MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Membuka tahun 2024, Indonesia mengalami sederet bencana alam. Dikutip dari Data Informasi Bencana Indonesia (DIBI) terdapat sekurangnya delapan bencana alam mulai dari gempa bumi, banjir, sampai tanah longsor.
Terkait dengan datangnya berbagai bencana alam tersebut, Ketua Lembaga Resiliensi Bencana (LRB) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Budi Setiawan mengimbau untuk menggalang semangat kolaborasi dan kerja sama dengan pihak manapun.
“Untuk membantu saudara-saudara kita yang mengalami musibah, dan peningkatan kapasitas relawan harus kita tingkatkan,” kata Budi Setiawan dalam keterangan pers yang diterima redaksi pada pada Senin (1/1).
Budi menyatakan, bahwa sebagai negara dengan potensi bencana alam dan bencana lain yang besar, relawan di Indonesia harus terus meningkatkan kapasitas. Selain itu, dia juga berpesan supaya relawan dalam memberikan pelayanan yang tulus dan ikhlas.
Dari rilis data DIBI yang tercatat beberapa bencana alam yang terjadi, seperti puting beliung di Kabupaten Cilacap pada 2 Januari 2024, selanjutnya disusul tanah longsor di Kabupaten Tapanuli Selatan pada 3 Januari 2024, pada waktu yang sama juga terjadi banjir di Tapanuli Selatan, tanah longsor di Kota Semarang, dan banjir di Mandailing Natal.
Dikutip dari sumber data yang sama sepanjang tahun 2023, kebakaran hutan dan lahan menjadi bencana yang paling banyak terjadi sejumlah 1792 kali, disusul tanah longsor 409 kali, banjir 343 kali, lalu puting beliung sebanyak 315 kali. Mayoritas bencana tersebut terjadi di Pulau Jawa, kemudian Sumatra, Sulawesi.
Visits: 0