bandungmu • Jun 25 2023 • 32 Dilihat
BANDUNGMU.COM — Alhamdulillah, musyawarah nasional forum komunikasi alumni IMM Pusat akhirnya berhasil diselenggarakan. Awalnya acara ini tertunda karena Ketua Kornas Fokal Pusat, Bang Armyn Gultom, mengalami masalah kesehatan.
Panitia berharap agar beliau pulih seperti sebelumnya sehingga mereka mencoba untuk mengubah jadwal pelaksanaan. Namun, kondisi kesehatan Bang Armyn Gultom tidak kunjung membaik, malah semakin memprihatinkan.
Hal ini sangat menyedihkan bagi para alumni, kader, dan junior Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Mereka berharap agar beliau bisa sembuh dan hadir dalam acara Musyawarah Nasional Fokal IMM.
Namun, takdir Allah SWT berkehendak lain. Bang Armyn Gultom meninggal dunia. Semoga almarhum mendapatkan kebaikan di sisi Allah SWT. Amin.
Seluruh Fokal IMM di Indonesia merasa berduka atas kepergian salah satu kader terbaik mereka. Akhirnya, sesuai kesepakatan pengurus harian Kornas Fokal IMM dan panitia, acara ini dijadwalkan diselenggarakan pada Juni 2023 di Kalimantan Timur.
Dengan seizin-Nya, acara tersebut berhasil dilaksanakan dengan lancar, sukses, dan penuh berkah pada 24-25 Juni 2023. Semoga Musyawarah Nasional Fokal IMM dapat memberikan motivasi, inspirasi, dan kontribusi dalam gerakan IMM.
Terutama dalam gerakan dakwah amar makruf nahi munkar yang menjadi platform gerakan persyarikatan Muhammadiyah. Sampai saat ini, kehadiran Fokal IMM belum terasa secara signifikan dan posisi mereka masih belum begitu terkenal di tingkat nasional dan internasional dibandingkan dengan keberadaan PB KAHMI.
Harapan dan keinginan untuk maju harus benar-benar memberikan kontribusi dalam gerakan dakwah. Baik melalui jalur ekonomi, politik, hukum, pertahanan, keamanan, maupun jalur-jalur lain yang memungkinkan menjadi sarana amal saleh untuk mewujudkan ajaran Islam yang berkemajuan sesuai dengan ajaran yang sebenarnya.
Fokal IMM lahir dengan tujuan mulia yakni untuk memfasilitasi silaturahmi antara kader alumni IMM di seluruh Indonesia. Selain itu, juga untuk memberikan kesempatan bagi kader terbaik untuk mengembangkan minat dan keahlian masing-masing.
Kemudian untuk mendukung kader-kader berpotensi yang belum tereksplorasi dalam ruang publik, baik di dalam lingkungan persyarikatan maupun di luar yang lebih strategis. Terlebih lagi pengaruh di ruang publik yang terkait dengan ranah kekuasaan penting mendapatkan pengawalan khusus dan serius.
Hindarilah konflik kepentingan yang parsial dan tidak mendidik kader ikatan. Hindari pula budaya primordialisme berdasarkan suku, etnis, dan golongan.
Tujuan dibentuknya Fokal IMM adalah untuk mempererat kebersamaan dan kerja sama. Saling dorong dan saling mendukung dalam ruang publik adalah hal yang sangat diperlukan.
Jauhkan sikap elite Fokal IMM dalam bersikap dan berperilaku diskriminatif terhadap kader alumni ikatan selama mereka tidak melanggar hukum publik maupun pribadi serta tidak melanggar moralitas. Mereka layak mendapatkan dukungan dan advokasi yang pantas.
Begitu pula saat berkompetisi untuk menguji diri dalam ruang kepemimpinan di persyarikatan Muhammadiyah, tetap berikan motivasi, dukungan, dan advokasi untuk membawa mereka menuju kepemimpinan tertinggi. Jangan melakukan tindakan yang tanpa disadari membatasi akses hanya karena suka atau tidak suka terhadap sosok tertentu.
Munas Fokal IMM saat ini adalah saat yang tepat untuk mengatur dan mencatat kader-kader terbaik dalam berbagai ranah publik.
Distribusi yang terencana dan terstruktur akan membantu kader ikatan menjadi pemimpin di berbagai posisi kekuasaan negara, pimpinan persyarikatan di berbagai tingkatan, dan setidaknya mendapatkan apresiasi sebagai pimpinan dalam berbagai usaha amal Muhammadiyah.
