Muhammadiyah • Jul 28 2023 • 34 Dilihat
MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir mengapresiasi kiprah pemikiran mantan Ketua Majelis Tarjih dan Pengembangan Pemikiran Islam PP Muhammadiyah tahun 1995-2000, Prof. Amin Abdullah, yang dituangkan dalam buku “Filsuf Membumi dan Mencerahkan: Menyemai dan Menuai Legacy Pemikiran Amin Abdullah.”
Menurut Haedar, Prof. Amin berhasil meletakkan lajur pemikiran tajdid Muhammadiyah generasi awal sebagai identitas gerakan Persyarikatan, yang kemudian dikenal dengan tiga ciri pendekatan Tarjih, yakni Bayani (dalil), Burhani (akal), dan Irfani (hikmah).
“Muhammadiyah layak mengakui dan mengikrarkan bahwa Prof. Amin adalah filsuf atau pemikirnya pemikir karena beliau memperkenalkan dan menjadikan institusi Tarjih ditambah dengan pemikiran Islam waktu itu,” puji Haedar.
Pada peluncuran buku yang dirangkai sebagai kado istimewa Prof. Amin Abdullah di usia ke-70 tahun, Jumat (28/7), Haedar menyebut Prof. Amin berperan penting dalam menghidupkan kembali corak gerakan Persyarikatan yang sempat mengalami stagnasi karena dinamika kebangsaan.
Misalnya, meredupnya identitas Tajdid (pembaruan) Muhammadiyah kepada purifikasi semata pasca wafatnya Kiai Ahmad Dahlan. Padahal gagasan Kiai Ahmad Dahlan sebagai seorang mujadid sekaligus mujtahid, menurut Haedar telah melampaui zaman dan tidak dimiliki oleh para pembaharu Islam lainnya.
Rekonstruksi yang digerakkan oleh Prof. Amin guna membawa kembali Muhammadiyah pada identitas sejatinya, kata Haedar mulai menemukan pijakan pada tahun 2000 dengan populernya berbagai istilah khas Muhammadiyah seperti pencerahan, berkemajuan, dan lain sebagainya. Usaha-usaha interkoneksi ilmu, tajdid, pemurnian, dan dinamisasi, bahkan dianggap telah menjadi satu kesatuan gerakan pemikiran Muhammadiyah sejak 2005.
Lebih lanjut, Haedar juga memuji sosok Prof. Amin yang selama ini menggambarkan wajah umum dari tokoh-tokoh Muhammadiyah seperti; mengutamakan keadaban publik, kesederhanaan, dan kebijaksanaan yang kuat diwarnai aspek irfani dan ihsan. Haedar berharap, Prof. Amin membuka madrasah atau sekolah khusus yang berfungsi untuk mewariskan gagasan keilmuannya.
Berkaca dari perjuangan Prof. Amin Abdullah, Haedar Nashir mengajak kader dan pegiat Persyarikatan untuk mengembangkan gagasan tajdid dan gerakan pemikiran Muhammadiyah lewat interkoneksi ilmu dengan pendekatan khas bayani, burhani, dan irfani pada berbagai aspek kehidupan.
“Terakhir buat kita yang muda, baik institusi maupun perorangan, mari kita melangkah lebih jauh yakni proyek pendekatan bayani, burhani, dan irfani dalam memahami Alquran dan Sunnah, dan pemikiran-pemikiran kehidupan. Saya pikir tidak ada masalah memakai pendekatan bayani, burhani, dan irfani untuk membaca fenomena sosial di samping paradigma keilmuan yang ada,” pesannya. (afn)
Hits: 0
sumber berita ini dari muhammadiyah.or.id
muhammadiyah.or.id adalah website resmi persyarikatan Muhammadiyah. Dan dikelolah oleh PP Muhammadiyah
View all postsmuhammadiyah.or.id adalah website resmi persyarikatan Muhammadiyah. Dan dikelolah oleh PP Muhammadiyah
MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ahmad Dahlan Rais, menekankan pen...
MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Universitas Muhammadiyah Surakarta menjadi saksi berkumpulnya sekita...
MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) harus menjadi arus ut...
MUHAMMADIYAH.OR.ID, KENDARI – Evangelis (Ev) Munfaridah dari Majelis Gereja Kebangunan Kalam Allah...
MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Manhaj Tarjih Muhammadiyah dirancang untuk menjaga relevansi dan ...
MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA — Dalam wawancara yang disiarkan pada Sabtu (24/08) di acara ROSI, Kom...
No comments yet.