Monday, September 16, 2024
31 C
Gresik

Kedamaian Tak Sama dengan Tidak Perang, Berikut Penjelasannya!

MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah selenggarakan diskusi Ngaji Berkat dengan tema “Penguatan Human Security melalui Pemberdayaan Masyarakat” pada Jumat (31/5) di Gedoeng Moehammadijah, Yogyakarta.

Sebagai pemateri pada diskusi ini adalah Habib Chirzin, Dewan Pakar Lembaga Pengembangan Pesantren Muhammadiyah (LP2M) PP Muhammadiyah. Mengupas isu human security Pak Habib memaparkan, pasca Perang Dunia II manusia tetap tersandera ketakutan-ketakutan, meski sudah jarang ada perang.

“Kita ini disandera, jadi bukan karena tidak ada perang. Tapi disandera oleh ketakutan untuk saling berperang. Jadi bukan kita ini enggak pernah bebas. Jadi kita disandera tidak berperang, tapi saling mengancam,” ungkap Pak Habib.

Hematnya ancaman yang muncul itu adalah kemusnahan, sehingga negara-negara takut untuk memulai perang. Mengutip Johan Galtung, Pak Habib menjelaskan damai itu bukan tidak adanya perang – itu negative peace. Kalau positif peace itu manusia memiliki pilihan, dan berkesempatan merealisasikan diri.

Oleh karena itu, kedamaian dan pembangunan tidak hanya berkutat pada urusan-urusan keuntungan ekonomi atau hanya menambah penghasilan saja. Melainkan pembangunan harus berdampak pada memperluas pilihan-pilihan, membebaskan manusia dari ketakutan, dan bebas dari ketergantungan-ketergantungan.

Berangkat dari pemahaman itu, model dakwah yang dilakukan oleh Muhammadiyah adalah pemberdayaan. Menjadikan masyarakat berdaya – masyarakat menjadi powerfull, masyarakat dapat merealisasikan dirinya, terbebas dari ketergantungan-ketergantungan.

Membaca peta kekuatan politik global, Pak Habib mendedahkan bahwa pasca Perang Dunia II, kekuatan terbagi menjadi dua kutub atau bipolar yaitu kutub Rusia dan Amerika. Namun setelah dua kutub ini mencari, pengamat perdamaian berharap akan ada kutub-kutub lain, akan tetapi yang terjadi justru unipolar Amerika.

Situasi tersebut menjadikan di dunia sekarang jarang terjadi konflik antar negara atau interstate conflict, melainkan intrastate conflict – konflik-konflik yang terjadi justru di dalam sebuah negara. Sehingga ancaman yang dihadapi negara pasca Perang Dunia II tidak lagi ancaman militer dari negara lain.

“Sehingga dulu itu yang namanya security adalah National Security – yang dulu namanya keamanan itu yang disebut keamanan konvensional itu adalah keamanan negara, terutama menjaga perbatasan dari ancaman atau invasi negara lain,” ungkapnya.

Pemahaman tersebut menjadi alasan sebuah negara dalam menganggarkan ongkos belanja yang besar untuk keamanan militernya. Padahal besarnya anggaran militer itu akan sangat berguna di bidang lain untuk membangun keberdayaan manusia bangsa itu, sehingga tercipta human security.

Termasuk penting untuk memperkuat di sektor kesehatan – belajar dari kasus Pandemi Kovid 19. Tentu semua negara paham, bahwa virus yang menyebar ke berbagai negara itu tidak bisa ditembak dengan mortir atau roket, bahkan nuklir sekalipun.

“Ini ancaman baru yang bukan menyangkut pertahanan antar negara, tapi keamanan manusia per manusia sebagai warga negara. Jadi persoalan kita bukan bagaimana memperbesar persenjataan, tapi bagaimana keamanan kesehatan setiap pribadi kita,” tuturnya.

Melihat peta masa depan, Pak Habib menuturkan beberapa tantangan yang dihadapi tidak hanya National Security tapi lebih pada Human Security seperti menyangkut ekonomi, sosial, budaya, lingkungan hidup – air bersih, udara yang sehat, dan lain sebagainya.

sumber berita ini dari muhammadiyah.or.id

Author

Hot this week

Top! Sebanyak 6.000 Anak dan Orang Tua Meriahkan Senam Massal dan Montase di Pekalongan

BANDUNGMU.COM, Pekalongan — Sebanyak 6.000 anak PAUD Aisyiyah dari...

Pertajam Apresiasi Seni, Siswa Smala Dukun Kunjungi Pameran Tunggal

GIRIMU.COM -- Siswa SMA Muhammadiyah 5 (Smala) Dukun, Kabupaten...

MIM Sekapuk Juara 1 Pentas Seni

Girimu.com - Qobilah MI Muhammadiyah 6 (Mimsix) Sekapuk Ujungpangkah...

Topics

Pertajam Apresiasi Seni, Siswa Smala Dukun Kunjungi Pameran Tunggal

GIRIMU.COM -- Siswa SMA Muhammadiyah 5 (Smala) Dukun, Kabupaten...

MIM Sekapuk Juara 1 Pentas Seni

Girimu.com - Qobilah MI Muhammadiyah 6 (Mimsix) Sekapuk Ujungpangkah...

Dari Keputusan Organisasi, Maqasid Syariah hingga Prinsip, Syarat dan Parameter – MTT

Makassar – Seminar Nasional Sosialisasi Kalender Hijriah Global Tunggal...

Mengenal Anak dan Cucu Rasulullah SAW

BANDUNGMU.COM — Nabi Muhammad SAW tidak hanya dikenal sebagai...

Abdul Mu’ti: Kepemimpinan Sederhana Nabi Muhammad SAW Adalah Contoh Terbaik

BANDUNGMU.COM, Jakarta – Publik tengah ramai membahas model kepemimpinan...
spot_img

Related Articles