MUHAMMADIYAH.OR.ID, MAGELANG — Dalam usaha mengalihkan petani tanaman tembakau ke tanaman multikultur, Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) jalin kolaborasi dengan Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) untuk merintis pertanian multikultur.
Peralihan tanaman tembakau ke tanaman multikultur juga sebagai jawaban atas tantangan dunia kekinian yang terancam kedaulatan pangannya. Ketua MPM PP Muhammadiyah, M. Nurul Yamien menuturkan krisis pangan global yang akan berpengaruh ke Indonesia harus direspon.
“MPM berkepentingan melakukan inovasi kelembagaan dan regenerasi petani termasuk rintisan pertanian multikultur,” kata M. Nurul Yamin.
Dalam merespon gejala global tersebut, imbuhnya, bisa dilakukan melalui penguatan pertanian lokal atau kedaerahan. Di sisi lain, mengingat metode bertani petani Indonesia yang belum terpadu, pihaknya mengajak untuk memperkuat ekosistem pertanian terpadu melalui smart farming.
Sementara itu, dari LPPM UNIMMA, Rudjito menyampaikan bahwa, permasalahan dunia pertanian Indonesia sudah sarat, termasuk rendahnya regenerasi petani. Terkait itu, UNIMMA dengan MPM juga merintis pengembangan petani milenial untuk menjaga keberlanjutan petani Indonesia.
“Universitas Muhammadiyah Magelang berharap MPM dapat melakukan pendampingan rintisan sekolah petani millenial,” jelas Rudjito.
Dalam mencapai cita-cita tersebut, kolaborasi antara MPM dengan UNIMMA ini juga mendorong lahirnya komunitas petani multikultur untuk memperkuat dan meningkatkan nilai tawar petani sebagai soko guru bangsa Indonesia.
Hits: 0
sumber berita ini dari muhammadiyah.or.id
muhammadiyah.or.id adalah website resmi persyarikatan Muhammadiyah. Dan dikelolah oleh PP Muhammadiyah
View all posts
No comments yet.