Tentu saja, hal ini bergantung pada dedikasi dan prestasi kader ikatan. Tentu tidaklah mudah. Namun, hal ini sebenarnya dapat dicapai dengan adanya niat dan komitmen yang sungguh-sungguh untuk mendorong dan memberdayakan kader sesuai dengan minat, bakat, keterampilan, dan kompetensinya.
Jangan memberikan kesan bahwa menjadi pemimpin hanya karena seseorang adalah kader junior dalam pihak yang sama dan mudah dikendalikan, padahal mereka tidak memiliki prestasi.
Musyawarah Nasional Fokal IMM adalah momentum yang tepat karena kader ikatan dapat diatur dan didata dalam persyarikatan Muhammadiyah. Penyelenggaran acara ini tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan panitia rela mengorbankan waktu untuk menjalin silaturahmi.
Harapannya adalah lahirnya formatur atau pemimpin Kornas Fokal IMM yang berkualitas dan progresif, baik dalam pembangunan sumber daya manusia di dalam ikatan maupun dalam hal-hal lain yang relevan dengan peradaban Islam.
Kehadiran Fokal IMM tidak hanya ada dalam catatan sejarah bangsa dan negara, tetapi memberikan kontribusi yang lebih agresif dan progresif. Syukur-syukur jika pemimpin bangsa lahir dari alumni kader ikatan.
Mengapa tidak? Jika Fokal IMM berbicara dengan keahliannya masing-masing, tidaklah mustahil bahwa ruang publik akan menjadi tempat berbagi ide dan gagasan brilian yang selama ini tersembunyi. Termasuk kader-kader yang selama ini merasa tidak berdaya karena kepentingan organisasi yang tidak memiliki visi kepemimpinan yang jelas.
Bergerak maju, kibarkan panji-panji, seperti yang disebutkan dalam lirik mars IMM saat berbagai kegiatan sakral IMM dilaksanakan. Apakah dalam tahun politik saat ini, para pemimpin Kornas Fokal IMM bisa bersuara dengan keras, jelas, tegas, dan memberikan kontribusi kepada bangsa yang saat ini sedang mengalami kesulitan?
Pilihlah pemimpin yang memiliki sikap progresif dan mampu merombak pemikiran dan tindakan yang kuno. Gerakan Kornas Fokal IMM harus mengikuti tuntutan kebutuhan saat ini, terlebih lagi sebagai entitas organisasi alumni yang tidak memiliki kekuasaan politik.
Memang benar bahwa Fokal IMM masih tergolong baru jika dilihat dari usianya. Jika berani, Musyawarah Nasional ini dapat menjadi momen spektakuler yang akan terdengar di seluruh negeri dan dirasakan oleh seluruh bangsa, setidaknya dalam lingkup Muhammadiyah.
Melihat dari jarak jauh, tampaknya Musyawarah Nasional Fokal IMM di Kalimantan Timur masih terkesan hanya seremonial. Gagasan dan programnya belum berdampak signifikan dan suaranya tidak menyebar ke berbagai arah. Sayang sekali jika momentum ini tidak dimanfaatkan untuk membangun citra alumni ikatan yang berwibawa dan dihormati.
Masa lalu yang romantis tentu menjadi pembicaraan saat bertemu dan kegembiraan pasti hadir dalam silaturahmi yang diikuti dengan berbagi cerita dan pengalaman sebagai aktivis pergerakan. Memang suasana itu sangat dirindukan dan membuat kangen, terutama karena banyak pengalaman unik yang tak terlupakan.
Namun, suasana tersebut tidak boleh membuat terlena dan mengabaikan agenda yang substansial untuk merancang dan membangun bangsa melalui Fokal IMM. Semoga Fokal IMM sukses dan terus maju. Wallahu ‘alam.***
sumber berita ini dari bandungmu.com
Hujan deras dengan intensitas tinggi melanda delapan kabupaten/kota di Provinsi Lampung, termasuk La...
Oleh: Sukron Abdilah* BANDUNGMU.COM — Kita selalu beranggapan bahwa untuk berbuat baik harus mem...
BANDUNGMU.COM, Bandung – Diskusi mengenai tobat pelaku zina yang belum menjalani hukuman sering me...
BANDUNGMU.COM, Jakarta – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dadang Kahmad secara resmi membuka...
CIREBONMU.COM — SDIT Muhammadiyah Harjamukti Kota Cirebon adakan kegiatan camping yang penuh d...
BANDUNGMU.COM, Jakarta — Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ustaz A...
No comments yet.