Breaking News
Categories
  • #muktamar muhammadiyah aisyiyah 48
  • Acara
  • Berita Organisasi
  • Berita Sekolah
  • Cerpen
  • Featured
  • Gerak
  • Kabar
  • Kegiatan Mahasiswa
  • Kegiatan Sekolah
  • Keislaman
  • Muhammadiyah News Network
  • Muhammadiyah or id
  • Palestina
  • Pendidikan dan Pelatihan
  • Politik
  • PWMU CO
  • Resensi buku
  • Srawung Sastra
  • Tarjih
  • TVMU
  • Uncategorized
  • Video
  • wawasan
  • Begini Cara Rasulullah Menghargai Tamu

    Jun 10 202329 Dilihat

    BANDUNGMU.COM, Bandung – Rumah kita sering kedatang tamu atau kita bertamu ke rumah orang lain. Dalam dua hal ini, ada etika dan tata cara bertamu dan menjamu tamu yang diajarkan oleh Rasulullah.

    Seperti apa dan bagaimana cara Rasulullah menghormati tamu? Berikut ulasannya seperti yang bandungmu.com olah dari buku “Khutbah-Khutbah Imam Besar” karya Nasaruddin Umar.

    Salah satu tuntunan ajaran Islam yang mulia ialah menghormati tamu. Etika atau adab menerima tamu diatur sedemikan rupa yang menunjukan betapa agama Islam menjunjung tinggi nilai-nilai akhlak.

    Bahkan tuntunan menghormati tamu dikaitkan dengan masalah keimanan. Artinya menghormati tamu menjadi sesuatu yang nilainya adalah kewajiban, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

    “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya.” (HR Bukhari).

    Dalam kitab-kitab hadis ditemukan suatu bab khusus tentang memuliakan tamu (takrim al-dhaif).

    Suatu ketika Rasulullah kedatangan tamu nonmuslim berjumlah 60 orang, 14 diantaranya berasal dari kelompok Kristen Najran.

    Rombongan tamu dipimpin oleh Abdul Masih. Rombongan ini diterima oleh Rasulullah di masjid dengan penuh persahabatan.

    Bahkan menurut Muhammad ibnu Ja’far ibn Al Zubair, sebagaimana dikutip Abdul Muqsith dalam kitab “Al Shirat Al Nabawiyyah” karya Ibnu Hisyam, Juz II, halaman 426-428, ketika waktu ibadah kebaktian tiba, rombongan tamu Rasulullah ini melakukan kebaktian di dalam masjid dengan menghadap timur.

    Rasulullah tidak membeda-bedakan tamu berdasarkan kelas, status sosial, bahkan agama. Sebab, memuliakan tamu adalah suatu kewajiban, siapa orang tersebut.

    Dalam hal ini Rasulullah bersabda: “Akrim al-dhaif walaw kana kafiran” (Muliakanlah tamu walaupun ia seorang kafir).

    Suatu ketika Rasulullah menerima seorang tamu laki-laki Arab pegunungan yang masih semi-primitif. Tiba-tiba tamu ini beranjak ke sudut masjid lalu kencing berdiri di situ.

    Tentu saja para sahabat marah dan bermaksud memukulnya. Namun, Rasulullah menahannya dan memerintahkan agar kencingnya ditimbun dengan pasir.

    Pernah juga suatu ketika Rasulullah menerima tamu tak diundang. Dia adalah seorang yang sudah lama dicari-cari masyarakat karena terkenal sebagai si pembuat onar.

    Salah seorang sahabat menghunus pedang untuk membunuh orang tersebut. Namun, ditahan Rasulullah seraya berkata, “Biarkan dia, kita dengarkan apa maksud kedatangannya ke sini.”

    Sang tamu menyadari dirinya adalah seorang penjahat dan telah melakukan berbagai macam dosa dan maksiat. Ia menjelaskan tujuannya datang menjumpai Rasulullah.

    Barangkali di masa lalunya ia pernah mengerjakan suatu kebaikan, maka ia akan menghibahkan kebaikan itu kepada orang yang ditunjuk Rasulullah.

    Semua sahabat yang hadir di masjid tertegun mendengarkan penjelasan itu. Akhirnya kasus ini menyebabkan turunnya ayat ke 114 dari surah Hud:

    “Sesungguhnya amal kebajikan itu menghapuskan dosa-dosa/perbuatan buruk.” (QS Hud [11]: 114).

