Muhammadiyah • Jan 17 2023 • 32 Dilihat
MUHAMMADIYAH.OR.ID, KALIMANTAN TENGAH—Allah itu akan memberikan berkah kepada penduduk yang beriman dan betakwa. Sebaliknya, kaum yang kufur nikmat akan mendapat kerugian. Hal tersebut ditunjukkan oleh kaum Madyan. Tanah di wilayah Madyan terkenal subur. Hasil pertanian dan perkebunan pun melimpah ruah. Sayangnya, kehidupan rohani kaum Madyan jauh menyimpang dari kebenaran yang menyebabkan terjadinya bencana.
“Negeri Madyan adalah contoh buat kita. Alhamdulilah Indonesia ini negeri yang Allah limpahkan untuk seluruh penduduknya hingga seorang Multatuli takjub dengan kekayaan dan kesuburan ini,” ucap Haedar Nashir dalam Tabligh Akbar yang diselenggarakan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Tengah pada Selasa (17/01).
Haedar mengajak warga Muhammadiyah untuk mengucap syukur atas kekayaan alam Indonesia yang melimpah. Tanah yang subur menjadi lahan yang cocok tumbuhnya ragam vegetasi. Gunung-gunung menjulang tinggi memberikan semilir angin penyejuk jiwa. Luasnya laut tempat bersarangnya ikan-ikan segar. Di bawah tanah tersimpan harta melimpah berupa minyak, gas, dan materi penting lainnya. Kekayaan ini membentang jauh dari Sabang hingga Merauke.
“Apa yang Allah berikan pada negeri ini tentu harus kita syukuri. Bentuk syukur kita ialah memanfaatkan nikmat ini dengan mengelola alam secara arif dan bijaksana dan jangan dirusak. Jangan atasnama pembangunan nanti malah jadi merusak,” tutur Haedar.
Tantangan Agama Islam
Haedar kemudian mengutip data Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), jumlah penduduk muslim di Indonesia sebanyak 237,53 juta jiwa per 31 Desember 2021. Jumlah itu setara dengan 86,9% dari populasi tanah air yang mencapai 273,32 juta orang. Dengan data ini, ucap Haedar, Indonesia menjadi negara muslim terbesar di dunia. Pada tahun 2050, diperkirakan populasi umat Islam menjadi moyoritas di bumi.
Menurut Haedar, tantangan Indonesia maupun negara-negara Islam ialah perubahan-perubahan akibat modernisme dan globalisasi. Kecenderungan saat ini ialah semakin modern semakin banyak yang anti agama. Perubahan ini menimbulkan banyak dampak seperti kemunculan agnotisme dan ateisme. Ada juga gerakan LGBT yang aktivitasnya mulai terbuka di depan publik. Banyak pandangan dari mereka yang berawal dari sinisme dan nilihisme terhadap agama.
Fenomena di atas terjadi akibat pemahaman agama yang tidak adaptif. Agama seharusnya disampaikann dengan dialog yang sehat bukan dengan dogmatis yang memaksa. Dogmatisme agama seakan memperlihatkan Islam tidak sejalan dengan ruang dan waktu. Padahal, Islam sejatinya shalih likulli zaman wa makan.
“Agama dan umat beragama cenderung dogmatis. Tidak melihat kenapa ada orang yang anti agama, anti Tuhan, dan menjadi LGBT. Bahkan di kalangan milenial mulia ada yang meragukan, belum besar memang tapi percikan ini telah muncul,” kata Haedar.
Hits: 4
sumber berita ini dari muhammadiyah.or.id
muhammadiyah.or.id adalah website resmi persyarikatan Muhammadiyah. Dan dikelolah oleh PP Muhammadiyah
View all postsmuhammadiyah.or.id adalah website resmi persyarikatan Muhammadiyah. Dan dikelolah oleh PP Muhammadiyah
MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ahmad Dahlan Rais, menekankan pen...
MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Universitas Muhammadiyah Surakarta menjadi saksi berkumpulnya sekita...
MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) harus menjadi arus ut...
MUHAMMADIYAH.OR.ID, KENDARI – Evangelis (Ev) Munfaridah dari Majelis Gereja Kebangunan Kalam Allah...
MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Manhaj Tarjih Muhammadiyah dirancang untuk menjaga relevansi dan ...
MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA — Dalam wawancara yang disiarkan pada Sabtu (24/08) di acara ROSI, Kom...
No comments yet.