Breaking News
Categories
  • #muktamar muhammadiyah aisyiyah 48
  • Acara
  • Berita Organisasi
  • Berita Sekolah
  • Cerpen
  • Featured
  • Gerak
  • Kabar
  • Kegiatan Mahasiswa
  • Kegiatan Sekolah
  • Keislaman
  • Muhammadiyah News Network
  • Muhammadiyah or id
  • Palestina
  • Pendidikan dan Pelatihan
  • Politik
  • PWMU CO
  • Resensi buku
  • Srawung Sastra
  • Tarjih
  • TVMU
  • Uncategorized
  • Video
  • wawasan
  • Krismuha sebagai Istilah Sosiologis, Warganet Tidak Perlu Baper

    May 31 202327 Dilihat

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA – Merespon ramainya jagat maya membincangkan istilah Krismuha akronim dari Kristen/Katolik dengan Muhammadiyah, Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Fathurrahman Kamal sebut Krismuha bukan istilah teologis.

    Kepada publik dan warganet yang menyoal istilah tersebut, Fathur mengatakan bahwa Krismuha merupakan istilah sosiologis. Istilah Krismuha sama statusnya dengan istilah lain seperti Munu (Muhammadiyah-NU), Musa (Muhammadiyah-Salafi) dan seterusnya.

    “Ini identifikasi sosiologis, jadi dikiranya itu orang Kristen masuk Muhammadiyah, lalu kemudian Kebaktiannya di Masjid UMS, bukan itu yang dimaksud.” Ungkap Fathurrahman pada (31/5) dalam Seminar Nasional Risalah Islam Berkemajuan LPPIK UMS.

    Menceritakan pengalamannya ketika memberikan materi dalam acara orientasi studi di beberapa Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) kawasan timur Indonesia, Fathur menjelaskan, bahwa PTM di sana lebih banyak diisi oleh anak-anak non-muslim, bahkan mahasiswa muslimnya terkadang hanya 10 persen.

    “Itu mereka nyaman dengan Islam yang mereka dapatkan di kampus, karena tidak ada intimidasi, pemaksaan, tidak ada bully hanya karena beda kepercayaan. Mereka nyaman dengan toleransi Muhammadiyah,” tutur Fathur.

    Terkait dengan ramainya perbincangan di jagat maya tentang Krismuha, Dosen Fakultas Agama Islam UMY ini mengira itu sebagai akibat dari lemahnya literasi, yang kemudian dihadapkan dengan realitas maya yang begitu rupa. Padahal istilah Krismuha ini biasa saja dan sudah lama ada di Muhammadiyah.

    “Jadi teman-teman jangan terlalu baper dengan istilah ini. Ini istilah sosiologis, dan tidak ada kaitannya dengan teologis atau akida.” Tegasnya.

    Berkaca dari kejadian tersebut, warganet khususnya yang berafiliasi dengan Muhammadiyah supaya tidak terlalu terbawa perasaan dan menganggap Muhammadiyah telah menyelisihi khittahnya. Supaya warganet juga memperkuat literasi mereka agar tidak mudah terbawa arus perbincangan.

    Hits: 0

    sumber berita ini dari muhammadiyah.or.id

    Author

    Share to

    Written by

    muhammadiyah.or.id adalah website resmi persyarikatan Muhammadiyah. Dan dikelolah oleh PP Muhammadiyah

    Related News

    Muhammadiyah Maksimalkan Wakaf dalam Sek...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ahmad Dahlan Rais, menekankan pen...

    Muhammadiyah Proyeksikan Kemandirian Eko...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Universitas Muhammadiyah Surakarta menjadi saksi berkumpulnya sekita...

    ‘Aisyiyah Dorong Pengarusutamaan E...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) harus menjadi arus ut...

    Pendidikan Inklusif Muhammadiyah Diapres...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, KENDARI – Evangelis (Ev) Munfaridah dari Majelis Gereja Kebangunan Kalam Allah...

    Menelusuri Ragam Metode Penentuan Hukum ...

    by Aug 26 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Manhaj Tarjih Muhammadiyah dirancang untuk menjaga relevansi dan ...

    Bukan Gedungnya, Tapi Mentalitas Kolonia...

    by Aug 26 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA — Dalam wawancara yang disiarkan pada Sabtu (24/08) di acara ROSI, Kom...

    No comments yet.

    Sorry, the comment form is disabled for this page/article.
    back to top