Pengkaderan Muhammadiyah: Menjaga Eksistensi Persyarikatan Melalui Generasi Militan

banner 468x60

Oleh: Ace Somantri

BANDUNGMU.COM – Saat berjalannya waktu, eksistensi Muhammadiyah tetap terjaga dengan kekuatan pengkaderan yang sistematis. Muhammadiyah memainkan peran vital dalam membina generasi-generasi militan.

Menelusuri rentang waktu yang ditentukan, Muhammadiyah sebagai organisasi Islam terus bergerak dinamis, mengikuti alur waktu yang telah ditentukan oleh Sang Pencipta.

Seperti kehidupan makhluk hidup lainnya, manusia berkembang sesuai dengan ketentuan hak alami.

Sama halnya dengan Muhammadiyah yang, sebagai entitas sosial, menjalankan kehidupan dinamisnya dengan tujuan dan cita-cita yang sama.

Muhammadiyah, yang sudah berdiri lama, mengemban tanggung jawab untuk mewujudkan visi dan misinya.

Dalam aktivitasnya, Muhammadiyah berpegang pada prinsip “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.”

Keberhasilan organisasi ini dalam menjalankan program-program nyata untuk kesejahteraan umat Islam terbukti melalui berbagai langkah nyata di bidang pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan.

Namun, untuk menjaga keberlanjutan program-program tersebut, diperlukan peran aktif dalam pengkaderan agar eksistensi Muhamamdiyah tetap berjalan dengan baik.

Muhammadiyah memiliki sistem pengkaderan yang terstruktur, dengan tingkatan dari dasar hingga paripurna.

Baik di tingkat persyarikatan maupun otonom, pengkaderan memiliki peran penting dalam melahirkan kader militan berideologi paripurna.

Melalui pengkaderan, Muhammadiyah bertujuan membangun jiwa Islami, menciptakan pemimpin-pemimpin yang kuat dan tangguh dalam membawa misi keislaman dan kemuhammadiyahan.

Namun, evaluasi terhadap efektivitas pengkaderan perlu terus dilakukan. Terkadang indikator keberhasilan sering kali hanya diukur setelah kegiatan.

Muhammadiyah perlu mengembangkan sistem pengukuran yang mencakup dampak jangka panjang terhadap eksistensi dan keterlibatan anggota dalam organisasi.

Ada ragam tantangan yang dihadapi dalam pengkaderan Muhammadiyah. Misalnya saja bagaimana membangun pemikiran yang genuine, pembiayaan, dan penyelenggaraan sistem pengkaderan yang sesuai dengan perkembangan dunia saat ini.

Para penggerak Muhammadiyah, terutama di amal usaha Muhammadiyah (AUM), perlu meningkatkan kepedulian dan kepekaan mereka terhadap pergerakan organisasi di lingkungannya.

Autokritik perlu dilakukan secara wajar untuk memastikan kesinambungan eksistensi Muhammadiyah.

Pengkaderan yang dimulai sejak awal berdirinya organisasi ini harus terus ditingkatkan. Harapannya tentu saja bisa melahirkan generasi militan yang memelihara gerak laju Muhammadiyah.

Inspirasi dan motivasi diambil dari dinamika persyarikatan, baik yang buruk maupun baik, untuk meningkatkan militansi sebagai kader pejuang Muhammadiyah yang berkarakter.

Semoga, dengan pengkaderan yang efektif, Muhammadiyah terus menjadi pilar kuat dalam mewujudkan visi dan misinya. Amin.***



sumber berita ini dari bandungmu.com

Author