    Dalam kasus lain, ketika Rasulullah sedang melayani tamu pembesar Quraisy, tiba-tiba datang tamu lain yang kebetulan buta yang bernama Abdullah bin Ummi Maktum, lalu Rasulullah berpaling dari padanya demi menghargai pembesar Quraisy.

    Peristiwa ini menjadi sebab turunnya surah ‘Abasa ayat 1-2: “Dia bermuka masam dan berpaling. Karena telah datang seorang buta kepadanya.” (QS ‘Abasa [80]:1-2).

    Dalam kisah-kisah para Nabi diceritakan bahwa Nabi Ibrahim tidak pernah mau makan sendirian. Jika tidak ada tamu yang menemaninya, ia pergi ke pasar mencari orang yang mau diajak makan bersama.

    Bukan hanya sekadar makan, atau makan sekadarnya, melainkan berusaha menyediakan menu makanan yang terbaik yang mampu disiapkan. Firman Allah dalam surah Az Zariyat ayat 26-27 mengisahkan hal tersebut.

    “Dan Ibrahim datang pada keluarganya dengan membawa daging anak sapi gemuk kemudian ia mendekatkan makanan tersebut pada mereka [tamu-tamu Ibrahim-ed] sambil berkata: ‘Tidakkah kalian makan?’”(QS Az Zariyat [51]: 26-27).

    Pertanyaannya adalah jika seorang ahlul bait menghormati tamunya sedemikan rupa, bagaimana halnya dengan adab tamu itu sendiri? Dalam salah satu hadis Rasulullah bersabda:

    “Menjamu tamu adalah tiga hari, adapun memuliakannya sehari semalam dan tidak halal bagi seorang muslim tinggal pada tempat saudaranya sehingga ia menyakitinya.”

    Para sahabat berkata: “Ya Rasulullah bagaimana menyakitinya?”

    Rasulullah berkata: “Sang tamu tinggal bersamanya sedangkan ia tidak mempunyai apa-apa untuk menjamu tamunya.”

    Dari hadis di atas kita mengetahui bahwa bertamu ke rumah orang itu paling lama adalah tiga hari. Hadis Nabi itu sangat jelas.

    Hal itu menyangkut adab. Bukan saja adab menerima tamu yaitu kewajiban menghormatinya, melainkan adab bertamu yakni harus tahu diri. Kita sebagai umat Rasulullah selayaknya mencontoh perlakuan beliau terhadap tamu.

    Kita harus paham bahwa Nabi Muhammad SAW mencontohkan dirinya sebagai orang yang sangat mencintai tamu, tanpa membedakan status sosial, asal-usul, jenis kelamin, suku, dan agama.

    Agama kita mengajarkan bahwa tamu tidak akan mengurangi jatah rezeki kita. Bahkan para tamu mengundang turunnya berkah dan rezeki dari langit.***



    sumber berita ini dari bandungmu.com

    Author

    Share to

    Related News

    Banjir Lampung

    Banjir Bandang Melanda Lampung Tiga War...

    by Jan 22 2025

    Hujan deras dengan intensitas tinggi melanda delapan kabupaten/kota di Provinsi Lampung, termasuk La...

    Hak Pejalan Kaki – bandungmu.com

    by Nov 23 2024

    Oleh: Sukron Abdilah*  BANDUNGMU.COM — Kita selalu beranggapan bahwa untuk berbuat baik harus mem...

    Pelajaran dari Kehati-hatian Rasulullah ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Bandung – Diskusi mengenai tobat pelaku zina yang belum menjalani hukuman sering me...

    Islam Berkemajuan Harus Jadi Arus Utama ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Jakarta – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dadang Kahmad secara resmi membuka...

    SDIT Muhammadiyah Harjamukti Latih Keman...

    by Nov 23 2024

    CIREBONMU.COM  —  SDIT Muhammadiyah Harjamukti Kota Cirebon adakan kegiatan camping yang penuh d...

    UAH Ajak Umat Islam Perkuat Akidah Demi ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Jakarta — Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ustaz A...

    No comments yet.

    Sorry, the comment form is disabled for this page/article.
    back to top