Breaking News
Categories
  • #muktamar muhammadiyah aisyiyah 48
  • Acara
  • Berita Organisasi
  • Berita Sekolah
  • Cerpen
  • Featured
  • Gerak
  • Kabar
  • Kegiatan Mahasiswa
  • Kegiatan Sekolah
  • Keislaman
  • Muhammadiyah News Network
  • Muhammadiyah or id
  • Palestina
  • Pendidikan dan Pelatihan
  • Politik
  • PWMU CO
  • Resensi buku
  • Srawung Sastra
  • Tarjih
  • TVMU
  • Uncategorized
  • Video
  • wawasan
  • Tiga Arti Penting Pekalongan Bagi Muhammadiyah

    Feb 23 202429 Dilihat

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, PEKALONGAN— Pekalongan menjadi tuan rumah perhelatan akbar Musyawarah Nasional (Munas) Tarjih ke-23. Dalam acara pembukaan Munas Tarjih di Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongn pada Jumat (23/02), Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyoroti tiga makna penting yang mengikat kota ini dengan pergerakan keagamaan dan politik Islam di Indonesia.

    Pertama, tahun 1921 menjadi penanda penting ketika Pekalongan menjadi saksi dari Rapat Umum Muhammadiyah. Acara ini dihadiri oleh dua tokoh monumental dalam pergerakan nasional, HOS Cokroaminoto dan KH. Ahmad Dahlan. Dalam pertemuan tersebut, Cokroaminoto mengulas isu politik melawan penjajah Belanda, sementara KH. Ahmad Dahlan menyampaikan wawasan keagamaan yang menyejukkan dan jernih. Jejak ini menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah Pekalongan dan Muhammadiyah.

    Kemudian, pada tahun 1922, Muhammadiyah cabang Pekajangan lahir, setahun tahun sebelum KH. Ahmad Dahlan wafat. Meskipun awalnya dihadapkan dengan resistensi dari tokoh setempat, namun setelah mendengarkan ceramah inspiratif Sang Pencerah di Yogyakarta, mereka malah beralih mendukung gerakan Muhammadiyah. Kisah ini menggambarkan bagaimana pemikiran Kiai Dahlan mampu mengubah sikap dan pandangan, memicu pendirian Muhammadiyah di Pekajangan pada tahun 1922.

    “Awalnya seorang tokoh asal Pekajangan menentang bahkan hendak melakukan rejection terhadap Muhammadiyah tapi setelah ke Yogyakarta malah hanyut dalam pemikiran Kiai Dahlan dan pulang ke Pekajangan mendirikan Muhammadiyah tahun 1922,” ucap Haedar.

    Terakhir, pada tahun 1927, Pekalongan menjadi tuan rumah Kongres Muhammadiyah ke-16. Dari kongres ini, lahirlah Majelis Tarjih, sebuah lembaga internal di Muhammadiyah yang fokus pada pembahasan isu-isu keagamaan. Tonggak ini memberikan fondasi kuat untuk membahas dan meresolusi masalah-masalah keagamaan dalam lingkup organisasi, menjadikan Pekalongan pusat penting untuk perjalanan pemikiran dan keputusan Muhammadiyah.

    Haedar menyatakan bahwa ketiga peristiwa ini bukan hanya sebagai kenangan historis semata, melainkan menjadi sumber inspirasi bagi peserta Munas saat ini. Mereka diharapkan dapat mengambil hikmah dari jejak-jejak tersebut untuk mencapai keputusan-keputusan yang jernih dan berharga dalam mengarahkan perjalanan Muhammadiyah di masa depan.

    “Tiga tonggak penting ini tentu menjadi inspirasi sekaligus pendorong bagi para peserta Munas hari ini untuk bagaimana menghasilkan keputusan-keputusan yang jernih, rajih,” ucap Haedar.

    sumber berita ini dari muhammadiyah.or.id

    Author

    Share to

    Written by

    muhammadiyah.or.id adalah website resmi persyarikatan Muhammadiyah. Dan dikelolah oleh PP Muhammadiyah

    Related News

    Muhammadiyah Maksimalkan Wakaf dalam Sek...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ahmad Dahlan Rais, menekankan pen...

    Muhammadiyah Proyeksikan Kemandirian Eko...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Universitas Muhammadiyah Surakarta menjadi saksi berkumpulnya sekita...

    ‘Aisyiyah Dorong Pengarusutamaan E...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) harus menjadi arus ut...

    Pendidikan Inklusif Muhammadiyah Diapres...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, KENDARI – Evangelis (Ev) Munfaridah dari Majelis Gereja Kebangunan Kalam Allah...

    Menelusuri Ragam Metode Penentuan Hukum ...

    by Aug 26 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Manhaj Tarjih Muhammadiyah dirancang untuk menjaga relevansi dan ...

    Bukan Gedungnya, Tapi Mentalitas Kolonia...

    by Aug 26 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA — Dalam wawancara yang disiarkan pada Sabtu (24/08) di acara ROSI, Kom...

    No comments yet.

    Sorry, the comment form is disabled for this page/article.
    back to top