Medan, InfoMu.co – Besarnya kekuasaan Allah dapat dilihat dari keteraturan alam semesta. Allah menunjukkan kebesarnnya melalui fenomena alam yang meliputi berbagai ciptannya.
Demikian dijelaskan Ditrktur BPOM MUI Sumut pada sesi pertama Mudzakarah Majelis Ulama Indonesia Sumatera Utara, Ahad (17/4).
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Utara menggelar mudzakarah Ramadan 1443 H. Agenda kegiatan Komisi Fatwa itu menyajikan delapan topik bahasan menarik. Muzakarah berlangsung setiap Ahad masing-masing dengan dua tema.
Mudzakarah hari kedua, Ahad (17/4) menghadirkan dua pembicara dengan tema yang nyaris sama. Sesi pertama Prof. Dr. Ir. H. Basyaruddin MS ( Direktur BPOM MUI Sumut) dengan tema ” Arsitektur alam semesta dalam pandangan Al-Qur’an” dan sesi kedua menghadirkan Dr. H.M. Djamil MA (Rektor Univa Medan) dengan judul ” Tatakota dalam Prespektif Al-Qur’an”.
Dua mudzarah ini dipandu oleh Dr. H.M. Tohir Ritonga Lc MA, Pengurus MUI Bidang Fatwa. Hadir beberapa tokoh seperti Prof. Dr.dr. Nadjib Dahlan, Prof. Hasan Bakti, Prof. Sanusi Lukman dan hampir 100 peserta mudzakarah bersama mahasiswa PTKU MUI Sumut.
Pada sesi pertama, Prof. Dr. Basyaruddin MS menegaskan, Allah menunjukkan kekuasaannya melalui penomena alam dengan pernyataan Dan, diantara tanda-tanda kebesaran-Nya seperti tertuang pada Surat A-rum 20-25. Fenomena ini dimaksud betapa besarnya kekuasaan Allah, yang meliputan; penciptaan manusia dari tanah, menjadikan manusia berpasangan, penciptaan langit dan bumi, perbedaan bahasamu dan warna kulitmu, tidur waktu malam dan berusaha di siang hari, menciptakan kilat, menurunkan air hujan dari mlangit, menghidupkan bumi setelah matinya dan menegakkan langit dan bumi.
Beberapa fenomena itu menegaskan bukti-bukti betapa kekuasaan Allah itu maha besar. Dimana pada awalnya banyak manusia yang mencari tuhannya dengan berbagai penomena alam semesta, seperti matahari, bulan dan bintang-bintang, jelas Prof. Basyaruddin.
Menjelaskan struktur system alam menurut Al-Quran ada ruang, materi/benda, fenomena/gejala dan relasi & interaksi. Kempat struktur system alam ini memiliki korelasi yang saling terkait. Disebutkan ruang adalah alam semesta yang tidak terhingga sepanjang ukuran pengetahuan manusia. :” Di dalam ruang inilah tempat materi dan non-materi dengan segala karakternya yang berinteraksi ssatu sama dengan lainnya dengan masing-masing peran yang telah ditetapkan menurut sunatullah.
Terkait dengan materi, maka kita akan menemukan benda seperti bintang (Al-An’am 6:97, matahari (Yunus 10:15), bulan ( Yunus 10:15) , bumi (Nuh 71:16), dan sejumlah benda-benda langit yang tidak terhitung jumlahnya.
Dari benda sebagai bagian dari system alam, maka memunculkan fenomenanya, seperti adanya cahaya dan suara ( gelombang energy), gelap dan terang, halilintar, hujan, awan, angin dan sebagainya.
Kata Prof. Basyararuddin bahwa semua kompulan objek itu memiliki saling relasi, keterkaitan satu sama lain. Jika satu dari objek dalam system itu mengalami gangguan maka akan berpengaruh terhadap objek yang lain. ” Hanya ALLAH yang tidak memiliki ketergantuan pada system alam yang ada. ” Dan tidaklah kami bermain-main menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya (surat Ad-Dukhan 38).
Prof. Basyaruddin juga menjelaskan seputar Fenomena Rumah Kaca. Fenomena ini terjadi disebabkan oleh ulah manusia. “Telah tampak kerusakan di darat akan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar) ( Ar-Rum 41).
Usai penyampaikan tema Artsitektur alam semesta dalam pandangan Al-Quran dilanjutkan dengan penyampaian tema Tata Kota dalam Prespektif Al-Qur’an oleh Dr. H.M. Jamil MA (Syaifulh)