MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Ketua Umum PP ‘Aisyiyah, Salmah Orbayinah, mengajak para kader ‘Aisyiyah untuk dapat terus meresapi makna surat al-Ma’un yang menjadi landasan didirikannya Muhammadiyah oleh K.H. Ahmad Dahlan. Hal ini menurutnya sangat erat sekali dengan kerja-kerja nyata dakwah kesejahteraan sosial.
“Kalau kita ingat pertama kali K.H Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah berbasis surat al-Ma’un. Bagaimana K.H. Ahmad Dahlan mendorong para muridnya untuk mengimplementasikan surat al-Ma’un dengan amal nyata.” Kata Salmah dalam Rakernas Majelis Kesejahteraan Sosial (MKS) (28-30/7) di Yogyakarta.
Landasan teologis yang diletakan oleh Kiai Dahlan, kata Salmah, bukan menumpuk pada ingatan pengetahuan, melainkan diaktualisasikan dalam karya dan bentuk nyata. Al Ma’un menjadi landasan Persyarikatan Muhammadiyah memberikan pelayanan dan kebermanfaatan bagi seluruh kelompok dhuafa’-mustadháfin.
“Ini bukti nyata ‘Aisyiyah menjalankan program, tidak hanya teori tetapi berbasis bukti,” ujarnya.
Dari Teologi al-Maun, Salmah menyampaikan ada tiga pilar, yang pertama adalah healing atau pelayanan kesehatan. Kedua, schooling yaitu pelayanan kepada pendidikan. Ketiga, feeding atau pelayanan sosial dan ini semua menurutnya sudah dilakukan MKS.
“Jadi bisa dikatakan dari semua majelis yang ada di ‘Aisyiyah itu, MKS ini yang paling lengkap pelayanannya. Dari pelayanan terhadap anak, anak yang mengalami kekerasan seksual, anak yang berhadapan dengan hukum, lansia, disabilitas ini sangat lengkap dari segi pelayanan fisik, sosial dan tentunya MKS bekerjasama dengan Majelis Lembaga lainnya agar lebih komprehensif serta secara eksternal berkolaborasi dengan pemerintah.” imbuhnya.
Salmah berharap agar dari Rakernas ini dapat muncul dan ditetapkan berbagai kebijakan program pasca Muktamar yang dapat segera direalisasikan di seluruh Indonesia. “Sehingga program bisa nyata dirasakan di masyarakat dan ‘Aisyiyah harus hadir sebagai problem solver untuk bisa membantu menyelesaikan masalah-masalah yang ada,” tegasnya.
Rakernas yang mengangkat tema “Pemimpin Berkemajuan, Mustadh’afin Berdaya.” Diikuti oleh 67 peserta utusan dari 29 Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah MKS seluruh Indonesia. Abidah Muflihati, Ketua MKS PP ‘Aisyiyah menyampaikan bahwa tema ini diangkat agar semangat berkemajuan dan semangat memberdayakan mustadh’afin dapat tertanam dan terinternalisasi dalam Pimpinan Wilayah MKS seluruh Indonesia yang nantinya bisa dilanjutkan ke seluruh Pimpinan MKS di berbagai level.
Selain itu menurut Abidah melalui tema ini MKS juga ingin mendorong agar semakin banyak generasi ‘Aisyiyah muda untuk bisa menguatkan MKS di berbagai level. “Dan Ahamdulillah hasil pra rakernas kemarin sudah mulai banyak ‘Aisyiyah muda yang menjadi penggerak di MKS.”
Lebih lanjut terkait pendampingan Mustadh’afin, Abidah juga menekankan agar MKS di seluruh Indonesia dapat menguatkan sisi advokasi kebijakan serta pemberdayaan. “Fakta bahwa pelayan pendampingan masih besar konsep charity-nya. Kami ingin mendorong juga untuk diperkuat dalam hal advokasi kebijakan dan pemberdayaan mustadhafin,” tegas Abidah.
Penguatan pemberdayaan ini disebut Abidah nantinya diharapkan dapat membangun kemandirian dhuafa mustadh’afin. Di mana kemandirian ini disebut bisa ditandai dengan suatu ciri yakni mengubah dhuafa mustadh’afin yang sebelumnya penerima zakat menjadi mampu memberi zakat. “Yang tadinya dilayani menjadi mampu melayani,” tandasnya.
Hits: 0