MUHAMMADIYAH.OR.ID, SUKABUMI – Semangat pengabdian pada masyarakat kecil adalah jati diri gerakan Al-Ma’un Muhammadiyah. Selain Al-Ma’un, identitas gerakan Muhammadiyah ditandai dengan ikhtiar memajukan kualitas kehidupan umat agar berkehidupan unggul (khairu ummah).
Sejak kelahirannya pada 1912 hingga kini, pelayanan sosial, kesehatan, dan pendidikan Muhammadiyah telah dirasakan oleh masyarakat luas di tanah air. Seiring dengan semakin bertumbuhnya Muhammadiyah di seluruh Indonesia bahkan dunia, amal usaha yang dimiliki diharapkan terus meningkatkan kualitasnya karena persaingan global yang juga semakin ketat.
“Perbuatan dan amaliah kita itu juga makin ke sini harus fadhilah, harus sesuatu yang amilatul fadliyah, perbuatan yang terbaik, yang utama,” pesan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir.
Dalam pembukaan Musyda Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke-13 Kabupaten Sukabumi di kompleks Muhammadiyah Boarding School Al-Karimah Kabupaten Sukabumi, Ahad (30/7), Haedar menyebut jika persaingan yang ada tidak mesti membuat Muhammadiyah kehilangan arah, namun justru harus memacu diri untuk memberikan kualitas yang lebih baik.
Haedar lalu mengingatkan jika ciri sosiologis masyarakat Indonesia yang komunal adalah menginginkan barang berkualitas dengan harga terjangkau. Karena itu, amal usaha yang dimiliki Muhammadiyah kata dia harus mampu menjadi alternatif yang menjawab kebutuhan tersebut, termasuk bagi lembaga pendidikannya.
“Jadi ingin yang berkualitas dan syukur murah. Tetapi memang nggak rasional ya, sebab yang berkualitas itu mestinya mahal,” kata dia.
Tuntutan persaingan global yang makin ketat juga bukan alasan untuk berpasrah sehingga amal usaha yang dimiliki Muhammadiyah bersifat stagnan dan kemudian memberikan pelayanan apa adanya karena mengandalkan dalil Al-Ma’un.
Sebaliknya kata Haedar, Muhammadiyah bisa tetap bersaing dengan dua cara. Pertama, tetap memberikan pelayanan berbasis Al-Ma’un kepada masyarakat miskin, dan kedua, membuat amal usaha tertentu yang berkualitas dan ditujukan bagi kelompok ekonomi tertentu.
“Itu bagus semangat Al-Maun, nanti insyaAllah rezeki datang. Tapi kita juga harus sungguh-sungguh bikin yang berkualitas sekolah-sekolah unggul karena yang lain juga begitu,” pesan Haedar.
“Jangan sampai nanti jamaah, umat, warga tidak tertampung di sekolah Muhammadiyah dan sekolah ‘Aisyiyah karena sekolahnya di bawah standar rata-rata. Bahkan sekarang ada analogi sekolah makin mahal itu makin dikejar orang, tapi mahal berkualitas. Jangan asal patok harga mahal gak berkualitas, jadi amal kita harus makin terbaik itulah yang disebut dengan amaliah unggul berkemajuan,” imbuhnya. (afn)
Hits: 1