MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Dewan Pengarah Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Rahmawati Husein mengatakan bahwa kelahiran Muhammadiyah memiliki tujuan kemanusiaan yang luhur. Pandangan ini merupakan antitesis terhadap pendapat yang menyatakan bahwa salah satu tujuan didirikannya Muhammadiyah adalah untuk melawan arus Kristenisasi.
“Tidak ada satupun pedoman resmi Muhammadiyah yang menyebutkan hal tersebut sebagai tujuannya. Sebaliknya, Muhammadiyah berdiri dengan misi untuk kemanusiaan,” ucap Rahmawati dalam diskusi buku Kajian Dunia Barat dan Islam: Visi Ulang Kemanusiaan Universal karya Sudibyo Markus, yang berlangsung di Kantor PP Muhammadiyah, Jalan Cikditiro, Yogyakarta, pada Senin (01/07).
Muhammadiyah perlu melakukan visi ulang terhadap agama yang menggerakkan, di mana rekonsiliasi antara Kristen dan Islam dapat menjadikan nilai-nilai agama sebagai dasar untuk menciptakan gerakan perdamaian dan aksi-aksi bersama yang transformasional. Konsep ini, yang dikenal sebagai “a common word – common world and work,” menekankan pentingnya berbagi dan berkolaborasi, bukan untuk bersaing, melainkan untuk saling melengkapi.
Dalam konteks ini, Rahmawati mengatakan bahwa hubungan antar budaya harus dieksplorasi untuk menemukan kekuatan bersama, bukan perbedaan. Dengan demikian, potensi kolaborasi antar budaya dapat dikoordinasikan untuk menyelesaikan masalah kemanusiaan global. Visi Muhammadiyah adalah bagaimana menjadikan perbedaan sebagai kekuatan bersama untuk bekerja secara profesional dalam memanusiakan manusia.
Rahmawati mengatakan bahwa keadilan, kesetaraan, dan penghargaan terhadap hak asasi manusia juga perlu dijadikan basis dalam upaya merespon berbagai ancaman kemanusiaan, seperti darurat ekologi dan tumpang tindih ketidaksetaraan. Muhammadiyah harus bekerja sama dengan para tokoh agama lainnya untuk memastikan bahwa misi kemanusiaan tetap menjadi proyek bersama yang berkelanjutan.
“Visi Muhammadiyah itu bagaimana menjadikan perbedaan menjadi kekuatan bersama untuk bagaimana bekerja profesional untuk memanusiakan manusia,” ucap Rahmawati.
Dalam era yang semakin kompleks ini, tantangan kemanusiaan semakin beragam. Darurat ekologi, seperti perubahan iklim dan bencana alam, serta ketidaksetaraan yang terus meningkat, menuntut adanya respons yang adil dan berkeadilan. Muhammadiyah, dengan landasan keadilan dan kesetaraan, dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam menjawab tantangan-tantangan tersebut.
Sebagai organisasi yang berakar kuat pada nilai-nilai Islam, Muhammadiyah perlu terus memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk komunitas agama lain, untuk memajukan misi kemanusiaan. Hanya dengan kerja sama dan sinergi yang baik, visi kemanusiaan universal dapat diwujudkan.