakarta – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dadang Kahmad secara resmi membuka...

    SDIT Muhammadiyah Harjamukti Latih Keman...

    by Nov 23 2024

    CIREBONMU.COM  —  SDIT Muhammadiyah Harjamukti Kota Cirebon adakan kegiatan camping yang penuh d...

    UAH Ajak Umat Islam Perkuat Akidah Demi ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Jakarta — Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ustaz A...

    No comments yet.

    Sorry, the comment form is disabled for this page/article.
    back to top