MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Perayaan pergantian tahun kerap kali menjadi sebuah tradisi yang banyak dilakukan oleh Sebagian besar orang, tak terkecuali umat Islam.
Umat Islam sendiri memaknai pergantian tahun sebagai tanda-tanda kekuasaan Allah. dalam surat Al Imran ayat 105, Allah berfirman: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal.”
Demikian yang disampaikan oleh Ketua Majelis Tabligh, Fathurrahman Kamal. Fathur menambahkan bahwa momen pergantian tahun baru harusnya digunakan oleh umat Islam sebagai ajang refleksi atau berbenah diri.
“Kita bermuhasabah atas diri kita kemudian juga saat ada waktu di mana kita duduk bersama kolega kita sahabat-sahabat dekat kita dan sahabat itu orang-orang yang kemudian mau secara jujur mengungkapkan keburukan-keburukan kita aib-aib kita,” ungkapnya pada Ahad (31/12).
Mengutip dari Syekh Ahmad Farid tentang tazkiyatun nafs, Fathurrahman mengatakan bahwa setiap perputaran waktu yang terjadi dalam kehidupan ini, sebenarnya umat islam sedang menghadapi banyak tantangan dalam hidupnya yang di mana itu menguji keimanan dan ketakwaannya kepada Allah.
Allah sang pembolak balik hati terus memberi cobaan kepada mereka yang merasa beriman. Sehingga orang yang beriman akan selalu merasa tidak aman dari azab-Nya.
Manusia sebagai makhluk yang fana tidak akan pernah luput berbuat dosa, sehingga untuk menyucikan jiwanya dari perbuatan maksiat dan syirik, Ia akan selalu mengharap ampunan dengan beribadah dan bertawakal hanya kepada Allah.
“Kita sebetulnya ya dari waktu ke waktu yang terus berputar dalam kehidupan ini termasuk juga pergantian tahun kita ini sebetulnya dalam posisi, sedang bertarung dengan apa yang Allah takdirkan di dalam kehidupan kita,” ujarnya.
Fathurrahman mengingatkan, umat muslim dewasa ini kerap kali mengeksploitasi dirinya sendiri atau terlalu keras terhadap diri sendiri. Seringkali terukir dalam benak manusia bahwa dirinya akan memiliki sisa waktu untuk berubah dan merefleksikan kembali kesalahannya, sehingga membuat dirinya menunda-nunda untuk bertobat.
Visits: 6