MUHAMMADIYAH.OR.ID, BANTUL – Meski sebagai tradisi baru, acara pengukuhan di setiap level pimpinan Muhammadiyah terpilih, menurut Ketua Umum PP Muhammadiyah harus menjadi penguatan, motivasi dan pengabdian untuk memimpin Muhammadiyah-’Aisyiyah.
Haedar pada Kamis malam (24/8) dalam agenda Pengukuhan Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) dan ‘Aisyiyah Tamantirto Utara menceritakan, bahkan di level Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah tidak mengenal tradisi pengukuhan atau pelantikan. Sebab serah terima jabatan berlangsung singkat ketika muktamar, seketika langsung bekerja – mengabdi untuk Muhammadiyah.
Disebut oleh Haedar sebagai kesempatan penguatan karena azam dari diterimanya amanah di Persyarikatan Muhammadiyah sebagai ibadah kepada Allah SWT. Oleh karena itu, pengkhidmatan di Muhammadiyah merupakan bentuk ibadah kepada Allah SWT.
Menurutnya, ibadah jika dilakukan secara berjamaah atau secara organisasi akan menjadi lebih kuat. “Kita hidup ini untuk beribadah. Beribadah itu yakni menjalankan yang menjadi perintah Allah, menjauhi segala larangannya dan menjalankan apa yang diizinkan oleh syariat,” tuturnya.
Di sisi lain, warga Muhammadiyah juga diminta untuk menyatu atau bisa bersosialisasi dengan masyarakat. Sebab, menjalin relasi yang baik dengan tetangga dan masyarakat juga bagian dari perintah syariat. Bahkan menjalin hubungan baik antara suami, istri, dan anak-anak di rumah juga bagian dari ibadah.
“Bahkan bagi kita ikhtiar mencari nafkah itu juga bernilai ibadah, memperoleh pahala dari Allah, maka berlipat ganda,” imbuhnya.
Termasuk mencari ilmu juga bagian dari ibadah, hal itu yang menurut Haedar membedakan aktivitas mencari ilmu yang dilakukan oleh seorang muslim dengan non-muslim. Lebih-lebih bagi seorang muslim yang dengan optimal dalam mencari ilmu, tentu pahalanya berlipat ganda.
Hits: 0
sumber berita ini dari muhammadiyah.or.id
muhammadiyah.or.id adalah website resmi persyarikatan Muhammadiyah. Dan dikelolah oleh PP Muhammadiyah
View all posts
No comments yet.