Breaking News
Categories
  • #muktamar muhammadiyah aisyiyah 48
  • Acara
  • Berita Organisasi
  • Berita Sekolah
  • Cerpen
  • Featured
  • Gerak
  • Kabar
  • Kegiatan Mahasiswa
  • Kegiatan Sekolah
  • Keislaman
  • Muhammadiyah News Network
  • Muhammadiyah or id
  • Palestina
  • Pendidikan dan Pelatihan
  • Politik
  • PWMU CO
  • Resensi buku
  • Srawung Sastra
  • Tarjih
  • TVMU
  • Uncategorized
  • Video
  • wawasan
  • Pembangunan di Rempang, di Papua, di Manapun Juga Harus Bertanggungjawab, Tidak Boleh Mencari Keuntungan Semata

    Sep 24 202319 Dilihat

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, SAWANGAN – Di kehidupan dunia, manusia diberi dua tugas oleh Allah Swt. Pertama untuk beribadah kepada-Nya dalam dimensi yang luas, dan kedua, menjalankan peran sebagai Khalifah (wakil Allah) untuk mengelola dan memakmurkan bumi.

    Dua peran ini menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir sepatutnya menjadi pedoman bagi setiap pemegang jabatan dalam melaksanakan kebijakan pembangunan. Lebih-lebih jika dia adalah seorang muslim. 

    “Kita diberi bumi, bumi ini dengan segala isinya harus kita bangun, kita olah. Ada hutan kita tanami dan kita olah. Ada tambang kita gali. Ada ikan di laut maupun di kolam, kita ambil. Itu anugerah Allah, tapi ingat peringatan Allah Surat Al-Baqarah ayat 11 dan Surat Al-A’raf ayat 56. Jadi bangunlah dan jangan engkau rusak,” pesannya dalam Tabligh Akbar Muhammadiyah Ranting Sawangan, Depok, Ahad (24/9).

    Surat Al-A’raf ayat 56 berisi larangan untuk berbuat kerusakan di muka bumi. Sedangkan Surat Al-Baqarah ayat 11 berisi karakter umum para pelaku kerusakan yang bersifat denial dengan berdalih bahwa perusakan yang dia lakukan adalah dalam rangka melakukan perbaikan.

    Dua ayat ini, kata Haedar adalah pedoman di dalam Islam untuk melaksanakan pembangunan secara bertanggungjawab. Sehingga jika ada masalah yang muncul, maka Islam juga menganjurkan para pelaku pembangunan itu untuk mempertanggungjawabkan dampak dari perbuatannya.

    “Maka Islam mengajarkan membangun tanpa merusak. Nah, kalau ada masalah dari pembangunan, harus ada yang bertanggungjawab. Pertama, siapa yang membangun awal dan siapa yang selanjutnya membangun, mereka harus bertanggungjawab,” jelasnya.

    “Kedua, kalau sudah jadi masalah, musyawarahkan penyelesaiannya yang terbaik, selesaikan. Jangan yang kecil dibesar-besarkan, yang besar dilupakan jadi hilang, lalu nanti muncul lagi. Kemudian masalahnya ga selesai, malah dipolitisasi, apalagi mau pemilu. Masalah tidak selesai, rakyat yang jadi korban tidak terbantu, yang membangun juga tidak muhasabah diri. Padahal coba kalau kita diberi mandat oleh rakyat atau umat, membangun atau merusak, dampaknya bukan hanya dunia, tapi juga dengan akhirat. Nah di sinilah saya yakin dengan ibadah dan fungsi kekhalifahan itu insyaAllah kita akan membangun dengan baik, juga dengan maslahah,” imbuh Haedar.

    Kepada pegiat Persyarikatan, Haedar lantas berpesan agar dua tugas utama manusia di dunia itu dilaksanakan dengan penuh seksama dalam membesarkan dakwah Muhammadiyah lewat pembangunan Amal Usaha. Haedar tidak ingin Muhammadiyah melaksanakan pembangunan tanpa bertanggungjawab.

    “Jadi tidak ada salahnya membangun. Membangun di Papua, di Depok, di Ciamis, di Rempang, di Pekanbaru, tidak ada yang salah. Yang salah adalah cara membangunnya. Hanya semata-mata mencari untung, tidak melihat dampak dari pembangunan. Tidak melihat siapa yang diuntungkan dari pembangunan. Tidak melihat lingkungan terancam apa tidak. Maka di situlah fungsi kekhalifahan, orang membangun tapi harus dengan mas’uliyah, dengan pertanggungjawaban,” tegasnya. (afn)

    Hits: 0

    sumber berita ini dari muhammadiyah.or.id

    Author

    Share to

    Written by

    muhammadiyah.or.id adalah website resmi persyarikatan Muhammadiyah. Dan dikelolah oleh PP Muhammadiyah

    Related News

    Muhammadiyah Maksimalkan Wakaf dalam Sek...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ahmad Dahlan Rais, menekankan pen...

    Muhammadiyah Proyeksikan Kemandirian Eko...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Universitas Muhammadiyah Surakarta menjadi saksi berkumpulnya sekita...

    ‘Aisyiyah Dorong Pengarusutamaan E...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) harus menjadi arus ut...

    Pendidikan Inklusif Muhammadiyah Diapres...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, KENDARI – Evangelis (Ev) Munfaridah dari Majelis Gereja Kebangunan Kalam Allah...

    Menelusuri Ragam Metode Penentuan Hukum ...

    by Aug 26 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Manhaj Tarjih Muhammadiyah dirancang untuk menjaga relevansi dan ...

    Bukan Gedungnya, Tapi Mentalitas Kolonia...

    by Aug 26 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA — Dalam wawancara yang disiarkan pada Sabtu (24/08) di acara ROSI, Kom...

    No comments yet.

    Sorry, the comment form is disabled for this page/article.
    back to top