MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAYAPURA – Sejak masa Kiai Ahmad Dahlan, Muhammadiyah memiliki tradisi berjuang untuk umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta. Hanya berjarak 10 tahun sejak berdiri pada 1912, Muhammadiyah sudah tersebar ke seluruh wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Di bumi Cendrawasih Papua sendiri, Muhammadiyah telah masuk pada tahun 1926. Gerakan Muhammadiyah bahkan melibatkan peran perempuan di garis depan. Tak terbatas di Indonesia saja, berkembangnya gerakan Muhammadiyah melalui pendirian amal usahanya bahkan merambah ke luar negeri seperti Malaysia, Australia, dan Mesir. Lantas apa yang melatarbelakangi semangat itu?
Menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir gerak Muhammadiyah ini lahir dari pandangan Islam Berkemajuan untuk menerjemahkan makna rahmatan lil ‘alamin kepada seluruh manusia.
“Gerak Muhammadiyah ini pertama lahir karena pandangan Islam. Rahmat itu dasarnya kasih sayang dan pancaran dari rahman-rahimnya Allah yang Allah itu juga mencintai seluruh makhluk-Nya baik yang beriman bahkan pada mereka yang kafir. Itulah sifat rahim Allah,” kata Haedar.
“Kedua, dari Islam rahmatan lil-alamin itu Islam juga mewujud sebagai dinul hadarah, agama yang membangun peradaban yang utama, yang luhur, yang mulia, yang peradaban itu lahir dari nilai-nilai ilahi tetapi membangun kehidupan yang serba baik dalam relasi hablum-minannas, hablum-minallah bahkan dengan alam semesta,” imbuhnya.
Dalam pembukaan Musyawarah Wilayah (musywil) ke-8 Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Provinsi Papua, Sabtu (18/2), Haedar mengatakan atas alasan itulah Muhammadiyah terus melakukan ekspansi gerakan.
“Apa yang kami lakukan tidak lain untuk mencerdaskan bangsa, menyehatkan bangsa, memakmurkan bangsa, menyejahterakan bangsa tanpa membeda-bedakan agama, suku, ras, golongan, bahkan pilihan politik,” tegas Haedar.
“Nah poin penting ini yang disambung oleh Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah menghadirkan Islam sebagai agama rahmat yang melintas batas dan Islam sebagai dinul hadarah, agama yang membawa kemajuan dan itulah yang kita sebut sebagai Islam Berkemajuan,” tegas Haedar.
Hits: 0