Peran Muhammadiyah di Papua, dari Transformasi Pendidikan sampai Soft Diplomasi

banner 468x60

MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Menyibak peran Muhammadiyah di Tanah Papua, Rektor Unimuda Sorong, Rustamadji ungkapkan peran Persyarikatan Muhammadiyah mampu menembus batas yang tidak biasa di Tanah Papua.

Rutamadji menuturkan, awalnya anak-anak di Papua khususnya di Pulau Arar, Sorong, Papua Barat hanya menamatkan sekolah sampai tingkat dasar. Tapi kehadiran Muhammadiyah mampu mengubah itu.

“Sekarang di pulau itu dipenuhi oleh anak-anak lulusan sekolah Muhammadiyah, dari mereka ada yang jadi tentara, polisi, perawat dan seterusnya, yang dahulunya hanya lulusan SD,” katanya pada Sabtu (16/3) dalam Pengajian Ramadan 1445 H Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Rustamadji menjelaskan, dakwah di Tanah Papua tidak bisa instan, melainkan harus berproses. Dan kehadiran Muhammadiyah di Tanah Papua diawali dengan membuat zona nyaman, itu tidak masalah. Sebab yang menjadi masalah adalah menciptakan zona terlena.

Selain dunia pendidikan, Muhammadiyah juga melakukan transformasi pada Suku Kokoda yang awalnya nomaden, kemudian oleh Muhammadiyah suku ini dibuatkan wilayah untuk menetap dan menjalani hidup lebih baik.

Tidak hanya di Pulau Arar, Muhammadiyah terus bergerak membangun Papua di Pulau Ondama. Padahal di pulau itu sebelumnya sudah ada beberapa perguruan tinggi yang gagal berdiri di sana, tapi tidak dengan Unimuda Sorong.

“Besok ini pada tanggal 23 saya akan ke Pulau Ondama untuk meyudisium calon guru SD,” katanya.

Hadirnya Unimuda Sorong di Pulau Ondama mendapat sambutan menggembirakan dari masyarakat lokal. Bahkan ujian yang dilakukan tidak di ruang kelas, tapi di pinggir pantai sembari menikmati snek Ikan Tenggiri bakar dan goreng.

“Kampus kami ini 70 persen lebih anak Papua yang Kristen. Sebenarnya Muhammadiyah ini memiliki peluang lebih besar kepada orang Kristen,” ungkapnya.

Rustamadji menuturkan, terdapat banyak kesamaan secara fisik antara Muhammadiyah dengan Nasrani di Tanah Papua, seperti ketika beribadah tidak pakai sarung dan kopia, mimbar khutbahnya sama, sampai dengan kesamaan adanya larangan merokok.

Selain karena dikenal sebagai kampus toleran, Unimuda Sorong juga menjadi kampus dengan peminat yang besar berkat dukunhan dari keindahan alam Papua yang mudah diakses dari Unimuda Sorong.

Bahkan melalui pendekatan pendidikan yang diselenggarakan oleh Muhammadiyah dapat menjadi soft diplomasi antara Indonesia dengan Papua Nugini (PNG).

Soft diplomasi itu sebagai cara membangun diplomasi yang harmonis Indonesian dengan PNG, sebab diingatakan warga negara PNG, Indonesia adalah negara penindas.

sumber berita ini dari muhammadiyah.or.id

Author