Muhammadiyah • Jan 24 2023 • 36 Dilihat
MUHAMMADIYAH.OR.ID, MEDAN—Kalender Islam merupakan penanda hari yang diajarkan agama Islam dan berbasis lunar: perjalanan bulan mengelilingi bumi. Syamsul Anwar mengatakan bahwa kalender Islam memiliki dua macam yaitu global dan lokal. Kalender Islam lokal merupakan aturan penanggalan yang bersifat parsial-lokal seperti kalender yang dikeluarkan Kemenag, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan lain-lain. Kalender versi ini sangat potensial melahirkan perbedaan penanggalan terutama di bulan Ramadan, Syawal, dan Zulhijah.
Sementara Kalender Islam Global memiliki dua macam yaitu kalender global zonal, dan kalender global tunggal. Kalender global zonal berarti kalender yang membagi dunia tempat berlaku kalender menjadi beberapa zona. Misalnya, Nidlal Qassum menawarkan Kalender Islam Global dengan konsep qaudro-zonal, Mohammad Ilyas menawarkan konsep trizonal, dan Mohammad Syaukat ‘Audah mengenalkan konsep dwizonal. Ketiga konsep Kalender Islam ini nampaknya masih memperlihatkan pembagian wilayah penanggalan yang memungkinkan adanya perbedaan matlak.
Kalender Islam Global Tunggal (bukan zonal) merupakan kalender yang memiliki prinsip satu hari satu tanggal di seluruh dunia. Konsep ini ditawarkan Jamaluddin Abd ar-Raziq yang kemudian menjadi kesepakatan para ulama dalam Kongres di Istanbul tahun 2016. Bagi Syamsul, konsepsi yang ditawarkan Abd ar-Raziq ini merupakan satu bentuk yang jelas dari Kalender Islam Global dengan prinsip satu hari satu tanggal di seluruh dunia.
“Kalender Global adalah kalender yang lintas kawasan, tapi kalender global itu ada yang global dan ada yang zonal, zonal itu yang membagi-bagi dunia ini menjadi beberapa zona, sedangkan Kalender Islam Global Tunggal (KIGT) adalah kalender Islam Global dengan prinsip satu hari satu tanggal diseluruh dunia,” jelas Syamsul dalam seminar yang diselenggarakan Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (OIF UMSU) pada Sabtu (21/01),
Menurut Syamsul, arti penting kehadiran Kalender Islam Global Tunggal ini disebabkan karena umat Islam di abad sekarang hidup dalam suatu dunia global yang sudah menyatu. Menjadi suatu keanehan bila umat Islam masih hidup dalam kondisi yang tidak dapat menyatukan sistem tata waktu dalam bentuk kalender unikatif.
Pentingnya gagasan Kalender Islam Global ini ditopang beberapa alasan, salah satunya: Hari Arafah. Absennya Kalender Islam Global dalam menentukan waktu ibadah di seluruh dunia, maka puasa Arafah seringkali jatuh pada hari yang berbeda dengan hari wukufnya hujjaj di Mekah. Jatuhnya tanggal 9 Zulhijjah di beberapa belahan bumi, terutama negara-negara Islam, seringkali tidak sama dengan 9 Zulhijjah di tanah suci.
Selain Hari Arafah, Kalender Islam Global diperlukan agar umat Islam sedunia dapat melakukan selebrasi keagamaan secara serempak menyambut momen-momen penting seperti Idul Fitri, Idul Adha, dan puasa Ramadan. Kehadiran Kalender Islam Global akan semakin menguatkan Islam sebagai ummah wahidah alias umat yang satu padu (QS. Al Mu’minun: 52 dan Al Anbiya: 92).
Hits: 21
sumber berita ini dari muhammadiyah.or.id
muhammadiyah.or.id adalah website resmi persyarikatan Muhammadiyah. Dan dikelolah oleh PP Muhammadiyah
View all postsmuhammadiyah.or.id adalah website resmi persyarikatan Muhammadiyah. Dan dikelolah oleh PP Muhammadiyah
MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ahmad Dahlan Rais, menekankan pen...
MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Universitas Muhammadiyah Surakarta menjadi saksi berkumpulnya sekita...
MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) harus menjadi arus ut...
MUHAMMADIYAH.OR.ID, KENDARI – Evangelis (Ev) Munfaridah dari Majelis Gereja Kebangunan Kalam Allah...
MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Manhaj Tarjih Muhammadiyah dirancang untuk menjaga relevansi dan ...
MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA — Dalam wawancara yang disiarkan pada Sabtu (24/08) di acara ROSI, Kom...
No comments yet.