MUHAMMADIYAH.OR.ID, BANDUNG—Beberapa kalangan orientalis di masa kolonialisme pernah mengemukakan pandangan bahwa Nabi Muhammad Saw bukanlah seorang “ummiy”. Istilah ini merujuk pada seseorang yang tidak bisa membaca dan menulis. Akan tetapi, pandangan ini telah ditanggapi dan diperjelas oleh mayoritas ulama.
Menurut Cecep Taufiqurrahman, Wakil Sekretaris I LP2PPM, pendapat bahwa Nabi Muhammad Saw bukanlah seorang ummiy yang tidak bisa membaca dan menulis disinyalir muncul dalam upaya untuk membuktikan bahwa Al Quran merupakan hasil karya manusia dan bukan wahyu ilahi.
“Mereka ingin membuktikan bahwa Muhammad adalah pengarang Al Quran. Ini tujuan terpenting bagi mereka,” ungkap Cecep dalam acara Gerakan Subuh Mengaji yang diselenggarakan oleh ‘Aisyiyah Jawa Barat pada Sabtu (30/09).
Cecep menjelaskan bahwa mayoritas ulama berpendapat bahwa Rasulullah adalah seorang individu yang tidak memiliki kemampuan membaca dan menulis. Istilah “ummiy” dalam konteks ini merujuk pada seseorang yang dalam kondisi seperti saat dilahirkan oleh ibu, tidak memperoleh pendidikan tulisan, dan tetap berada dalam keadaan tersebut hingga dewasa.
“Allah mengutus Muhammad, dan beliau tidak memiliki kemampuan membaca dan menulis dari kitab. Sifat ini merupakan salah satu mukjizatnya, karena beliau mampu mengulangi Kitab Allah dengan sangat teratur, tepat, tanpa kekurangan ataupun kelebihan, berbeda dari orator Arab lainnya,” tambah Cecep.
Untuk mendukung argumennya, Cecep mengutip ayat 157 dari Surah Al-A’raf dalam Al Quran. Dalam ayat ini, Allah menggambarkan Nabi Muhammad sebagai “Nabi yang ummiy,” yang diberikan mukjizat berupa Al Quran oleh Allah.
Selanjutnya, Cecep menyoroti berbagai studi yang dikembangkan sebagai bagian dari orientalisme. Ia menyatakan bahwa upaya-upaya ini seringkali hanya mencari pembenaran atas stereotip yang telah dibangun oleh dunia Barat Kristen tentang Nabi Muhammad dan Islam.
Mmayoritas ulama memandang Nabi Muhammad Saw sebagai seorang ummiy yang menerima wahyu ilahi dalam bentuk Al Quran dan mengulangkannya kepada umat manusia sebagai mukjizat besar. Pandangan ini mencerminkan kepercayaan dalam keagungan wahyu dan kemampuan Rasulullah sebagai penyampai utama pesan Allah kepada manusia.
Hits: 0
No comments yet.