Sudahkah Kerja Kita Menjadi Ibadah?

banner 468x60

Oleh: Muhamamd Mabrudy (Kepala MAS Muhamamdiyah Al-Furqon Tasikmalaya)

BANDUNGMU.COM — Kita mengetahui bahwa tidaklah manusia diciptakan kecuali untuk beribadah kepada Allah SWT. Namun, sudahkah kita meluangkan banyak waktu kita untuk beribadah kepada Allah SWT? Ataukah kita disibukkan dengan aktivitas lain sehingga lupa dengan tujuan ibadah kita? Mari kita merenungkannya bersama-sama.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ibadah memiliki penegertian sebagai perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah SWT yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Sehingga ibadah ini bermakna sangat luas dan tidak terbatas kepada ibadah rutin seperti salat, saum, zakat, ataupun ibadah haji. Ibadah juga bisa mencakup semua pekerjaan yang dimaksudkan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya.

Sebagai manusia dewasa, kita tidak lepas dari aktivitas bekerja sebagai sarana mencari nafkah, baik pekerjaan yang sifatnya rutin maupun pekerjaannya yang sifatnya kondisional. Ketika seseorang ingin melanjutkan hidupnya maka dia harus bekerja termasuk juga orang yang sudah punya kekayaan atau aset yang banyak.

Pertanyaan yang harus menjadi renungan bagi kita bersama adalah apakah waktu yang kita gunakan untuk kerja lebih banyak dari waktu yang kita gunakan untuk ibadah kita? Ataukah kerja kita sudah menjadi bagian dari ibadah kepada Allah SWT?

Maka untuk itu mari kita renungkan kembali hadis pertama dalam Arbain Nawawi: “Sesungguhnya setiap perbuatan bergantung pada niatnya.”

Jika kita memahami hadis di atas, nilai pekerjaan kita di sisi Allah SWT sesuai dengan niat kita dalam bekerja. Ketika kita bekerja dengan tujuan mendapatkan uang saja, apa yang kita dapatkan dari pekerjaan kita hanyalah uang. Jika ketika kita bekerja untuk mendapatkan pujian atasan dan kenaikan jabatan maka itu sajalah yang kita dapatkan.

Memperbaiki niat

Apalagi pekerjaan yang sifatnya rutinitas semata serta menyita waktu yang kita punya, pergi pagi pulang sore, lembur tidak tidur. Semuanya tidak akan bermakna di sisi Allah ketika kita tidak meniatkannya untuk berada di sisi Allah.

Oleh karena itu, sebagai seorang yang memahami bahwa tujuan hidupnya adalah untuk ibadah kepada Allah, kita harus mulai memahami bagaimana kedudukan bekerja, terutama kaitannya dengan kewajiban mencari nafkah untuk keluarga di rumah.

Setelah memahami itu, niatkanlah setiap pekerjaan kita semata-mata karena kewajiban yang Allah berikan kepada kita untuk mencari nafkah.

Setelah itu, ada hal lain yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan nilai pekerjaan kita di sisi Allah yakni memahami peran pekerjaan kita terutama dalam urusan dakwah dan kemajuan Islam.

Contoh sebagai seorang guru yang memiliki pekerjaan untuk mengajar. Jika mengajar hanya diniatkan untuk mencari nafkah, pahala itu sajalah yang kita dapatkan.

Ketika kita memahmai bahwa mengajar adalah salah satu perintah Allah untuk menyampaikan ilmu, mengajar adalah perintah Allah untuk dakwah dalam kebenaran. Mengajar adalah perintah Allah untuk menyipakan kader penerus agama.

Oleh karena itu, begitu tinggi kita bisa menempatkan pekerjaan sebagai bagian ibadah kepada Allah SWT.

Bekerja adalah ibadah

Begitu pula semua pekerjaan yang lain dapat dilakukan sebagaimana contoh yang disebutkan di atas. Hakikatnya Islam adalah agama yang mengatur semua urusan.

Tidak hanya urusan ibadah secara rutin, tetapi termasuk urusan ekonomi, sosial, politik, pendidikan, dan semua bidang pekerjaan yang kita jalani.

Maka sudahkah kita meniatkan kerja kita untuk ibadah? Sudahkah kita memahami bagaimana peran pekerjaan kita dalam kehidupan beragama?

Jangan sampai waktu kita habis untuk melakukan rutinitas yang tidak bermakna di sisi Allah. Bisa jadi dua orang melakukan aktivitas sama, memiliki kesibukan yang sama, tetapi dengan niat yang berbeda, bisa menghasilkan sesuatu yang berbeda dan memiliki nilai yang berbeda pula di sisi Allah SWT.

Marilah kita terus belajar. Marilah terus memperbarui niat kerja kita.***



sumber berita ini dari bandungmu.com

Author