BANDUNGMU.COM, Yogyakarta — Dalam mewujudkan proyek Islam berkemajuan, salah satu langkahnya ialah melakukan integrasi ilmu pengetahuan dan agama.
Menurut Ketua PP Muhammadiyah Agung Danarto, integrasi ilmu pengetahuan dan agama bukanlah ayatisasi. Maksudnya, integrasi dengan cara justifikasi temuan-temuan sains kontemporer dengan dalil-dalil agama.
Menurut Agung, Islam membagi ayat terbagi dua, yaitu qauliyah dan kauniyah. Ayat qauliyah adalah ilmu-ilmu Allah SWT dalam bentuk wahyu-Nya yang terdapat dalam Al-Quran.
Sementara itu, ayat kauniyah ialah ilmu Allah SWT yang berupa alam semesta dengan seluruh hukum yang menyertainya. Antara qauliyah dengan kauniyah dapat diintegrasikan untuk membangun peradaban yang membawa rahmat bagi segenap alam.
“Ayat qauliyah biasanya memuat tata aturan etika dan moral, kemudian bisa dihubungkan dengan (ayat kauniyah) bagaimana manusia bisa optimal memanfaatkan alam semesta untuk menciptakan rahmat,” tutur Agung dalam Pengajian Ramadhan 1444 H Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada Selasa (04/04/2023).
Menurut Agung, jika menggunakan pendekatan bayani, suatu penelitian diawali dengan teks, terutama teks Al-Quran. Namun, jika menggunakan pendekatan burhani, dapat diawali dengan fenomena yang terhampar dalam alam semesta.
Jika kedua pendekatan ini diintegrasikan dapat menciptakan ilmu pengetahuan yang memiliki tata aturan nilai yang sesuai dengan ajaran Islam dan membuka peluang mewujudkan rahmat bagi semesta alam.
“Kita harus terus kembangkan supaya terintegrasi antara ayat qauliyah dan kauniyah. Awal mulanya bagi burhani tidak perlu dari teks, sementara bayani mungkin bisa dari teks. Tapi antara burhani dan bayani tidak perlu saling menegasikan, mesti dilakukan secara integratif,” ucap dosen Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga ini.
Agung kemudian mendorong segenap Sivitas akademika UMY untuk melakukan riset dan penelitian yang produktif serta berkiprah aktif di masyarakat. Hal tersebut demi terwujudnya pengembangan wacana Islam berkemajuan sehingga menjadi sesuatu yang lebih realitis untuk diwujudkan.***
No comments yet.