Kemlu RI Usulkan Tiga Strategi Bagi PCIM dalam Mengusung Misi Internasionalisasi Muhammadiyah

banner 468x60

MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA – Dunia kian dihadapkan pada multi-krisis yang terus bertambah. Setelah disrupsi digital datang, pandemi memukul. Lalu datang pula konflik Ukraina-Russia yang mengakibatkan fragmentasi global di bidang ekonomi, politik, dan keamanan. Melihat situasi ini, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia berharap peningkatan peran dari Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) dalam mengantisipasi krisis global.

“Arah pengembangan ke depan, PCIM harus mampu menjawab keresahan dunia dengan mampu mendorong kerja sama global. Saya kira ini tidak sulit karena nilai-nilai persahabatan, persaudaraan dan kolaborasi dan kerjasama adalah DNA-nya PCIM,” ungkap Direktorat Diplomasi Publik Kemlu RI, Yusron B. Ambary.

Pada forum Seminar Pra Muktamar di UMS, Selasa (31/5), dirinya lantas mengusulkan tiga strategi bagi PCIM agar mampu memajukan agenda internasionalisasi Muhammadiyah sekaligus memaksimalkan peran sebagai non-state actor yang membantu tugas-tugas diplomasi Republik Indonesia di luar negeri.

Usulan pertama adalah PCIM didorong aktif melakukan proses transformasi digital global. Sebagaimana diketahui, pandemi mengakibatkan pendidikan hanya mampu diakses oleh 50 persen pelajar di seluruh dunia dan 30 persen pelajar dari negara miskin.

Langkah-langkah berkemajuan seperti yang telah dilakukan Muhammadiyah dengan KBRI Korsel melalui program Edutabmu hingga konsistensi PCIM Taiwan dalam membantu para pekerja migran asal Indonesia di Taiwan lewat literasi isu setempat secara digital diharapkan dicontoh dan dijalankan oleh seluruh PCIM yang ada.

Kedua, Kemlu mengusulkan digarapnya program pemberdayaan perempuan dan generasi muda oleh setiap PCIM. Misalnya dengan menggarap workshop, panel diskusi, dan lain sebagainya yang mengangkat tema itu baik di tingkat teoritis hingga praktis. Ketiga, Kemlu berpesan agar PCIM senantiasa menghormati local wisdom atau kearifan lokal negara setempat.

Penghormatan itu dinilai akan menjadi faktor kunci yang mempemulus jalan PCIM dalam berbagai agenda positifnya sebagaimana yang telah terjadi di PCIM Australia. Terakhir, Yusron menyatakan kesiapan Kemlu dalam meningkatkan kerja sama dengan PCIM melalui KBRI dan jaringan 131 perwakilan Indonesia di luar negeri.

“Silahkan lanjutkan kolaborasi yang ada. Kami dengan tangan terbuka tetap akan menegakkannya. Kami di Direktorat Diplomasi Publik punya unit diaspora pemberdayaan masyarakat Indonesia di luar negeri. Tadi saya sudah bahas rencana ke depan bagaimana kita bisa memberdayakan masyarakat Indonesia di luar negeri. Semoga ini bisa menjadi tawaran kami untuk kerja sama dengan PCIM untuk menggarap program terkait hal tersebut,” pungkasnya. (afn)

sumber berita ini dari muhammadiyah.or.id

Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *