MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir mendorong dunia perbankan untuk implementasikan tujuan sesuai amanat konstitusi yaitu meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak.
Hal itu disampaikan oleh Haedar Nashir pada Selasa (2/7) di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta dalam agenda Penandatangan Nota Kesepahaman antara PP Muhammadiyah dengan PT. Bank BCA Syariah.
Terkait dengan kerja sama yang dibangun antara PP Muhammadiyah dengan PT. Bank BCA Syariah, Haedar menuturkan, bahwa kerja sama ini sudah dijalani sejak lama. Kerja sama ini diharapkan dapat membantu perbankan untuk melaksanakan tujuan sesuai dengan konstitusi.
“Dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat, Muhammadiyah dengan gerak sosial, pendidikan, kesehatan, ekonomi, pemberdayaan masyarakat, dan dakwah itu tujuannya untuk menjadikan masyarakat menjadi yang terbaik,” katanya.
Muhammadiyah membuka diri dengan pihak manapun untuk bekerja sama dalam meningkatkan kesejahteraan dan menjadikan rakyat maju. Termasuk kerja sama dengan berbagai bank syariah dengan prinsip menjaga amanah, diharapkan meningkatkan produktivitas masyarakat.
Lebih khusus Haedar menyoroti keberpihakan perbankan terhadap UMKM, sebab di lini ekonomi ini rakyat mayoritas menumpukan hidup. Muhammadiyah memiliki keberpihakan nyata terhadap kelompok UMKM, dan itu menurutnya tidak bisa dilakukan sepihak – melainkan dibutuhkan kerja sama dengan swasta maupun pemerintah.
“Muhammadiyah ingin kita semakin menunjukkan, membuktikan, mampu mengelola bangsa ini dan rakyat dengan good government, dengan prinsip-prinsip profesional, moralitas elit dan warga bangsa, agar Indonesia bisa dibangun dengan pengkhidmatan,” imbuhnya.
Saat ini Indonesia masih memiliki berbagai tantangan, khususnya untuk memberikan keadilan sosial bagi rakyat Indonesia, rendahnya pendidikan, susahnya akses kesehatan, daya saing bangsa yang masih rendah, maka penting terus bekerja sama untuk membangun bangsa dan negara Indonesia.
“Dalam Al Qur’an itu bekerja sama lah dalam kebaikan dan ketakwaan. Muhammadiyah itu sudah banyak menjalin kerja sama bahkan sejak sebelum Indonesia merdeka, baik dengan pemerintahan, agama, dan berbagai golongan yang berbeda sekalipun,” katanya.
Sementara itu, menyikapi isu yang berkembang terkait dengan kebijakan Muhammadiyah. Haedar Nashir menegaskan, Muhammadiyah tetap berjalan secara rasional dan paling utama menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan diri, maupun golongan.