Breaking News
Categories
  • #muktamar muhammadiyah aisyiyah 48
  • Acara
  • Berita Organisasi
  • Berita Sekolah
  • Cerpen
  • Featured
  • Gerak
  • Kabar
  • Kegiatan Mahasiswa
  • Kegiatan Sekolah
  • Keislaman
  • Muhammadiyah News Network
  • Muhammadiyah or id
  • Palestina
  • Pendidikan dan Pelatihan
  • Politik
  • PWMU CO
  • Resensi buku
  • Srawung Sastra
  • Tarjih
  • TVMU
  • Uncategorized
  • Video
  • wawasan
  • Di Pengukuhan Guru Besar Rektor UMJ, Haedar Nashir Ungkap Tantangan Konstitusi Indonesia

    Nov 09 2023102 Dilihat

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir menyampaikan ancaman konstitusi Indonesia saat pengukuhan Ma’mun Murod, Rektor UMJ sebagai Guru Besar bidang Ilmu Politik pada Kamis (9/11).

    Memulai sambutan, Haedar menyampaikan selamat atas dikukuhkannya Rektor UMJ, Ma’mun Murod sebagai guru besar. Menurutnya, penambahan jumlah guru besar di lingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah merupakan bagian untuk meningkatkan kualitas pendidikan untuk bangsa.

    “Dengan lahirnya Guru Besar baru, Muhammadiyah menambah kekayaan pemikiran dalam rangka mencerdaskan dan memajukan kehidupan bangsa,” ungkap Haedar.

    Tentang orasi ilmiah yang disampaikan Prof. Ma’mun, “Islam dan Pancasila: Dari Ideologisasi Menuju Aktualisasi, Haedar mengatakan bahwa perdebatan politik Indonesia harus move on dari perdebatan masa lampau.

    “Kita ingin mengakhiri perdebatan politik lampau, menegaskan Indonesia adalah Negara Pancasila,” katanya.

    Bagi Muhammadiyah, Pancasila tidak cukup dengan konsensus. Melainkan Pancasila jika sudah ditegaskan sebagai dasar negara, maka menurut Haedar, harus ada pembuktian untuk membangun negara Indonesia sehingga lebih maju atau berkemajuan.

    “Hal itu tidak cukup dengan konsensus bahwa Indonesia adalah negara Pancasila, tapi kita harus membangun Indonesia ini menjadi negara darul ahdi wasy syahadah yaitu Indonesia Berkemajuan,” sambung Haedar.

    Menyimak orasi ilmiah Prof. Ma’mun, Guru Besar Sosiologi ini menerangkan tantangan yang dihadapi oleh konstitusi Indonesia. Menurutnya, pasca reformasi politik Indonesia, termasuk juga ekonomi, sosial dan budaya bahkan sampai keagamaan mengalami liberalisasi.

    “Dalam orasi disampaikan ada kegelisahan politik, budaya, dan keagamaan mengarah kepada liberalisasi. Liberalisasi itu semakin agresif melampaui tatanan konstitusi yaitu Pancasila sebagai dasar negara sudah melampaui batas,” tutur Haedar.

    Hits: 0

    sumber berita ini dari muhammadiyah.or.id

    Author

    Share to

    Written by

    muhammadiyah.or.id adalah website resmi persyarikatan Muhammadiyah. Dan dikelolah oleh PP Muhammadiyah

    Related News

    Muhammadiyah Maksimalkan Wakaf dalam Sek...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ahmad Dahlan Rais, menekankan pen...

    Muhammadiyah Proyeksikan Kemandirian Eko...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Universitas Muhammadiyah Surakarta menjadi saksi berkumpulnya sekita...

    ‘Aisyiyah Dorong Pengarusutamaan E...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) harus menjadi arus ut...

    Pendidikan Inklusif Muhammadiyah Diapres...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, KENDARI – Evangelis (Ev) Munfaridah dari Majelis Gereja Kebangunan Kalam Allah...

    Menelusuri Ragam Metode Penentuan Hukum ...

    by Aug 26 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Manhaj Tarjih Muhammadiyah dirancang untuk menjaga relevansi dan ...

    Bukan Gedungnya, Tapi Mentalitas Kolonia...

    by Aug 26 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA — Dalam wawancara yang disiarkan pada Sabtu (24/08) di acara ROSI, Kom...

    No comments yet.

    Sorry, the comment form is disabled for this page/article.
    back to top