back to top
Sunday, January 19, 2025
27.5 C
Gresik

Haedar Nashir Sentil Kebijakan Pemerintah Membangun Kota Bermegah-megah

 

Jakarta, InfoMu.co – Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menyentil pembangunan kota-kota megah sebagai ambisi berlebihan dari pengambil kebijakan.

Menurut Haedar, ambisi ini hanya akan menghasilkan kerusakan alam dan lingkungan. Lebih jauh, bahkan ambisi pembangunan pemerintah dapat menjadi ancaman bagi Bumi.

“Tapi rumah ini tidak bisa kita rawat bersama karena ambisi-ambisi berlebihan dari para pengambil keputusan ingin membangun legacy,” ujar Haedar dalam diskusi daring Pra-Muktamar Muhammadiyah, Sabtu (9/4).

“Ingin membangun mercusuar, kota hebat, pembangunan yang raksasa, dan segala macam bentuk legacy, kekuasaan yang sesungguhnya sadar atau tidak sadar karena tidak sama dalam mencermati kondisi alam,” sambungnya.

Haedar membandingkan kondisi ini dengan buku The Uninhabitable Earth karya David Wallace yang bercerita tentang masa depan ketika bumi tidak lagi bisa dihuni oleh manusia. Dalam buku itu, disebutkan manusia masa kini sebagai manusia yang berorientasi pada ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), namun justru sangat pragmatis.

“Manusia di era ini dengan segala alam pikirannya yang post-modern, modern, berparadigma iptek, tapi sangat instrumental dan pragmatis tadi,” tutur Haedar.

Lebih jauh, menurut Haedar, dampak dari pembangunan yang masif adalah munculnya perubahan iklim yang menjadi ancaman. Haedar menilai, perubahan iklim ini bahkan dapat menjadi ancaman yang melebihi bom dan produk dari hasil manusia langsung.

“Kita bisa menyaksikan langsung berbagai bencana alam yang tidak lagi alamiah, badai, kelaparan, laut yang sekarat, udara yang tidak dapat dihirup. Wabah akibat pemanasan global, bahkan ambruknya ekonomi,” papar Haedar.

“Terjadinya konflik akibat iklim semuanya terkait dengan perubahan iklim global hasil dari atau produk negatif dari kebijakan-kebijakan manusia di berbagai negara,” lanjutnya.

Pada dampak yang lebih ekstrem, Haedar mengutip David Wheels, bahwa kehidupan di Bumi kini berada di ambang kepunahan.

“Menyerupai kiamat. Kita ingat pada the day after, manusia tidak dapat memilih planet karena inilah tempat satu-satunya alam semesta yang dapat disebut sebagai homes, rumah kita,” pungkas Haedar.[prs/realitarakyat)

sumber berita dari infomu.co

Author

Hot this week

Ketua PWA Jatim, Dra Rukmini Amar, MAp, Buka Konsolidasi Majelis Tabligh dan Ketarjihan se-Jawa Timur

Ketua Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Jawa Timur, Dra Rukmini...

Semarak Malam Legian

Puisi Suhartoko Anak muda …. Kupahatkan kesejukan di wajah kalian, di...

Lahir Lagi

LAHIR-LAGI Ranjang adalah pertapaan. Antara kelahiran- kematian. Pertarungan tanpa suara,...

MI Mulia Gelar Kegiatan Ecoprint dan Mewarnai, Tingkatkan Kreativitas Siswa

MI Muhammadiyah 5 Cangaan, yang lebih dikenal sebagai MI...

Praktik Semaphore, Siswa SD Al Islam Cerme Belajar Sambil Bermain

Siswa-siswi SD Al Islam Cerme kembali menunjukkan antusiasme mereka...

Topics

Semarak Malam Legian

Puisi Suhartoko Anak muda …. Kupahatkan kesejukan di wajah kalian, di...

Lahir Lagi

LAHIR-LAGI Ranjang adalah pertapaan. Antara kelahiran- kematian. Pertarungan tanpa suara,...

MI Mulia Gelar Kegiatan Ecoprint dan Mewarnai, Tingkatkan Kreativitas Siswa

MI Muhammadiyah 5 Cangaan, yang lebih dikenal sebagai MI...

Praktik Semaphore, Siswa SD Al Islam Cerme Belajar Sambil Bermain

Siswa-siswi SD Al Islam Cerme kembali menunjukkan antusiasme mereka...

Hujan Kedua

Hujan Kedua Menggigil terus resahBerteduh tetap kuyupTerbenam raih cahaya Hujan kabarkan...

Lazismu Gresik Himpun Dana ZISKA Rp12,9 Miliar, 6.010 Jiwa Terbantu

Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gresik melaporkan capaian kinerja...
spot_img

Related Articles