Benteng Salahuddin Al Ayyubi di Kota Tua Kairo Mesir

banner 468x60

Jelajah Bumi Para Rasul dan Nabi (2)

Benteng Salahuddin Al Ayyubi di Kota Tua Kairo Mesir

Catatan : Syaiful Hadi JL, Jurnalis InfoMu.co

Setelah makan siang di satu resto Selina di Kota Kairo yang cukup dingin kami melanjutkan perjalanan melihat satu situs sejarah kota tua Mesir, benteng yang dibangun Salahuddin Al Ayyubi. Benteng yang kokoh itu masih berdiri dengan gagah. Benteng  yang merupakan susunan batu granit tebal itu memberikan gambaran betapa kuatnya  Salahuddin Al Ayyubi membangun pertahanan dari serangan musuh.

Dengan berjalan kaki, jamaah Almerah Plaza bersama dua tour leader : Mitha Hayati Tanjung dan Ustadz Irwan Syahputra mengelilingi benteng itu kemudian  kami melakukan salat dzuhur dan ashar di masjid Muhammad Ali Pasha.

Benteng Salahuddin Al Ayyubi merupakan benteng yang dibangun oleh Salahuddin Al Ayyubi di masa pemerintahan Dinasti Ayyubiyah. Benteng yang dibangun pada 1183 Masehi itu berfungsi untuk melindungi Kota Kairo Mesir dari serangan Tentara Salib.

Benteng yang dibangun antara 1176-1183 ini merupakan benteng yang dibangun oleh panglima Salahuddin Al-Ayyubi untuk membentengi kota Kairo dari serangan-serangan luar, khususnya di masa Perang Salib.

Dengan pertahanan lapis tiganya, Benteng Salahuddin merupakan benteng termaju pada zamannya ditambah dengan arsitektur yang dibangun dengan batu marmer dan granit. Benteng tersebut juga memiliki gerbang yang megah dengan menara kokoh menjulang ke langit.

Jika pasukan musuh sudah datang dari kejauhan, benteng memiliki pertahanan jarak jauh menggunakan meriam dan panah yang dilakukan lewat menara-menara benteng yang dibangun dengan jarak seratus meter. Apabila pasukan musuh berhasil menembus dinding benteng, mereka akan disambut ruang terbuka yang akan menjadi sasaran pasukan Shalahuddin yang bersiap di atas benteng. Lalu musuh akan melewati lorong-lorong bercabang sepanjang 2.100 meter yang berfungsi untuk membingungkan musuh.

Dinasti Ayubiyah adalah salah satu kerajaan yang didirikan oleh Salahudin al-Ayubi, seorang tokoh Kurdi yang berkebangsaan Suriah. Bersama Shirkuh, ia menaklukan Mesir untuk Raja Zengiyyah Nuruddin dari Damaskus pada 1169.  Selama berkuasa pada abad ke-12 dan ke-13, dinasti ini memiliki daerah kekuasaan yang cukup luas meliputi Mesir, Suriah, Yaman (kecuali Pegunungan Utara), Diyar Bakr, Makkah, Hijaz, dan Irak utara.

Salah satu prestasi terbesar yang pernah ditorehkan dinasti ini adalah memukul mundur dan membuat malu tentara Salib dalam Perang Hattin, yang bertujuan menaklukkan dan mengambil alih Baitul Maqdis dari tangan tentara Salib. Peristiwa itu terjadi pada 1187.

Salahudin wafat pada 1193, dan perlahan laju kerajaan semakin melemah. Dinasti ini berakhir, setelah pada 1250 Turanshah, Sultan Ayubiyah terakhir terbunuh oleh budak Mamluk Aibeknya.

Selama berkuasa, Dinasti ini memiliki armada dan benteng yang sangat kuat. Dinasti Ayubiyah mendirikan sejumlah benteng kokoh di sejumlah daerah yang pernah menjadi kekuasaannya.

Benteng ini telah menjadi saksi sejarah panjang Mesir. Kini terdapat dua museum di Benteng Salahuddin. Museum Permata (Qashrul Jawharah) yang berisi perhiasan raja-raja Mesir, diantaranya singgasana Raja Farouk, dan Museum Polisi (Mathaf As-Syurthah) yang terdiri dari 6 bagian, diantaranya ruangan yang memamerkan senjata-senjata yang pernah dipakai polisi Mesir sepanjang sejarahnya, ruangan dokumen-dokumen penting semenjak masa pemerintahan Muhammad Ali Pasha hingga kini, dan ruangan-ruangan lainnya.

Qal’at, Bertengger di Puncak Kairo

Salahudin mendirikan benteng ini antara 1176 dan 1183 M, beberapa tahun setelah mengalahkan Dinasti Fatimiyah. Pendiriannya dimaksudkan untuk membendung dan melindungi Mesir dari tentara Salib.

Seusai merampungkan benteng, ia membangun dinding yang mengelilingi dua pusat kota ketika itu, yaitu Kairo dan Fustat. Benteng itu hingga kini masih berdiri kokoh dan berlokasi tak jauh dari pusat Kota Kairo modern.

Kami bersyukur bisa menyaksikan kebesaran Salahuddin Al-Ayyubi dan kemegahan bangunan benteng yang perkasa. Mata kami nanap seakan tak puas melihat sudut demi sudut benteng itu. Sungguh, Salahuddin Al Ayyubi adalah pemimpinan besar dengan segudang prestasi.

Kemudian kami meneruskan perjalanan di Benteng Salahuddin Al Ayyubi itu menuju Masjid Muhammad Ali Pasha untuk melaksanakan salat.( bersambung )

 

sumber berita dari infomu.co

Author