MUHAMMADIYAH.OR.ID, LAMONGAN – Melihat relasi yang dibangun antara Indonesia dengan negara-negara di dunia saat ini, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menyebut bahwa Indonesia belum menjadi negara yang maju.
Menurutnya Indonesia saat ini masih berposisi sebagai negara menengah jika dibandingkan dengan Tiongkok, bahkan jika dibandingkan dengan Thailand, Indonesia masih mengalami ketertinggalan.
“Jadi jangan berdiri di posisi yang aman dan nyaman. Baik kita persyarikatan, maupun kita umat Islam, bahkan bangsa Indonesia,” ungkap Haedar pada Rabu (17/1) di acara Peresmian Masjid Asy Syifa Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan.
Melihat peta potensi yang dimiliki oleh Indonesia, dan umat Islamnya. Haedar mengatakan yang mesti dibangun saat ini adalah ekonomi. Khususnya bagi umat Islam di Indonesia, salah satu kelemahan yang menonjol adalah ekonomi.
Potensi ekonomi dari zakat umat Islam di Indonesia yang cukup besar masih belum diserap dan dikelola secara maksimal. Dalam urusan zakat ini, Haedar memandang dalam konteks umat Islam di Indonesia ini masih lebih banyak mustahik ketimbang muzakki.
Menaikkan ambang ekonomi bangsa Indonesia, kata Haedar, maka peradaban Islam baru akan maju, politiknya juga akan maju. Dari situ, dapat disimpulkan bahwa gerakan membangun ekonomi ini mendesak untuk direalisasikan.
Gerakan filantropi Islam di Indonesia dalam pandangan Haedar masih ditemukan dikotomis. Dia mencontohkan, pengumpulan donasi untuk Palestina lebih besar jika dibandingkan dengan donasi atau infak untuk dunia pendidikan.
“Betul, bahwa kita membela yang ditindas itu wajib. Tapi sama wajibnya juga kita dengan membangun investasi untuk sumber daya manusia ke depan. Berarti perlu mengubah kesadaran baru kita tentang keberislaman,” katanya.
Sebab mencegah kemungkaran harus setara dengan mengajak kebaikan yang konstruktif.
Visits: 0
No comments yet.