MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Sejak berdiri tahun 1912, Muhammadiyah telah berkembang ke berbagai wilayah Indonesia. Tidak hanya di ruang lingkup Jawa dan Sumatera, namun juga menyentuh Papua. Bukan hanya eksis tapi juga turut berkontribusi nyata dalam meningkatkan mutu pendidikan. Terbukti dengan adanya Universitas Muhammadiyah Sorong, dan Universitas Muhammadiyah Papua.
“Alhamdulilah Muhammadiyah di Papua bergerak maju dari waktu ke waktu,” tegas Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Papua Andi Rahman Nonsy di sela-sela Sidang Tanwir Pra Muktamar pada Jumat (18/11) di Auditorium Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Andi hadir dalam proses Sidang Tanwir di Surakarta. Ia terbang dari Papua bersama 96 orang lainnya. Mereka berasal dari ragam Pimpinan Daerah Muhammadiyah di Papua yang ingin ikut serta merasakan kemeriahan Muktamar Muhammadiyah-‘Aisyiyah. Selain Andi, lima orang di antaranya menjadi anggota aktif Sidang Tanwir.
Selain itu, Andi juga berharap dengan adanya Sidang Tanwir ini melahirkan kolaborasi yang konstruktif antara golongan tua dan golongan muda. Sinergi keduanya begitu dibutuhkan agar Muhammadiyah bukan hanya tetap pada jalur yang tepat sebagai gerakan Islam, sekaligus mampu melahirkan ide-ide segar yang membawa rahmat bagi semesta alam.
Ia juga berharap hasil dari sidang permusyawaratan tertinggi setelah Muktamar ini melahirkan komposisi pimpinan Muhammadiyah yang beragam. Tidak hanya dari kalangan aktivis dan akademisi, tapi juga dari kalangan wirausahawan, pengusaha, muballigh dan lain-lain. Kondisi ini memungkinkan Persyarikatan dapat semakin memperluas radius dakwah Islam Berkemajuan, tidak hanya di kalangan masyarakat kota, tapi juga di desa-desa.
“Harapan kami adanya kolaborasi pemimpin dari kelompok tua dan kelompok muda serta ada unsur birokrat, akademisi, dan yang bertalen kewirausahaan. Berhikmat juga pada wirausaha, politik kebangsaan, dan politik kekuasaan,” tegas Andi.