MUHAMMADIYAH.OR.ID, SLEMAN – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syamsul Anwar menegaskan bahwa gerakan Islam Muhammadiyah berbuah gerakan dakwah amar makruf nahi mungkar dan tajdid.
“Dakwah dalam Muhammadiyah yakni mewujudkan Islam yang sebenar-benarnya. Yaitu masyarakat Islam yang berkemajuan,” jelas Syamsul dalam wisuda dan pelepasan pengabdian thalabah Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) di Kampus 1 PUTM Kaliurang pada Sabtu (24/8).
Syamsul juga mengungkapkan bahwa kata dakwah mencakup seluruh aktivitas. termasuk dakwah di pendidikan, kesehatan, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan petani, dan pengkajian agama Islam dan penyebaran ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
“Dakwah di Muhammadiyah harus selalu berinovasi dan berkreasi. Dakwahnya tidak kaku, beku, tapi harus bisa beradaptasi mengikuti perkembangan zaman. Dakwahnya berasaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah serta berasaskan akidah Islami,”jelas Syamsul.
Syamsul juga mengungkapkan bahwa tantangan dakwah ke depan semakin berat. Salah satu tantangannya adalah pembelokan arah semangat beragama. Pada akhir abad ke-20, sekularisme (pemisahan antara agama dengan segala aspek kehidupan) merajalela. Ditambah, sekarang muncul fenomena zaman destruksi, yakni zaman serba kacau dan centang-perenang.
“Dulu orang percaya Tuhan, sekarang tidak percaya lagi. Presentase ilmuwan yang tidak percaya Tuhan lebih banyak dari ilmuwan yang percaya dengan keberadaan Tuhan. Perbandingannya 40-60 persen. 40 persen percaya Tuhan dan 60 persen tidak percaya Tuhan,” ungkap Syamsul.
Syamsul berharap agar semangat beragama dapat terus dibangkitkan. “Di sinilah tugas para santri PUTM sebagai kader sekaligus ulama muda Muhammadiyah. Di mana harus berperan aktif dalam menghidupkan kembali nilai-nilai agama yang mulai luruh dari sukma kehidupan umat. Inilah tantangan yang dihadapi oleh santri PUTM di tengah transformasi zaman semakin kompleks,”pungkas Syamsul.