Prinsip-Prinsip Dibentuknya Syariat Islam | PWMU.CO

Hudzaifaturrohman dalam ceramah tarawih di Masjid at-Takwa Spemdalas (istimewa/PWMU.CO)

Prinsip-Prinsip Dibentuknya Syariat Islam, liputan Ain Nurwindasari, kontributor PWMU.CO Gresik.

PWMU.CO – Orang yang bertakwa itu yang mampu memelihara dirinya dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik, yang mau memelihara dan mengetahui prinsip-prinsip syariah Islam (maqashidus syariah).

Demikian disampaikan oleh Hudzaifaturrohman SthI dalam ceramah shalat Tarawih yang diselenggarakan oleh Masjid at-Takwa SMP Muhammadiyah 12 GKB (Spemdalas) Gresik, Jumat (23/04/2022).

“Kita sudah memasuki malam-malam terakhir di bulan Ramadhan ini. Pertanyaan yang harus kita tanyakan kepada diri kita pribadi adalah sudah sejauh mana amalan yang kita lakukan ini. Apakah kita sudah pantas melalui bulan ramadhan ini dengan baik, sehingga ketika kita sudah terlepas dari bulan ramadhan, kita mencapai derajat insan yang muttaqin,” jelasnya mengawali ceramah tersebut.

Karena prinsip dalam berpuasa adalah mengendalikan. Yaitu mengendalikan mata, lidah, telinga, dan seluruh anggota tubuh untuk melakukan hal-hal yang baik.
“Maka puasa intinya adalah bersabar,” terangnya.

Hudzaifah mengutip ayat al-Quran bahwa pahala untuk orang bersabar sanngatlah besar: “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (az-Zumar 10)

“Dan itulah yang kita inginkan dari bulan ramadhan ini. Karena balasan yang akan diberikan Allah kita tidak tahu. Allah lah yang akan membalas puasa kita. Baik dan buruknya puasa kita yang mengetahui adalah diri kita,” jelasnya.

Menurutnya orang yang berpuasa adalah orang yang bersabar yang mampu mengendalikan hawa nafsu. Yang tujuan utamanya adalah agar menjadi orang-orang yang bertakwa.

Ia menjelaskan bahwa asal kata takwa “التقوى” berasal dari kata “وقى – يقي- وقاية” yang artinya adalah memelihara atau menjaga.

“Sama dengan tujuan puasa itu mengendalikan dan menjaga diri. Maka orang yang bertakwa itu orang yang mampu memelihara dirinya dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik, yang mau memelihara dan mengetahui prinsip-prinsip syariah Islam, atau disebut dengan maqashidus syariah,” paparnya.

Prinsip-Prinsip Maqasidus Syariah

Pengampu mata pelajaran al-Islam sekaligus pembimbing tahfidh di SMA Muhammadiyah 10 GKB ini mengingatkan bahwa orang yang bertakwa seharusnya mampu dan mengetahui apa itu prinsip-prinsip dibentuknya maqasidus syariah itu.

Pertama adalah hifdzud din yaitu memelihara agama. Ia mengutip sebuah ayat: “Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (al-Baqarah 217)
“Maka jangan sampai kita mati dalam keadaan suul khatimah atau mati dalam keadaan kafir,” ujarnya.

Kedua, hifdzul aql yaitu menjaga akal. “HP itu bisa merusak akal kita, apabila kita tidak bisa menggunakan HP itu dengan bijak. Misalnya nge-game berjam-jam. Itu bisa merusak otak kita. Kenapa kita diperintahkan untuk menuntut ilmu? Karena dengan menuntut ilmu akan menjaga akal kita,” terangnya.

Ia melanjutkan bahwa atas prinsip hifdzul aql inilah Allah mengharamkan khamr. Ia mengutip sebuah hadis: “Setiap yang memabukkan adalah khamar, dan setiap khamar adalah haram.” (HR Muslim)

“Maka orang yang bertakwa tidak akan minum-minuman keras,” ujarnya.

Baca sambungan di halaman 2: Hifdzul Mal

sumber berita by [pwmu.co]

Author

Vinkmag ad

Read Previous

AGPAII Kota Langsa Bantu Guru Pendidikan Agama

Read Next

Pesan Al Quran, Islam Akan Bangkit Jika Umatnya Memiliki Daya Literasi Tinggi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Most Popular